Membuat Rumor

1.7K 274 20
                                        

"Kenapa kalian melakukannya?"

"Ma-maaf Nyonya?"

"Apakah gaji yang diberikan oleh Yang Mulia kurang? Hingga salah satu dari kalian tega mengambil perhiasan milikku?"

Baru kali ini mereka mendengar kemarahan dari seorang Grand Duchess yang selama ini dijadikan tahanan, lucu bukan? Bahkan pelayan pun sempat menertawakan situasi itu. Putra mahkota mereka sangatlah nekat hingga berani menyembunyikan mantan istri dari penguasa wilayah terkuat.

Mereka mungkin tampak seperti tunduk, namun diam-diam meremehkan keberadaan Elizabeth. Wanita itu diam sambil terus mengamati, satu persatu kelemahan musuhnya, dia sendiri tahu bahwa dirinya sedang diremehkan.

"Kenapa hari ini dia terlihat berbeda?"

"Benar, biasanya wanita itu tampak tenang seperti bayangan, ada apa dengannya hari ini?"

"Sebenarnya apa yang Yang Mulia Putra Mahkota pikirkan, apakah kekaisaran kita kekurangan wanita?"

"Ada banyak putri bangsawan yang lebih cantik dari wanita itu bukan?"

"Justru karena kecantikannya paling terkenal di seluruh kekaisaran, mungkin itu sebabnya Yang Mulia menginginkannya"

"Shttt...kita hanya pelayan, jika ingin selamat sebaik mungkin menjaga rapat apa yang terjadi di kastel ini."

Elizabeth tidak begitu memedulikan gosip yang beredar di kalangan pelayan. Memang benar, dia juga tidak menginginkan posisi sebagai simpanan putra mahkota, itu klaim sepihak yang tidak disetujui olehnya. Saat ini dia hanya berpatokan pada cerita masa lalu, dia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, dan alasan apa yang membuat putra mahkota menjadi terobsesi dengannya. Apa pun alasannya, Elizabeth yakin itu bukanlah sesuatu yang baik, jadi dia harus segera terbebas dari rencana itu.

"Itu adalah liontin kesayangan yang diberikan oleh mendiang Grand Duke, siapa yang mengambilnya?"

"..." mereka hanya saling berpandangan, masih dengan meremehkan.

"Yah, meski pun aku tidak disambut di sini. Tapi jangan lupa, Yang Mulia sendiri yang membawaku. Jadi, siapa pun yang berani menyinggungku, sama saja dengan menyinggung putra mahkota. Bukan begitu?" dia menatap satu persatu pelayan, penuh dengan intimidasi.

Pupil matanya menggelap, menampakkan kilatan penuh otoritas yang tidak bisa diganggu gugat. Itu hanyalah permulaan dari rencana yang sudah dia susun.

"Madam—kami sama sekali tidak mencuri, kami bahkan tidak tahu di mana Anda menyimpan perhiasan itu."

"Ah, sungguh? Kalau begitu aku akan menggeledah satu persatu kamar kalian, aku harus memastikan sendiri apakah liontin favoritku ada di sana atau tidak."

"Bagaimana Anda bisa menuduh tanpa bukti?"

"Bukti? Kalian ingin bukti? Lalu apa ini?"

"Ma-maaf?"

Elizabeth menunjukkan kotak perhiasan berukuran sedang yang tampak rusak, seseorang memang mencoba membobol paksa pengait kotak itu hingga besi pengaitnya menjadi sedikit bengkok.

Hanya ada lima pelayan yang berjaga di sana, target yang dia inginkan tidak ada.

"Siapa yang berani mengambil perhiasan miliknya?" mereka memasang ekspresi bingung.

"Begini saja, aku tidak ingin membuang waktu terlalu lama, aku ingin tahu di antara kalian para pelayan, siapa yang paling miskin?"

"...ya?"

"Kalian tidak dengar? Siapa yang berasal dari keluarga paling miskin dan paling membutuhkan uang?"

"..."

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang