Persinggahan Sementara

2.6K 406 23
                                        

-2 Jam Sebelumnya-

Reynald menatap dengan pancaran penuh intimidasi pada dua utusan paus agung yang duduk di hadapannya saat ini.

"Yang Mulia—ada hal penting yang ingin kami sampaikan."

"Katakan." Reynald bicara dengan nada yang begitu rendah, terdengar seperti embusan angin musim panas.

"Beberapa hari yang lalu telah turun sebuah wahyu yang menggemparkan penduduk kuil."

"Wahyu?"

Reynald baru mendengar soal wahyu, karena sudah lama sekali tidak turun wahyu di tanah yang dianggap terkutuk itu.

Kardinal Calypso memberikan sebuah gulungan berwarna putih yang telah disiapkan. Reynald tahu jika kuil suci selalu berpihak pada keluarga Grand Duke mengingat Everard adalah keturunan langsung Dewa Bulan, sama halnya dengan Everard, pihak kuil suci sangat anti terhadap keturunan Dewa Matahari yang dianggap sebagai keturunan angkuh yang menganggap dirinya sebagai penguasa dunia.

"Silakan Yang Mulia"

Dia membaca gulungan itu, setiap paus memiliki cara penafsiran mereka sendiri terhadap wahyu yang diturunkan.

"Kami yakin saat ini, wahyu yang sama juga turun di kuil Dewa Matahari"

"Apakah penafsiran ini benar? Paus meyakini akan turun seorang saintess, tapi diiringi malapetaka?"

"Benar."

Kata cahaya di sana, diyakini sebagai seorang saintess yang akan turun di muka bumi, kemudian kata kegelapan merujuk pada malapetaka.

"Jadi, apa yang akan kuil lakukan setelah wahyu ini diturunkan?"

"Yang Mulia. Kami membutuhkan bantuan Anda."

"..."

"Tolong bantu menemukan saintess itu sebelum pihak kuil matahari menemukannya. Jika malapetaka benar-benar terjadi, saintess harus berada dipihak kita."

"Malapetaka. Kenapa kalian bisa sangat yakin jika akan terjadi malapetaka?" Reynald tersenyum miring, dia tidak semudah itu mengiyakan sebuah permintaan.

"Jika kami tidak yakin akan penafsiran dari wahyu yang diturunkan lalu siapa yang harus kami yakini, Yang Mulia?"

"Kegelapan dianggap sebagai malapetaka, lalu bagaimana dengan Dewi Acatia? Bukankah dia juga seorang Dewi Kegelapan? Apakah Acatia dianggap sebagai malapetaka di muka bumi?"

"Yang Mulia." Kardinal Marcus tampak geram dengan jawaban Reynald yang terus menjebak.

"Kegelapan berarti luas, kita menyembah Dewa Bulan dan para wanita menyembah Dewi Kegelapan sebagai simbol dari pengorbanan seorang hamba. Kenapa, kegelapan di dalam wahyu yang diturunkan ini diasumsikan sebagai sebuah malapetaka, hanya itu saja yang ingin kuluruskan." Dia terus mengkritisi penafsiran yang sudah dilakukan, secara tidak langsung dia sedang mempertanyakan kemampuan dari petinggi kuil.

'Mereka hanya orang biasa, bukan dewa. Apa yang ditafsirkan oleh mereka belum tentu benar.'

"Aku ingin Tuan Kardinal menyampaikan perkataanku ini pada paus agung, tolong buatlah tafsiran secara luas, jangan hanya mengerucut pada satu keyakinan ini saja, karena bisa saja ada beberapa kemungkinan yang terjadi di masa depan."

"Yang Mulia—" pria di sampingnya, kardinal Calypso yang sudah sangat mengenal karakter Grand Duke menahan Kardinal Marcus yang hendak bangkit.

"Baik, kami akan menyampaikannya pada paus Agung, namun Yang Mulia juga harus mempertimbangkan permintaan kami dari pihak kuil suci."

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang