Kebangkitan

1.2K 157 20
                                        

Tidak ada yang tersisa di tengah peperangan itu kecuali mereka yang ditakdirkan untuk bertahan sampai akhir. Mereka yang hanya dijadikan sebagai pelengkap kehidupan para karakter mati sia-sia tanpa mengetahui apa sebenarnya tujuan mereka hidup kemudian mati demi ambisi orang lain.

"Kau—" dia berhasil mengacungkan pedangnya, pada musuh yang selalu dia nantikan.

Setelah begitu banyak huru-hara yang terjadi, kini hanya tersisa ruang antara Aten dan Arche.

"Apa yang kau dapatkan dengan mencariku? Kau telah kalah. Semua prajuritmu sudah mati."

"Kau takut, Aten?"

"Hanya itu yang ingin kau katakan? setelah membuat kekacauan seperti ini kau hanya ingin menakut-nakuti dengan kalimatmu itu?"

"Kau takut?"

"Hahaha...benar, aku takut. Aku sangat takut sampai kakiku gemetar"

"Belum waktunya kau untuk takut sekarang."

"Apa kau sadar, itu adalah ucapan dari seseorang yang putus asa."

"..."

"Kau pikir aku akan takut, Bahkan jika kematian menghampiriku, aku tidak akan takut pada manusia sepertimu"

"Bahkan sebelum kau berhasil membunuhku. Kau akan mati terlebih dahulu di tangan pasukanku yang hebat itu"

Asap itu hanya bersifat sementara, membuat batasan antara Ezekiel dan pasukannya. Archie yakin, beberapa dari prajuritnya ada yang masih bertahan. Ketika asap itu perlahan memudar, dapat dipastikan Archie akan terkepung oleh pasukan elite milik kekaisaran.

"Aku menyadari satu hal setelah melihatmu dari dekat seperti ini, Ezekiel."

"..."

"Baik di kehidupan sekarang, mau pun kehidupan sebelumnya, bahkan ketika kau menduduki posisi yang paling tinggi sekali pun. Kau hanyalah sampah pengecut."

"Hoo begitu? Apakah kau sedang membicarakan dirimu sendiri, Archie? Kau lah si-pengecut itu."

"Namun aku lupa memberitahukan satu hal padamu. Tanpa adanya kegelapan—dunia tidak akan pernah mengenal apa itu cahaya. Jadi hentikan keangkuhan yang tidak berguna itu."

Pria itu menyeringai. "Apa kau lupa, jika rembulan tidak akan pernah bersinar tanpa cahaya."

"Rembulan tidak akan hancur meski tidak diterangi cahaya. Justru cahaya yang selalu mengusik ketenangan rembulan itu."

"Kau mau menyingkirkanku? Kalau begitu lakukanlah sekarang. Sebelum asap ini menghilang" Ezekiel bicara seolah meremehkan kemampuan Archie, dia terus berbicara. "Ah, apa kau takut? Karena hanya aku kunci yang bisa membawamu kepada wanita itu. Benar?"

"Semua berawal dari kutukan itu. Kau begitu menginginkannya hingga berani melawan kehendak takdir. Acatia—seharusnya ditakdirkan bersamaku. Kau dan wanita itu—" matanya yang gelap memerah, dia menahan begitu besar kemarahan. Sebanyak apa pun umpatan yang dia lontarkan tidak mampu menyampaikan keseluruhan dari perasaannya.

"Jika pohon besar merintangi sebuah jalan, bukan hanya menebangnya. Namun harus mencabut hingga akarnya. Begitulah dirimu. Kau—telah merintangi jalanku." Begitulah Arche di mata Aten, dia hanyalah rintangan yang harus disingkirkan, dengan begitu segala ambisinya dapat terpenuhi.

"Bukankah Dewa Aten takut pada kekuatan kegelapan?"

"Cepat atau lambat alam kita akan dikuasai oleh kegelapan, mereka memiliki dua pemimpin yang begitu kuat."

"Kudengar putri dari Dewa Kegelapan memiliki kemampuan yang begitu luar biasa, dia adalah cucu dari Raja Roh terkuat, Deathrooth"'

"Bagaimana dengan Dewa kita, dia bukanlah keturunan murni dari Kaisar matahari, tidak ada yang tahu asal-usulnya, Kaisar matahari membawanya setelah perang melawan bangsa iblis. Ada yang mengatakan jika dia keturunan klan iblis"

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang