Di ruangan yang dipenuhi dengan cahaya temaram dari lilin-lilin berukir, suasana yang senyap terasa begitu kental.
Berbagai hidangan makan malam yang mewah tersaji di atas meja panjang berlapis kain putih bersih. Hidangan khas bangsawan Eropa, mulai dari sup kental hingga daging panggang beraroma rempah, tersusun rapi bersama dengan roti segar dan berbagai jenis keju.
Gelas-gelas kristal berisi anggur merah berkilauan di bawah cahaya lilin, menambah kesan kemewahan. Dentingan suara alat makan perak yang saling beradu terdengar lembut, menciptakan simfoni halus yang mengiringi malam penuh keanggunan dan kehangatan aristokratik.
Di balik rambut hitamnya, pria itu menatap lurus ke seberang, di mana seorang wanita tengah menyendok buburnya dengan sangat elegan. Dia yang pertama kali memulai sebuah perbincangan.
"Semalam aku memimpikan sesuatu yang aneh"
"Sesuatu yang aneh, apa itu?" wajah Elizabeth terangkat, dia menangkap pupil mata hitam milik Archie.
"Mimpi yang membawaku masuk ke dalam dimensi lain, dunia yang belum pernah kudatangi sebelumnya"
"..." Elizabeth meletakkan gelas yang baru dia teguk sedikit.
"Apakah Archie bertemu dengan Dewa-Dewi?"
Archie tertegun, Elizabeth seolah menebak apa yang dia pikirkan, tapi dia yakin itu bukan hanya tebakan sederhana. "Kau pernah memimpikan hal yang sama?"
"Yah, kurasa ini berkaitan dengan sejarah keluarga ini, bukan begitu?"
"Ini tidak sesederhana itu Eli"
"Memang tidak sederhana Archie, karena takdirmu terhubung dengan kehidupan masa lalumu"
"Mungkin itu berkaitan dengan takdirmu, Archie."
"Apa maksudmu?"
"Archie, cepat ceritakan mimpimu padaku" Elizabeth langsung memotong, sebelum dia benar-benar kehilangan kendali akan dirinya.
"Bagaimana denganmu? Apa kau tidak pernah memimpikan sesuatu yang menurutmu itu bukanlah mimpi biasa?" Archie mencoba mengorek sesuatu dari Elizabeth, dia merasa wanita itu mengetahui sesuatu, dan dia tidak mau mengatakannya.
"..."
Archie sudah menduga itu, dia tahu Elizabeth tidak akan langsung menjawabnya.
"Aku tidak pernah memimpikan hal yang sama, hanya mimpi buruk biasa" Elizabeth tidak langsung mengatakan yang sebenarnya, karena dia sendiri merasa bingung, dia harus memulai dari mana. Karena semua mimpinya bermula dari kehidupan-kehidupan sebelumnya, melewati beberapa kali fase di mana dia terus berganti identitas.
"Baiklah, biar aku saja yang bercerita." Pria itu mendorong perlatan makannya, dia merasa sudah cukup kenyang dan siap untuk mengobrol selepas makan malam.
"Apa kau percaya kisah tentang Dewa Arche?"
'Ya, itu adalah dirimu, Archie'
"Itu adalah legenda yang harus dipercaya bukan?"
"Mungkin karena aku adalah keturunan Everard yang mendapatkan berkah dari Dewa Bulan, aku diberikan sedikit bocoran dari kehidupan Dewa Arche"
'Itu bukan ingatan Arche, tapi ingatanmu sendiri'
"Arche mencintai Alina, namun cintanya terhalang oleh restu semua makhluk di dunia Dewa. Hingga dia dikutuk berkali-kali bukan hanya oleh Dewa Matahari, namun juga Dewa Kegelapan"
"Dewa kegelapan?"
Elizabeth baru mendengar soal itu. Dia tidak tahu jika Dewa kegelapan juga mengutuk Arche.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry, We'll Get Divorced
Ficção HistóricaWaktuku terbatas. Hanya itu yang kutahu. Namun apa aku juga harus berakhir di penjara berkat kebencianmu? Tidak akan kubiarkan hidupku berakhir mengenaskan, aku akan melarikan diri dan mati dengan tenang setelah menceraikanmu. ©Original story by...