Surat yang Terlambat

2.3K 373 29
                                        

"Apa dengan menolak makanan semuanya akan menjadi baik?" Elizabeth berbicara setelah selesai mengunyah sorbetnya, dia mengelap bibirnya yang basah terkena manisan buah plum yang dihidangkan spesial oleh kepala koki kastel untuk meningkatkan nuansa hati menjadi baik.

"Archie, tidak baik mengabaikan kesehatanmu seperti ini. Masih banyak tanggung jawab yang harus kau emban sebagai seorang Grand Duke"

"..." Archie menjadi lebih tenang dia yang dulunya senang menimpali ucapan Elizabeth.

"Ini, makanlah lebih banyak buah"

"Apa kau sedang berpura-pura menjadi Ibuku sekarang?" Archie berkata dengan ketus.

"Mana mungkin, aku tidak mungkin pantas dibandingkan dengan Ibumu Grand Duchess, beliau wanita yang sangat luar biasa" Elizabeth berusaha merendah, dia hanya ingin membuat suasana hati Archie membaik.

"Dia juga Ibu mertuamu, jadi kau boleh memanggilnya Ibu"

"Ya?" Elizabeth merasa kalau dia tidak mungkin salah dengar.

"Aku tidak bermaksud"

"Apa kau kasihan padaku, karena aku tidak pernah memiliki Ayah dan Ibu sejak kecil?"

"Apa?"

"Kau sudah tahu bukan, aku bukanlah putri kandung Count dan Countess, hanya kurang bukti saja"

"..."

"Jadi nasib kita sama, tidak ada yang perlu dikasihani bukan?"

"Aku tidak pernah mengasihanimu"

"Oho, sungguh?"

Tatapan Archie melebar, dia langsung memberikan bendera merah tanda berperang. "Sejak kapan kau menjadi begitu berisik Eli?"

"Jadi apa kau menyukainya? Kau lebih suka aku yang tenang, atau berisik?"

"Tidak keduanya"

"Humm, baiklah" Elizabeth menunduk.

Archie langsung menatap lurus padanya, "Aku lebih suka kau bersikap seperti dirimu sendiri, apa adanya" dia memperbaiki ucapannya, ada rasa takut jika Elizabeth kecewa.

Gadis itu tersenyum, ada sedikit anggukan di sana. "Archie, apa pun yang akan kau putuskan nanti aku akan mendukungmu" apa yang Elizabeth maksudkan adalah tentang alur selanjutnya, karena setelah ini peran Archie sebagai tokoh utama mulai ditonjolkan, dia sudah memiliki hak penuh untuk membuat keputusannya sendiri tanpa bayang-bayang Reynald.

"Sebagai apa kau mendukungku?"

"Tentu saja sebagai rekan"

Ekspresi Archie berubah tidak senang. "Kalau begitu aku tidak ingin dukungan"

"Kenapa seperti itu?"

"Aku bisa melakukannya bahkan tanpa dukungan"

'Dasar pria sombong'

"Apa yang kau pikirkan?"

"Tidak ada" Elizabeth seketika menggeleng. "Archie, cobalah kue kering ini" Elizabeth mendorong kue kering yang dia letakan di atas nampan itu lebih dekat ke arah Archie.

"Aku tidak suka kue"

"Cicipi sedikit saja, jangan lihat dari bentuknya tapi rasanya"

"Aku bilang tidak menyukainya, jadi jangan memaksa"

"..." Elizabeth mengerti, dia pun merasa dirinya sudah cukup melewati batas.

"Aku sudah cukup kenyang, masih ada pekerjaan yang harus kulakukan. Eli, jika ada yang ingin kau sampaikan kau bisa katakan melalui Karl terlebih dahulu, aku tidak ingin siapa pun memasuki ruang kerjaku hari ini"

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang