Sumpah Pernikahan

3.7K 426 15
                                        

*Pernikahan antara keluarga Everard dengan si pengendali kutukan sudah ditunggu semua orang selama ratusan tahun lamanya. Karena fenomena langka ini belum pernah terjadi sebelumnya. Benar, karena pemilik darah istimewa selalu terlahir sebagai laki-laki.

Akan tetapi menurut catatan sejarah, dulu sekali saat Everard baru terbentuk pada generasi pertama, Grand Duke pertama Everard menikah dengan wanita dari keluarga Morpheus dan dia juga pemilik mata amethyst. Artinya, Morpheus juga merupakan nenek moyang pertama keturunan Everard.

Upacara ritual akan dilangsungkan, meski pun ini adalah penyatuan dari dua keluarga bangsawan paling berpengaruh, namun mereka hanya menggelar upacara sederhana di kuil suci, bahkan tamu yang hadir pun terbatas, beberapa kerabat dan para pendeta pilihan saja.

Ruangan itu seharusnya dipenuhi kegembiraan, tapi anehnya, tatapan orang-orang seakan sedang menyudutkan gadis kecil yang berbalut gaun putih dengan veil yang dihiasi bunga di kepalanya itu.

Seharusnya mereka memberikan ucapan dan doa terbaik, namun tempat itu tampak seperti ruang pengakuan dosa, kata-kata yang keluar hanya dipenuhi hal buruk.

"Jika bukan karena berkat dari Dewi Acatia keluarga Morpheus mungkin sudah hancur sekarang" cela seorang wanita dengan pewarna bibir merah pekat, dia menutupi sudut bibirnya dengan kipas yang terbuka.

"Benar, lihat saja pasangan count, mereka tampak bahagia setelah menjual darah putri mereka kepada penguasa Everard" Wanita dengan gaun merah marun bersulamkan emas itu menyahutinya.

"Ya, lihatlah Tuan Muda Everard kita, dia tampak tidak bahagia di hari pernikahannya"

"Bagaimana mungkin tuan muda bisa bahagia, pasti anak perempuan itu hanyalah boneka yang dikendalikan oleh Count Morpheus"

Tiba-tiba saja atmosfer di ruangan itu berubah dingin, bukan karena cuaca di luar, melainkan tatapan grand duke yang menyapu ke seluruh penjuru aula suci. Mulut mereka yang semula berbisik seketika terkunci, tidak ada yang berani menatap mata gelap itu.

Elizabeth muncul, dia melangkah didampingi oleh laki-laki yang paling terlihat munafik di matanya. Count dengan besar kepala menuntun gadis kecil itu menuju ujung altar pernikahan.

"Putriku Elizabeth, setelah pernikahan ini selesai, Ayah berharap kau tidak akan melupakan kami begitu saja, ingatlah satu hal, kami yang sudah merawatmu dan membuka jalan untukmu."

Elizabeth mencoba mengontrol emosinya, dia tidak boleh goyah. Dia berusaha menjaga langkahnya agar tetap stabil. Meski pun ada banyak sekali lalat yang berdengung di sekitarnya. Pandangannya tetap lurus mengarah pada Archie yang menunggunya di ujung.

Semua orang mengakui kecantikan anak itu. Dia memang tampak seperti dewi yang turun di wilayah Deimos, di tambah lagi dia mengenakan gaun pernikahan yang memukau, dihiasi dengan permata yang bersinar dan bordiran bunga peony yang tampak indah dijahit dengan hati-hati di sepanjang gaun, itu adalah gaun yang tak hanya memesona mata, tetapi juga menyiratkan keanggunan dan keindahan yang tak terlupakan bagi pengantinnya.

Namun keindahan anak itu tertutup oleh kebencian semua orang pada latar belakangnya, ya, keluarga Morpheus memang menduduki puncak bangsawan paling dibenci di wilayah Deimos. Bahkan di lingkaran sosial mereka terkenal dengan arogansinya.

Gadis kecil itu merasa lega saat melihat jarak antara dirinya dan Archie hanya tinggal beberapa langkah, dia merasa telah berhasil melewati jembatan neraka.

Meski pun terpaksa Archie mengulurkan tangan terlebih dahulu pada Elizabeth sebagai bentuk formalitas.

"Terima kasih" ucap gadis kecil itu sembari meraih tangan pengantin prianya.

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang