*Ruangan Grand Duke*
"Bagaimana dengan hasilnya? Apakah orang itu mau mengaku?"
"Dia bunuh diri."
"Apa maksudmu. Kenapa kau bisa bertindak ceroboh membiarkan satu-satunya saksi bunuh diri"
Archie meletakkan sebuah sapu tangan putih yang sudah dipenuhi darah. "Seseorang mencampurkan racun ke dalam makanannya."
Padahal Archie sudah berusaha mencegahnya bunuh diri dengan menggigit lidah, tapi siapa yang menduga jika dia akan kecolongan seperti itu.
"Mata-matanya masih belum tertangkap, aku sudah meminta Karl dan Julie bertanggung jawab atas semua pelayan di kastel."
"Yang Mulia" panggil Archie dengan tegas dan formal.
"..." Grand Duke menatap putranya dengan ekspresi bingung.
"Tolong minta maaflah pada Elizabeth."
"Kenapa, apa yang kulakukan padanya"
"Anda menjadikannya sebagai umpan untuk menangkap penjahat, dia terluka karena rencana ini."
"Apa kau mulai menggunakan perasaanmu sekarang dibandingkan logikamu sebagai penerusku?"
"Ayah, apakah Anda ingin saya menjadi seorang tiran yang memanfaatkan nyawa orang lain demi tujuan politik?"
"Pergilah. Tidak ada lagi yang ingin kutanyakan padamu."
"Kalau begitu saya permisi, saya harap mata-mata itu bisa segera tertangkap"
"..."
Archie mundur perlahan, dia pergi meninggalkan ruangan itu. Dalam keheningan Reynald menekan pelipisnya, dia menatap tumpukan berkas itu dengan enggan.
"Hah...anak itu, sejak kapan dia tumbuh dewasa."
❀❀❀
Ya?
Apa ini? Kenapa mendadak sekali.
Archie tampaknya tidak terlalu terkejut, dia masih memotong steaknya dengan elegan tanpa menoleh sedikit pun ke arah kami.
"Ayah, apakah penyerangan itu sudah direncanakan?"
"..."
"Aku tahu pasti bukan Ayah yang melakukannya" aku penasaran siapa musuh keluarga ini karena alur utamanya masih belum dimulai, apakah keluarga Morpheus, mereka berencana menyingkirkanku?
Tidak. Count tidak sebodoh itu, dia masih berpikir untuk memanfaatkanku di sini, lalu siapa? Aku memikirkan musuh-musuh yang muncul di dalam novelnya.
Ah...Edgardo?! Apakah dia sudah mulai bertindak?
"Elizabeth seperti yang kau ketahui nantinya akan ada banyak musuh yang ingin menjatuhkanmu, kau harus mulai terbiasa mulai sekarang."
"Tidak masalah Ayah, saya tidak takut."
"Untuk mengantisipasi kejadian buruk terulang lagi, aku akan menempatkan sepuluh pengawal terbaikku—"
"Tunggu Ayah, sepuluh?"
"Ada apa? Kau merasa kurang? Bagaimana dengan lima belas?"
"Ti-tidak, Ayah itu terlalu berlebihan. Cukup satu saja, sungguh satu sudah sangat cukup"
"Tidak, itu tidak cukup. Kau mungkin saja terluka seperti sebelumnya."
"Tidak, saya tidak bisa menerima itu, Ayah."
Hei, kau, yang sedang sibuk mengunyah. Kenapa hanya diam saja dan menonton. Tolong bantu aku, sorot mataku langsung tertuju pada Archie, tapi dia tampak acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry, We'll Get Divorced
Ficción históricaWaktuku terbatas. Hanya itu yang kutahu. Namun apa aku juga harus berakhir di penjara berkat kebencianmu? Tidak akan kubiarkan hidupku berakhir mengenaskan, aku akan melarikan diri dan mati dengan tenang setelah menceraikanmu. ©Original story by...