Daun yang Membeku

6.4K 1K 19
                                    

Lapangan Militer Grand Duchy of Everard

Trang!

Trang!

Suara dentingan pedang yang saling beradu menelan kesunyian dinding beton berbentuk lingkaran itu, dengan tatapan tajam dan gerakan yang cepat, kedua orang itu saling menghunus pedang mereka, menyebabkan cahaya matahari memantul di ujung besi, sementara langkah-langkah mereka terus-menerus mengelilingi satu sama lain, siap untuk melancarkan serangan berikutnya.

Lapangan militer milik keluarga Everard, jika melihat ke sudut kosong itu, di sepanjang arena gladiator tampak dipenuhi dengan deretan pedang kayu hingga besi, tidak jauh dari sana ada sebuah papan panahan yang berada di luar lingkaran pertarungan. Jika terus berjalan ke Utara, akan tampak sebuah hutan, tempat berburu para prajurit.

Lalu, jika berjalan ke arah Timur, terdapat sebuah barak milik prajurit dan sisi Baratnya adalah menara pengawas militer.

Kedua orang itu masih melibas udara dengan pedang mereka, serangkaian gerakan elegan dan cepat seperti tarian mempertunjukkan keahlian mereka dalam adu pedang yang begitu sengit.

"Tuan, bagaimana perasaan Anda setelah menikah?"

Pria dengan usia yang tampak lebih dewasa itu bertanya pada lawan bertarungnya.

Dia adalah Ormond, pemimpin utama pasukan Lance. Pasukan kedua yang dimiliki oleh keluarga Everard setelah pasukan kesatria Nyx. Berbeda Nyx, pasukan Lance bertugas menjaga keamanan internal wilayah dan keluarga Grand Duke, itu sebabnya pasukan itu diberi nama 'Lance' yang berarti tombak milik Everard.

Sementara kesatria Nyx memegang kendali atas keamanan eksternal wilayah, sebagian besar tugas kesatria Nyx adalah membasmi monster dan musuh di perbatasan.

Meski pun keduanya memiliki area kendali yang berbeda, namun kekuatannya hampir setara. Banyak pemuda yang menginginkan posisi menjadi anggota pasukan Lance, namun sayang, seleksi untuk masuk sangatlah ketat, Everard tidak semudah itu meloloskan orang yang masuk melalui jalur belakang atau nepotisme.

"Tuan?"

"Biasa saja." Archie menjawabnya dengan singkat, dia tidak akan terkecoh.

"Sungguh? Saya mendengar jika Nyonya muda sangatlah cantik, apakah hati Anda tidak berdebar sedikit pun?"

"Siapa yang mengatakan omong kosong seperti itu"

"Tentu saja orang-orang yang melihat secara langsung paras beliau. Sayang sekali, karena sebelumnya saya tidak bisa menghadiri pernikahan Anda, saya jadi tidak bisa melihat kecantikan Nyonya muda kita"

"Jangan katakan hal konyol seperti itu lagi."

"Kenapa Anda marah"

"Untuk apa aku berdebar? Perasaan seperti itu hanya ada di dalam dongeng saja"

"Pfft..."

"Hei tidak sopan. Kau baru saja menertawakanku?"

"Ah, maafkan saya Tuan. Ucapan Anda barusan mengingatkan saya pada diri saya sewaktu muda dulu"

"Apa maksudmu."

"Tuan, Anda mungkin tidak tahu, jika hampir semua kesatria payah dalam hubungan asmara, mereka hanya tahu caranya bertarung saja"

"..."

Archie tidak mengerti. Perasaan? Apa itu semacam sesuatu yang membuat Ayahnya menjadi lemah terhadap Ibunya?

"Aku tahu, kau pikir aku bodoh"

"Sungguh? Jadi, apakah Tuan pernah menyukai seseorang?"

"Ya. Dalam mimpiku"

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang