Dansa Terakhir

2.5K 343 49
                                        

Ada sebuah legenda dari sebuah buku kuno yang mengatakan sebelum mencapai keabadian manusia harus melepaskan semua keinginan mau pun keserakahan yang mereka miliki di dunia fana, termasuk melepaskan segala ikatan yang sebelumnya terjalin di dunia fana itu.

Siapa pun yang akan mencapai keabadian harus melewati gerbang suci yang dijaga oleh dua siluman ular berkepala tiga, mereka adalah penjaga yang akan mengarahkan para makhluk untuk menyucikan diri mereka di danau penyucian.

Setiap manusia diberikan satu kesempatan untuk membuat satu permintaan, apa pun itu, bahkan ketika mereka meminta untuk mengulang satu kehidupan lagi, danau itu akan langsung memantulkan permintaan kepada Dewa Kehidupan, dan Dewa Kehidupanlah yang akan memutuskan apakah permintaan itu bisa terwujud atau tidak. Namun kebanyakan makhluk abadi itu meminta status yang nantinya mereka inginkan di alam dewa, karena di alam Dewa status Dewa juga ditentukan berdasarkan peringkat.

"Nyonya, bahkan ketika Anda sudah bersiap untuk pesta, Anda masih membaca buku itu"

Abel merasa heran, karena Elizabeth tampak begitu serius membaca buku yang dia pinjam dari kardinal Calypso saat dia berkunjung beberapa hari yang lalu, atas permintaan Elizabeth melalui suratnya, dia mengatakan ingin mengenal lebih dalam tentang legenda para dewa, dia secara gamblang meminta pada Kardinal untuk mencarikannya buku-buku kuno yang tersimpan di perpustakaan kuil.

"Ini hanya legenda yang sudah menjadi makanan sehari-hari para pemuja Dewa" meski pun itu hanya menjelaskan tentang proses kebangkitan abadi, namun sedikit membantu mencerahkan pemikiran Elizabeth.

Konon legenda muncul karena ada beberapa Dewa pemberontak yang turun ke dunia fana lalu membocorkan rahasia alam langit, hingga cerita itu pun mulai diturunkan dari satu mulut ke mulut lain.

'Masuk akal, jika seandainya benar sebelum mencapai keabadian manusia diberikan satu kesempatan untuk menyampaikan keinginannya, maka aku sudah tahu apa yang sangat kuinginkan.'

'Tapi aku hanya mengandalkan asumsi, aku tidak yakin masih tersisa berapa kali lagi sampai aku mencapai tahapan itu.' Tidak ada satu pun yang Elizabeth sesali di dunia, dia merasa semuanya sia-sia, mengabdikan seluruh hidupnya untuk satu orang yang tidak pernah sekali pun melihatnya, untuk apa?

'Aku mencintainya, aku pikir aku mengerti perasaan itu. Tapi tidak untuk terluka sekali lagi, sudah cukup untuk menjadi manusia bodoh.'

"Nyonya...Anda sangat cantik" perias itu selesai merias seluruh penampilan Elizabeth, mulai dari wajah hingga rambutnya.

"Nyonya...Anda akan menjadi yang tercantik di pesta nanti"

"Luar biasa, Nyonya kita memang yang tercantik di seluruh benua" Abel menimpali, dia tidak bisa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari Elizabeth.

Wanita itu langsung menatap ke arah kaca. Dia menarik napas panjang, seolah ada sesuatu yang telah tersusun dengan sangat sistematis di kepalanya.

Kini satu persatu variabel mulai tersusun, tidak mudah mengumpulkan satu persatu kepingan puzzle dari masa lalu, bukan, lebih tepatnya dari jutaan tahun yang lalu. Setiap kepingan terasa seperti bagian dari puzzle yang hampir mustahil di satukan, sulit untuk menemukan bukti yang dapat menghubungkan satu demi satu kehidupan reinkarnasinya. Jika bukan karena bantuan Dewa kegelapan, mungkin sampai sekarang Elizabeth tidak akan pernah memahami apa pun, dia akan terus mengira kalau kehidupannya yang berulang tidak memiliki alasan yang cukup masuk akal.

"Ayo Nyonya, semua orang pasti sudah menunggu Anda di bawah" Abel mengulurkan tangannya, dia menggantikan peran Julie yang sedang mengawasi bagian acara membantu Karl agar tidak ada sedikit pun kesalahan.

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang