Nightmarea Pemakan Mimpi

7.2K 1K 31
                                    


"Katakan. Ada urusan apa kau menemuiku?"

Dengan sorot mata tajam dan penuh rasa ingin tahu, pria itu mengarahkan pandangannya langsung ke lawan bicaranya. Jika tidak terbiasa, mungkin lutut lawan bicaranya sudah bergetar.

"Salam Ayah—ada yang saya inginkan." Archie menuruni sifat Ayahnya, dia bicara secara lugas tanpa basa-basi.

Reynald tampak heran dengan sikap putranya baru kali ini dia berani mengatakan keinginannya langsung padanya, biasanya anak itu selalu tampak tenang, seakan tidak memiliki ambisi akan sesuatu yang ingin dia kejar.

Semuanya menjadi dingin sepeninggal Eris istrinya, sorot matanya tampak berkabut oleh ingatan masa lalu, Reynald merenungi kenangan manis bersama istrinya yang telah tiada, merasakan kehangatan pelukan dan senyum yang selalu menghiasi hari-harinya dahulu.

Tapi dia lupa, di antara ingatan itu ada sosok Archie, putranya yang juga kehilangan semua kehangatan itu. Archie masih belum lupa, pada hari ketika mereka bertiga berbincang di taman saat senja, sembari menikmati roti kering yang manis dan teh hangat.

"Apa yang kau inginkan?"

"Saya ingin memulai sebuah bisnis" Archie menegakkan kepalanya, dengan penuh keyakinan dia mengutarakan keinginannya.

Grand duke tertegun tipis, dia tidak langsung menjawabnya, memandang lurus ke depan sambil melipat tangan di dagunya.

"Apa alasannya, kenapa tiba-tiba saja kau ingin berbisnis?"

"Karena saya ingin mencoba menghasilkan sesuatu dengan hasil usaha saya sendiri"

"Apakah ada alasan lain? Ah, kau merasa anggaran yang kuberikan padamu kurang?"

Archie merasa tidak asing dengan pernyataan itu, ya, sebelumnya dia menudingkan hal yang sama pada Elizabeth. Dia tidak langsung menjawab pertanyaan yang Reynald lontarkan, Archie tampak menimbang-nimbang. Dia tidak bisa mengatakan kalau Elizabeth yang memintanya.

"Katakan. Kenapa kau ragu-ragu. Sebelumnya kau sangat membenci dunia bisnis. Bukankah kau lebih senang bertarung di arena dari pada bertarung dengan para pebisnis itu. Apa yang membuatmu berubah?"

"Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya ingin mencobanya. Saya juga membutuhkan banyak dana untuk merekrut lebih banyak prajurit, aku ingin memperkuat pertahanan militer keluarga kita. Apakah alasan ini masih kurang?"

"Hng..." Reynald menampakkan ekspresi yang serius, dia mengetuk meja kayu dengan ujung telunjuknya.

"Baiklah, katakan bisnis seperti apa yang ingin kau kerjakan?"

"Saya ingin membuka toko perhiasan." Archie langsung menyebutkan secara spesifik, "Ayah, tolong berikan saya izin untuk mengimpor bebatuan langka dari tambang milik keluarga"

"Bisnis perhiasan?" pria itu tertawa hambar, ide yang barusan Archie cetuskan benar-benar di luar dugaannya. "Sejak kapan kau mulai tertarik pada perhiasan? Lakukanlah sesuatu yang sesuai dengan kemampuanmu."

"Ayah, saya tidak akan melakukannya sendiri."

"Ya?"

Archie mengambil sesuatu dari balik pakaiannya. Sebuah kertas berisi desain yang Elizabeth buat dengan sangat detail. Dia berjalan mendekati meja kerja Reynald, kemudian menyerahkan kertas itu.

"Tolong lihatlah Ayah"

Reynald meraih kertas itu, dia membukanya dan terpana begitu melihat desain kalung yang sangat indah, itu adalah sketsa yang sangat jelas, apalagi kilauan putih di bagian liontin ruby tampak seperti aslinya, gambar itu seperti dibuat oleh perancang profesional.

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang