Sudah Tersampaikan

1.7K 279 42
                                    


Semua mata tertuju pada Grand Duke dan istrinya, yang melangkah anggun ke tengah lantai dansa. Gaun sutra itu terseret dengan halus seperti embun pagi di antara bunga-bunga, sementara Grand Duke berdiri tegap di sisinya jubahnya bergerak mengikuti langkahnya yang semakin lambat.

Saat mereka membuka dansa pertama, gerakan mereka tampak serasi dan memesona, seolah-olah mereka adalah poros yang menggerakkan seluruh ruangan. Setiap langkah yang mereka ambil di lantai marmer terasa bagaikan alunan musim semi itu sendiri, dengan ritme yang menawan dan penuh keanggunan.

Orang-orang di sekitar mereka berdansa mengikuti, namun tak satu pun yang mampu menandingi keharmonisan pasangan bangsawan tersebut. Gerakan mereka yang anggun, senyum yang tertukar di antara mereka, dan tatapan mata yang penuh cinta membuat semua orang terpesona. Denting sepatu dansa, gesekan kain sutra, dan tawa halus para tamu yang terhibur menjadi latar suara yang mengisi aula tersebut, menciptakan malam yang akan dikenang selamanya sebagai awal dari musim yang penuh harapan dan keindahan. Ya, setidaknya itulah citra yang coba mereka tunjukkan sebagai contoh pasangan paling berpengaruh di wilayah Grand Duchy.

"Bagaimana dengan pestanya Archie?" di tengah keramaian itu, Elizabeth mencoba membuka perbincangan yang hening di antara mereka, Archie terlalu terpaku pada wajah pasangan dansanya, dia mengagumi bagaimana perias itu berhasil membuat Elizabeth menjadi bintang acara, auranya benar-benar memancar.

"Cantik"

"..." wanita itu merasa heran, karena Archie seolah tidak sedang memuji pesta yang diatur olehnya.

"Maksudku, bagaimana dengan pesta kali ini apakah sukses? Apakah aku berhasil melakukannya?"

"Umm—kau berhasil. Kau selalu melakukan tugasnya dengan baik Eli"

"Kelak—saat kau akan mengadakan pesta lagi, buatlah lebih banyak jamuan untuk dibagikan kepada rakyat juga, tidak harus mewah, agar rakyat kita juga bisa ikut merasakan seperti apa makanan bangsawan itu"

"Jadi itu sebabnya kau meminta koki untuk melebihkan lima ratus porsi hidangan?"

"Ya, aku menyumbang dengan sedikit dana pribadiku juga"

Tanpa sadar senyum merekah di wajah Archie, "Mereka pasti begitu diberkati, karena memiliki Ibu wilayah sepertimu"

Dia telah menghilangkan keraguan di dalam hatinya, tidak ada lagi yang membuatnya takut, karena dia tidak memiliki apa pun lagi saat ini.

"Archie, jika ada kehidupan selanjutnya, apa kau akan memilihku sebagai pasanganmu?"

"..." dia tidak mengerti, pembahasan itu terlalu jauh.

"Aku akan memilihmu"

"Tapi mungkin kau akan melupakanku bukan? Ah, kau ingat saat pertama kali kita bertemu, bukankah secara terang-terangan kau dengan ekspresimu itu menyulut kebencian padaku?"

"Itu sudah lama sekali Eli"

Elizabeth terkekeh, sudah lama Archie tidak melihatnya tertawa, seolah tidak ada beban yang menggelayuti pikirannya. Apa yang terjadi? Ada yang aneh dengan wanita itu.

"Selama ini kita berdua sangat jarang berkomunikasi benar? Kastel ini terlalu luas, lorong yang panjang itu seolah menghalangi kita untuk melangkah lebih dekat, bukankah begitu?"

"...maaf, karena pekerjaanku yang selalu menumpuk. Apa kau merasa kesepian?"

"Hahaha, kenapa baru menanyakannya sekarang?"

"..."

"Aku hanya bercanda, aku tidak kesepian. Ada banyak pelayan yang menemaniku, para kesatria yang mengajakku bicara. Bagaimana mungkin aku kesepian. Seharusnya aku yang bertanya padamu, apa kau merasa kesepian? Sepanjang hari kau hanya ditemani oleh tumpukan dokumen yang menggunung itu dan Karl yang sama-sama pendiam sepertimu"

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang