"Bagaimana mereka bisa menyusup? Apakah pertahanan wilayah kita bisa selemah itu!" begitu mendengar informasi mengenai pemberontakan Ezekiel langsung mendatangi komandan pasukannya.
"Yang Mulia—seperti yang sudah dilaporkan, jika pasukan mereka membuat terowongan bawah tanah dan menyusup pada tengah malam melalui hutan terlarang yang dipenuhi monster."
"Sudah terlambat. Mereka berani menabuh genderang perang kuakui nyalinya cukup besar juga, bukan begitu Az?" dia menggunakan telepatinya untuk berkomunikasi dengan Azdraele.
"Tuanku, namun saat ini belum genap seribu tahun sampai bunga itu mekar, masih tersisa dua puluh hari lagi"
Ezekiel terdiam, itu adalah waktu yang dia tunggu, hari ketika alam matahari sedang berkuasa di atas tanah kegelapan, manusia menyebutnya sebagai gerhana matahari. ketika kelopak bunga Deathrooth mekar, maka dia harus membuat ritual penumbalan darah milik Acatia untuk mencapai keabadian.
"Pastikan orang itu tidak dapat mengambil Elizabeth. Az, apakah kau bisa menggunakan sedikit kekuatanmu untuk menyembunyikannya?"
"Energi mana yang saya miliki lemah, namun saya akan berusaha Tuanku" Dewa telah mengambil kekuatan naganya, karena pengkhianatan yang dia lakukan bersama Aten.
"Yang Mulia?" komandan pasukan memanggilnya dia melihat tatapan Ezekiel yang kosong.
"Ada apa? Setelah laporanmu selesai, lakukan terlebih dahulu tugas yang sebelumnya kuberikan sebelum turun ke medan perang."
"Baik Yang Mulia"
Tiba-tiba kepala pelayan datang, membawa seorang tabib. "Sudah waktunya mengganti perban Anda, Yang Mulia"
Ezekiel baru sadar, kalau luka di wajahnya masih belum mengering. Semua karena Elizabeth.
"Semua orang bisa keluar"
"Baik Yang Mulia"
"Aku harus datang ke istana secepatnya, lakukan dengan cepat."
"Baik Yang Mulia"
Tabib itu mulai membuka kasa itu secara perlahan, dia terkejut dengan luka yang terus menghitam, seperti luka bakar yang sangat parah, seolah api neraka yang melahapnya menjadi abu.
Pasukan Deimos telah menolak mediasi. Kabar jika Putra Mahkota menyekap Grand Duchess telah sampai ke telinga kaisar. Tentu saja, alasan utama dia dipanggil menuju istana karena hal tersebut.
"Aku tidak akan menyerahkannya dengan mudah."
"Yang Mulia, saat ini saya masih berusaha mencari penawar untuk luka ini. Anda tidak ingin mengatakan penyebabnya, sehingga uji cobanya akan memakan waktu yang cukup lama"
"Ini karena racun yang sangat berbisa. Gunakan penawar dari racun paling berbisa di dunia."
"Mungkin pedagang dari wilayah Timur bisa memberikan jawaban, saya akan terus mencari tahu, untuk sementara saya hanya bisa memastikan agar lukanya tidak sampai infeksi"
Pria itu mengepalkan tangannya. Kemarahan terlihat sangat jelas di wajahnya, dia telah meremehkan Elizabeth. Wanita itu memang sengaja membuat rencana untuk melukainya.
Bahkan tabib terbaik di kekaisaran pun kebingungan saat melihat luka itu, itu bukan luka bakar yang bisa mengering. Meski terlihat seperti abu namun ketika tersentuh kulit wajahnya, tepatnya pada pipi kanannya yang basah seperti menyimpan nanah.
"Aku sudah menghubungi penyihir menara saat ini. ramuan sihir akan segera tiba."
"Baik Yang Mulia, saya juga akan mencoba mencari ramuan dari bidang medis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry, We'll Get Divorced
HistoryczneWaktuku terbatas. Hanya itu yang kutahu. Namun apa aku juga harus berakhir di penjara berkat kebencianmu? Tidak akan kubiarkan hidupku berakhir mengenaskan, aku akan melarikan diri dan mati dengan tenang setelah menceraikanmu. ©Original story by...