Di dalam kastel yang megah namun suram, di sebuah kerajaan kegelapan yang memancarkan aura misterius, terdapat sebuah ruangan terpencil dengan dinding-dinding batu hitam yang dingin dan lantai marmer yang mengkilap. Cahaya lilin yang redup menari-nari di sekeliling, menciptakan bayangan-bayangan yang berkelindan seperti roh-roh gelisah.
Di tengah ruangan, terdapat sebuah bejana besar berisi air yang berkilauan dengan cahaya mistis, memantulkan bayangan seorang pemimpin yang berdiri di depannya.
Pemimpin kastel itu, seorang pria dengan rambut hitam legam yang berkilau di bawah sinar lilin, tampak sedih. Matanya yang gelap menatap dalam ke dalam bejana, seolah mencari jawaban dari gambaran seseorang yang muncul di permukaan air.
Wajahnya yang angkuh dan biasanya keras kini tampak melembut, dibayangi oleh perasaan kehilangan dan kerinduan yang mendalam. Setiap gelombang kecil di air ajaib itu menggambarkan sosok yang dikenalnya, seseorang yang pernah menjadi bagian penting dari hidupnya.
Dengan tangan yang gemetar, dia menyentuh pinggiran bejana, merasakan dinginnya permukaan air yang ajaib itu, seakan berharap dapat meraih sosok di dalamnya. Ruangan itu dipenuhi dengan keheningan yang penuh makna, hanya terdengar suara halus tetesan air dari bejana yang jatuh ke lantai marmer, menggema di seluruh ruangan.
Di balik dinding-dinding kastel yang kokoh dan menakutkan, tersembunyi sebuah kisah sedih seorang pemimpin yang merindukan kehadiran seseorang yang telah lama pergi, dan air ajaib di bejana itu menjadi satu-satunya penghubungnya dengan masa lalu yang kini hanya tinggal bayangan.
"Masih tersisa satu benang takdir lagi yang harus dipatahkan sebelum rohnya mencapai keabadian"
"Kali ini berhentilah mencampuri urusan takdir Acatia, Yang Mulia. Anda sudah kehilangan banyak kekuatan roh untuk melindunginya, kali ini biarkan dia melewatinya sendiri, ikut campur dalam takdir dunia fana adalah sebuah pelanggaran bagi hukum Dewa. Jika sampai Dewa Kehidupan dan Penghakiman mengetahui hal ini, Yang Mulia mungkin tidak akan lolos dari hukuman" itu adalah sebuah teguran yang keluar dari mulut Noct, sang Dewa Mimpi kepada satu-satunya penguasa kegelapan saat ini sekaligus gurunya, Ater.
"Kau tidak pernah merasakan menjadi seorang Ayah yang telah kehilangan putrinya, menjadi seorang suami yang menyaksikan air mata istrinya terurai sepanjang malam." Ater membalas ucapan Noct, bukan hanya rasa sakitnya sebagai Ayah yang kehilangan putrinya, rasa sakit seorang suami yang melihat istrinya, Althea menangisi kematian Acatia yang begitu tragis.
Manusia adalah manifestasi dari hati dan pikiran Dewa, dewa memiliki akal dan perasaan, itu sebabnya manusia diciptakan sama, mereka merasakan kebencian dan kasih sayang.
"Anda tidak pernah kehilangannya, karena saat seluruh karmanya telah usai, dia akan kembali, menjadi makhluk abadi"
"Meski pun dia kembali menjadi makhluk abadi, dia akan dimurnikan, terlahir dalam perwujudan baru, entah menjadi spirit atau nimfa. Dia akan melupakan segalanya, kehidupannya, memulai semuanya dari awal."
"..."
"Sebelum itu terjadi, setidaknya aku ingin melakukan satu peranku sebagai seorang Ayah yang telah gagal melindunginya. Menurutmu aku hanya bisa diam saja, ketika melihatnya mengulangi penderitaan yang sama selama enam kehidupan, rasa sakit yang harus ditanggung oleh makhluk dunia fana"
"Sudah banyak yang Anda lakukan, mencuri buku takdir, membaca takdir milik Elizabeth, membocorkannya melalui ingatannya. Lalu kali ini apalagi yang ingin Anda lakukan? Dia berhasil menghindari takdir buruknya di kehidupannya kali ini, dia terus ditakdirkan untuk mati, apakah Anda akan berusaha menghalanginya terus menerus?"
Noct mengingatkan Ater atas kesalahan yang dia lakukan, jika dewa takdir tahu, dia juga akan terlibat, karena hanya Noct saja yang bisa menjadi perantara segala ingatan bawah sadar mau pun ingatan masa lalu masuk ke dalam pikiran manusia. Itulah yang terjadi pada Elizabeth, ketika dia tidak bisa melupakan segala kejadian lampau yang dia lalui, karena Noct telah melepas segel ingatannya, atas perintah Ater.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry, We'll Get Divorced
Historical FictionWaktuku terbatas. Hanya itu yang kutahu. Namun apa aku juga harus berakhir di penjara berkat kebencianmu? Tidak akan kubiarkan hidupku berakhir mengenaskan, aku akan melarikan diri dan mati dengan tenang setelah menceraikanmu. ©Original story by...
