"Bagaimana dengan kondisinya?" Archie terus menunggu dengan rasa tidak sabar, dia berkali-kali memastikan apakah dokter itu sudah selesai memeriksa kondisi Elizabeth.
"Grand Duke Muda, Nyonya muda mengalami luka berat di kepala bagian belakang akibat benturan, lalu aliran darah di lehernya terhambat akibat pembuluhnya pecah"
"Pembuluh darahnya pecah Tuan Gilbert?" Julie yang mendengar itu seketika menutup mulutnya, dia pernah membaca jika pembuluh darah merupakan jaringan penting dalam tubuh manusia.
"Ya tekanan di lehernya membuat pembuluh darahnya pecah namun masih dalam kondisi yang ringan, namun jika hal seperti ini terjadi lagi, akan membahayakan nyawa beliau."
Archie mengepalkan tangannya erat-erat, matanya terpaku ke tanah, dia mendadak diam, tubuhnya terasa terbebani oleh rasa bersalah.
"Syukurlah, Nyonya muda, syukurlah dia baik-baik saja kan?" Julie hampir saja menangis, Abel dan pelayan lainnya masih menunggu di luar.
"Nyonya muda...tolong cepatlah sadar, saya akan membuatkan camilan kesukaan Anda" Julie berbisik di telinga Elizabeth.
'Saat ini aku tidak bisa mengendalikan kekuatanku yang semakin besar, aku bisa saja membunuhnya.'
"Karl, siapkan kamar untukku malam ini."
"Apakah Anda ingin kembali ke kamar Anda, Grand Duke muda?"
Karl mengerti, setelah insiden semalam Archie pasti merasa bersalah, pisah kamar adalah solusi untuk mencegah hal yang sama terulang lagi. Namun Karl masih merasa heran, menurut kesaksian dari para pelayan dia tidak mendengar suara jeritan atau pun teriakan dari Elizabeth, dia terluka cukup parah tapi bagaimana mungkin—dia bisa tetap tenang menghadapi Archie yang berubah seperti monster.
"Ya, pastikan kamar Elizabeth tidak luput dari pengawasan"
Karl mengangguk, dia kemudian pergi setelah memastikan kondisi Elizabeth, dia harus segera membuat laporan kepada Grand Duke yang saat ini tengah bertugas di luar.
"Kalau begitu saya permisi Grand Duke Muda, saya akan datang lagi saat malam, untuk memantau kondisi beliau jika masih belum siuman"
"Kalian pergilah, jangan ada sedikit pun suara di sini." perintah Archie, dia memberi isyarat pada Julie dan pelayan yang berbisik di luar.
Satu persatu orang mulai meninggalkan kamar itu, kecuali satu orang, ya, Archie tampak enggan beranjak dari samping tempat tidur. Dia menatap tubuh yang terbaring tak sadarkan diri itu.
"Maaf. Aku tidak bermaksud membuatmu terluka." Ucapnya, dia mengusap perlahan pergelangan tangan Elizabeth, bekas luka gigitan di lengan kecilnya sudah hampir mengering. Archie perlahan menyadarinya, Elizabeth seperti air, dia meredakan dahaganya, namun dia sangat tenang, hingga orang-orang tidak menyadari keberadaannya.***
❀❀❀
*Gelap.
Di mana aku? Apa aku sudah mati? Aku tidak bisa melihat apa pun, bahkan bayanganku sendiri.
Seingatku, aku terjatuh setelah didorong oleh Archie. Setelah itu aku tidak—
"Elizabeth"
Ada suara yang memanggilku, suara yang tidak asing.
Sampai kemudian terdengar pantulan air dari bawah, tepat di mana kakiku berpijak, seperti kolam yang dangkal airnya terasa dingin, anehnya, di kegelapan ini aku tidak merasa takut sama sekali.
Aku berjalan mengikuti arah suara itu...langkahku terasa begitu ringan. Aku tidak melihat apa pun, tapi aku merasa jika arahku sudah benar.
"Elizabeth" suara itu menjadi semakin jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry, We'll Get Divorced
Fiksi SejarahWaktuku terbatas. Hanya itu yang kutahu. Namun apa aku juga harus berakhir di penjara berkat kebencianmu? Tidak akan kubiarkan hidupku berakhir mengenaskan, aku akan melarikan diri dan mati dengan tenang setelah menceraikanmu. ©Original story by...
