Bukan Cinta atau Pengorbanan

1.3K 269 47
                                    

'Aku belum pernah melihatnya semarah itu' Karl terdiam menatap sosok Archie yang tidak pernah dilihatnya. Selama ini, dia terlalu sibuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang penerus keluarga Lemington, penanggung jawab internal kastel.

'Jangan mencampuri urusan pribadi sang penguasa Kastel, itu adalah sumpah dari keluarga kita.' Itu adalah kalimat yang selalu ditegaskan oleh kakeknya, penanggung jawab sebelumnya. Tugasnya hanya sebatas pekerjaan yang menyangkut kastel dan rakyat Deimos, tidak dengan urusan pribadi Tuannya.

Selama ini dia terus menahan, tidak menunjukkan ekspresi apa pun di hadapan siapa pun. Mata rubahnya hanya menjadi pengawas, seperti sebuah patung yang diam tanpa mengeluarkan suara.

Namun hari ini, ketika semua kekacauan terjadi di luar pengawasannya, dia merasa gagal melindungi keluarga itu. Sumpah keluarga Lemington yang mengalir dalam nadinya membuatnya putus asa, dia ingin sekali mencaci dan mengatakan segala hal yang dia lihat, segala asumsi yang telah dia kumpulkan sejak lama.

'Aku sendiri yang datang untuk menjemputnya dari kediaman terkutuk itu enam tahun lalu. Sejak awal aku menyadari luka hati yang dia rasakan dari caranya membuat batasan terhadap orang lain. Namun aku hanya diam sambil memastikan jika gadis itu tumbuh dengan baik'

Karl hanya menatap tanpa berniat menghentikan Archie. Wanita yang sedang dijadikan pelampiasan kemarahan itu, adalah sosok yang juga ingin dia singkirkan dari kastel, namun apa yang bisa dia lakukan? Dia hanya seorang bawahan yang telah bersumpah setia kepada pemilik kastel.

"Tuan Buttler, apakah Anda tidak mau menghentikan Yang Mulia?" kesatria yang berjaga mulai merasa panik, hawa membunuh dalam diri Archie begitu kuat.

Dia kemudian menangkap sebuah sinyal, jika Archie tidak akan berbicara selama masih ada banyak mata yang melihatnya.

"Mari tinggalkan Yang Mulia"

"Tuan Buttler bagaimana jika Yang Mulia melampiaskan amarahnya pada Nona itu?"

Karl tidak mengatakan apa pun lagi. Dia hanya menatap dengan penuh instruksi agar semua orang meninggalkan ruangan itu. Termasuk Lily yang pada akhirnya ketakutan. Dia menyusul semua orang meninggalkan area paviliun.

Tidak suara lagi, tidak ada pusat perhatian yang berfokus pada mereka. Ruangan itu menjadi hening. Hanya terdengar suara deru napas dan degup jantung tak beraturan dari seorang wanita yang tampak ketakutan.

"Yang Mulia—saya tidak mengerti apa yang Anda katakan, Nyonya? Ada apa dengan Nyonya?"

"Nona Elleanor Blade, ah bukan, haruskah aku memanggilmu Dewi Alina?"

Terdengar suara pikiran yang retak di sana, ketika Archie menyebutkan nama Alina, yang juga merupakan perwujudannya di kehidupan sebelumnya.

"Jadi ini maksud dari ucapanmu selama ini? sebuah rahasia yang belum bisa kau katakan, menunggu momen yang tepat."

"Anda mengingat saya, Yang Mulia? Anda akhirnya—" matanya berkaca-kaca, dia sudah menunggu hari di mana Arche akhirnya mengingatnya. Dia menjadi begitu percaya diri bergerak semakin dekat ke arah Archie.

Dengan tatapan marah pria itu menjauhinya. Seakan membuat garis pembatas yang cukup jelas di antara mereka.

"Arche..." dia mencoba menggapai Archie, dengan wajah terkejut, seolah tidak percaya respons yang dia terima.

"Mendekatiku, semua bagian dari rencanamu bukan?"

"..."

"Sekarang katakan. Di mana Nona sembunyikan istriku?"

"Yang Mulia—apa yang Anda katakan. Kenapa Anda menuduh saya seperti ini."

"Nona tidak tahu? Kalau begitu katakan, apa tujuanmu bersembunyi di penginapan? Siapa yang ingin Nona kelabui? Mata-mataku? Atau istriku?"

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang