Awal Musim Semi

2.9K 400 11
                                        

*Bulan bersinar cukup terang malam itu, seakan menyambut awal datangnya musim semi. Ya, itu memang musim semi yang hangat bagi mereka, tapi tidak berlaku bagi Elizabeth. Dia tetap tidak dapat merasakan kehangatannya.

'Kali ini aku pasti bisa keluar' itu adalah tekadnya sejak setahun yang lalu tapi belum terealisasikan sampai sekarang.

Ya, musim semi kali ini adalah musim semi kedua yang dia lewati di kediaman Grand Duke. Siapa yang mengira waktu berputar sangat cepat, tanpa terasa satu tahun sudah berlalu. Dia telah melewati dua kali musim gugur dan musim dingin.

Hari-harinya berlalu, tapi bukan berarti tanpa makna. Elizabeth mulai menyesuaikan dirinya dengan baik dia mengerti untuk mencapai tujuannya maka dia memerlukan posisi yang kuat di kastel.

Impiannya adalah bermalas-malasan dan tidur sepanjang hari, tapi dia tidak benar-benar melakukannya. Jadwalnya selalu padat, dia mulai rutin menghadiri undangan pesta minum teh dan tidak pernah absen dalam kelas harian.

"Realita ternyata sesulit ini, aku tidak boleh menyerah." Dia terus memotivasi dirinya agar bertahan.

Semua orang adalah sumber keuntungan di matanya, dia bahkan mempengaruhi gurunya Viscountess Gretta dan Edith Ledger agar mendukungnya di pergaulan kelas atas.

Dia menatap ke arah pepohonan yang hanya nampak siluetnya saja. Dua hari lagi adalah malam puncak festival musim semi, dia sangat ingin pergi keluar untuk melihatnya.

Tahun lalu Elizabeth gagal pergi melihat festival karena permintaannya ditolak oleh Archie karena saat itu topik penyerangan masih hangat diperbincangkan.

"Hah, bahkan Edgardo masih belum berhasil dijebak sampai sekarang" Elizabeth menghela napas, tentu saja tidak akan semudah itu menjebak Edgardo. Dia sudah tahu alurnya, karena Edgardo berperan cukup penting dalam penculikan Elleanor nanti.

Tidak ada bukti yang memberatkan Edgardo dalam kasus penyerangan Elizabeth di hutan kota Silvamos. Elizabeth tidak heran. Dia mengetahui siapa yang mendukung Edgardo jika bukan keluarga kaisar dari fraksi putra mahkota.

Elizabeth tahu Grand Duke bukanlah orang bodoh yang mudah dikelabui oleh musuh, dia mungkin sudah mengetahui siapa pelakunya, tapi dia tidak bisa bertindak gegabah dengan menghukumnya tanpa alasan mengingat keluarga Laurent adalah salah satu dari lima keluarga bangsawan paling berpengaruh di tanah Deimos.

"Aku tidak akan terlalu ikut campur jika menyangkut politik, saat ini posisiku masih belum terlalu aman." Dia lagi-lagi menghela napas.

Banyak yang harus dia pikirkan, termasuk bisnis yang masih belum berjalan. Grand duke menolak permintaannya untuk membuka toko sebelum menginjak usia 12 tahun atau sebelum debutantenya diadakan.

Elizabeth tidak berhenti memutar otaknya demi kelancaran bisnis yang ingin ia bangun. "Waktuku mungkin tersisa delapan atau sembilan tahun lagi, bahkan mungkin bisa kurang. Apa mungkin aku bisa menjadi kaya dalam waktu singkat? Argh...kenapa di dunia ini punya banyak sekali aturan."

Elizabeth mencoba mencari celah di kastel untuk kabur, tapi dia tidak menemukannya, kastel Cassiopeia benar-benar tempat yang bahkan seekor tikus pun tidak dapat menyelinap.

"Aku sudah mencari letak lubang tikus di sini, biasanya para tokoh utama novel mudah sekali menemukan lubang-lubang kecil tersembunyi untuk kabur. Sial, apa karena aku bukan tokoh utama makanya aku tidak bisa menemukannya? Bagaimana mungkin tidak ada satu pun." gerutunya dalam hati.

"Apa yang membuatmu menghela napas begitu keras begitu, sampai terdengar dari balik pintu"

"Ah..." Elizabeth menoleh mendapati Archie yang berjalan dengan santai ke arah balkon, dia masih mengenakan pakaian formal bangsawan.

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang