Lampion Harapan

2.8K 432 25
                                        

"Ah, apa Archie sungguh akan melakukan ini?" Elizabeth tidak mengira jika Archie benar-benar ikut bersamanya untuk melihat festival.

"..."

"Izin saja sudah cukup, bukankah pekerjaanmu banyak, kenapa Archie repot-repot menemaniku" Elizabeth mencoba menghindari pengawasannya.

Namun terlambat, pria muda itu sudah memasangkan jubah hitam padanya, "Apa ini"

"Apa kau ingin terlihat menonjol di sana?"

"Tidak. Tapi aku sudah memakai baju paling sederhana, dan mengikat rambutku."

"Masih menonjol." Ketusnya, Archie seakan tidak rela melihat rupa Elizabeth menjadi bahan tontonan orang.

"Archie bagaimana aku bisa melihat kalau wajahku juga ditutup." Elizabeth menyingkap tudung jubah yang menutupi hingga sebagian wajahnya.

"Eli apa kau tahu seperti apa dunia luar itu?"

'Tentu saja aku tahu, aku malah lebih tahu banyak dari pada kau anak kecil.' Elizabeth mencibir dalam hatinya.

"Apakah wujud manusia lain sangat mengerikan? Apakah mereka menggigit saat melihatku? Tidak, kan?"

"Ya. Ada makhluk yang seperti itu."

Bayangan Archie langsung tertuju pada monster yang sering dia temui di hutan, monster dengan segala jenis wujudnya mulai dari binatang hingga menyerupai manusia.

"Jika kau tidak patuh kita batalkan saja rencana untuk pergi."

Elizabeth memasang kembali jubah itu, dia kemudian mendekat ke arah kuda yang sejak tadi menunggu dengan sabar.

"Lucian?"

"Kau tahu namanya?"

Ah, tanpa sadar Elizabeth menyebutkan nama kuda itu, dia baru pertama kali menyentuhnya dari dekat. Tentu saja, nama Lucian sering disebut karena dia kuda yang hanya patuh pada dua orang, Archie dan Elleanor.

Elizabeth tidak yakin, apakah kuda itu bersedia dia naiki atau menendangnya.

"Para kesatria yang menceritakannya." jawabnya bohong, dia tidak mungkin mengatakan membacanya dari buku.

"Ada apa? Kau belum pernah menunggangi kuda sebelumnya?" dia menatap Elizabeth yang tampak ragu-ragu, padahal bukan soal itu yang dia takutkan. Memang benar, Elizabeth belum pernah menunggangi kuda seumur hidupnya, tapi dia bukan tipikal orang yang akan menyerah sebelum mencoba melakukan sesuatu.

"Bukankah Lucian selalu menolak siapa pun menungganginya kecuali Archie?"

"Apa kesatria itu juga yang bilang?"

"Ya"

"Kalau begitu cobalah, sejak tadi kau menyentuhnya apa dia menolak?"

Ah, benar, tanpa sadar sejak tadi Elizabeth menyentuh kulit tebal itu, tidak ada respons negatif dari kuda jantan itu.

"Tolong bantu aku" Elizabeth menyodorkan tangannya.

"Tunggu" Archie naik ke atas terlebih dahulu, dia kemudian menyodorkan tangannya pada Elizabeth dan menariknya naik.

Gadis kecil itu kini sudah berada di pangkuan Archie, itu pengalaman pertamanya, Elizabeth tidak menyangka salah satu keinginannya terwujud malam itu, dia pernah begitu penasaran bagaimana rasanya menunggangi kuda dan gajah, namun rasa penasaran itu belum pernah terwujud.

Hyak! Dia menarik pelananya meninggalkan gerbang belakang kastel, tidak ada siapa pun yang mengikuti mereka, tapi bukan berarti Archie melonggarkan pengawasan, di balik kegelapan prajurit bayangannya sedang mengawasi.

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang