~Tiga Tahun Kemudian~
"Nyonya, ini adalah undangan pesta yang datang dari keluarga Viscount Enoch di Ibu kota. Apakah Anda akan membalasnya?"
Wanita dengan balutan dress merah bata itu tampak begitu serius membaca bukunya, ada catatan tersembunyi yang tidak boleh dibaca oleh siapa pun.
'Krisis pangan mulai terjadi, sebentar lagi akan muncul titah dari keluarga kekaisaran agar keluarga Everard terjun langsung untuk melindungi perbatasan wilayah kekaisaran dari invasi militer yang dilakukan oleh dua kerajaan tetangga yang bersekutu.'
"Nyonya?" Julie memandangi ekspresi serius Elizabeth, sampai dia tidak menyadari kehadiran pelayannya.
'Artinya, kematian Grand Duke semakin dekat.'
"Julie?"
"Ya, saya di sini"
Elizabeth sudah mendengarnya sedari dia masuk. "Tolak saja undangannya, ada hal yang jauh lebih penting untukku lakukan saat ini."
"Maaf?"
"Archie masih belum kembali dari ekspedisinya bukan? Akan butuh waktu lama menangani masalah kekeringan ini, menemukan sumber air baru dan mendistribusikannya ke seluruh distrik membutuhkan waktu sekitar dua tahun lagi"
"Nyonya—Apakah Anda mendatangi seorang peramal?"
"Ah—ini hanya perkiraan"
Elizabeth hampir saja kelepasan bicara. Dia lupa jika ucapannya sudah melampaui pengetahuan yang tidak seharusnya diucapkannya sebagai manusia biasa.
Selama ini dia memutuskan untuk tidak terlibat secara langsung dalam alur cerita, namun dia tidak mengira setelah merasakannya sendiri. Musim kemarau yang tak kunjung usai hampir tiga tahun melanda seluruh wilayah di benua. Beruntungnya bagi kerajaan yang memiliki maritim kuat. Sementara tanah Orion sebagian besar adalah daratan dan pegunungan.
'Aku sudah memberi klue pada Archie, sumber air terbaik di tanah ini, namun, di dunia ini belum ada mesin canggih untuk menggali jauh ke dasar tanah, kemudian menyalurkan sumber air itu ke semua rumah, kecuali menggunakan sihir efektivitas waktunya mungkin bisa dipercepat, namun kekuatan sihir pun terbatas.'
Pemikiran Elizabeth terguncang, beberapa sebelumnya, ketika dia kembali dari undangan jamuan kelas atas, ia melewati sebuah jalanan distrik pinggiran kota, dia melihat orang-orang yang mengalami krisis pangan. Banyak dari mereka yang tergeletak di jalanan dengan tubuh kurus kering. Melihat kondisi itu membuktikan ketimpangan sosial di era ini tidak jauh berbeda dengan era modern abad ke-21.
'Aku tidak bisa hanya duduk menunggu begitu saja, meski pun mereka semua hanya figuran tetap saja mereka bernapas dan hidup sepertiku.'
Elizabeth menutup bukunya, menyimpannya kembali ke dalam laci dengan aman. Dia sudah tumbuh menjadi gadis remaja, keanggunannya semakin terpancar, aura bangsawan kelas atas yang tidak perlu tervalidasi dari bibirnya namun dari tindakannya.
Bahkan jika orang lain mengatakan dia Grand Duchess sejati maka siapa pun tidak akan membantahnya. Sesuai dengan namanya Elizabeth, yang diberkati Tuhan. Dia benar-benar mendapatkan berkah kecantikan, kecerdasan dan kebijaksanaan. Namun sayang, Tuhan tidak memberkatinya dengan kehidupan yang bahagia.
"Nyonya ke mana Anda pergi?"
"Menemui Archie"
"Apa maksud Anda?" Julie berusaha menghentikan tekad Elizabeth.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry, We'll Get Divorced
Historical FictionWaktuku terbatas. Hanya itu yang kutahu. Namun apa aku juga harus berakhir di penjara berkat kebencianmu? Tidak akan kubiarkan hidupku berakhir mengenaskan, aku akan melarikan diri dan mati dengan tenang setelah menceraikanmu. ©Original story by...
