Prang! Suara cermin perunggu yang terlempar terdengar hingga ke lorong kediaman itu.
Wanita itu benar-benar marah, kabar yang ditunggu-tunggu berhasil membuatnya naik darah.
"Anak itu benar-benar! Apakah dia lupa jika bukan karena keluarga ini dia tidak mungkin mendapatkan posisinya sekarang."
"Ibu tenanglah." Isaac yang berdiri tidak jauh di belakang berusaha membuat wanita itu berpikir dengan kepala dingin.
"Katakan bagaimana aku bisa tenang? Anak yang sudah kurawat susah payah ternyata mengkhianatiku. Anak kurang ajar itu!" emosi wanita itu meledak-ledak, dia melampiaskan kemarahannya pada benda-benda tak hidup itu.
"Ibu—apakah dengan seperti ini kita bisa memikirkan balasan yang setimpal?"
"Aku tidak peduli—aku benar-benar ingin membunuhnya!"
"Saya mengerti apa yang ibu rasakan. Itu sebabnya percayalah pada saya, saya akan membalas berkali-kali lipat dari rasa sakit yang ibu rasakan."
"Isaac putraku—" dia meraih pundak Isaac. "Kau pasti akan membalas hinaannya terhadap keluarga kita bukan?"
"Apa Ibu tidak mempercayaiku?"
"Ibu percaya padamu"
"Jangan menangis Bu. Kali ini aku akan memikirkan cara untuk membuat anak itu kembali pada keluarga ini"
"Benar. Rupanya sia-sia saja kita mendorongnya ke dalam keluarga berpengaruh itu. Dia sama sekali tidak memberikan kita keuntungan apa pun, memang lebih baik jika dia berada di tangan kita."
"Ibu benar—bagaimana pun caranya, aku akan membuatnya kembali dengan begitu kita bisa mengendalikannya dengan mudah, memanfaatkan apa yang anak itu miliki."
"Apa kau tahu apa yang anak itu miliki?"
"Tentu saja, apakah ibu tidak tahu?"
"Aku sudah mendengar dari Ayahmu. Darah yang anak itu miliki benar-benar berharga."
"Ibu benar. Everard berusaha menyembunyikannya dari kita."
"Everard sialan itu—jika bukan karena kita, keturunannya mungkin sudah mati."
Tok...tok...tok.
Terdengar suara ketukan yang memotong pembicaraan dua orang itu, para pelayan yang semula merasa sesak akhirnya bisa sedikit bernapas lega.
"Tuan Muda—Tuan Count memanggil Anda datang ke ruangannya" rupanya kepala pelayan datang untuk menjemputnya.
"Ibu tenangkan diri Ibu—saya akan datang berkunjung lagi nanti."
Countess mengusap air matanya, dia bukan menangis sebagai bentuk kasih sayangnya sebagai seorang ibu, melainkan bentuk kebenciannya terhadap Elizabeth,
"Ayah, Anda mencari saya"
"Kemarilah putraku." Dia mempersilakan Isaac untuk duduk di sofa panjang tempat yang biasa dia gunakan untuk menerima tamu di ruang kerjanya.
"Ada apa Ayah?"
"Kita lupakan dulu soal Elizabeth. Ada hal penting lain yang ingin kusampaikan. Ini menyangkut nama keluarga Morpheus dan keturunanmu kelak."
"..."
"Siang tadi Visscount Agler datang membawa lamaran untuk putrinya."
"Viscount Agler? Keluarga yang tinggal di wilayah dekat perbatasan Utara itu?"
"Benar. Namun kita tidak boleh meremehkannya—dia diam-diam telah membangun sebuah markas pasukan pribadinya di dekat perbatasan"
"Apakah Ayah menerima perjodohan ini, karena rumor jika Viscount Agler adalah keluarga yang dengan jelas menentang otoritas keluarga Everard?"
![](https://img.wattpad.com/cover/333969931-288-k215777.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry, We'll Get Divorced
Historical FictionWaktuku terbatas. Hanya itu yang kutahu. Namun apa aku juga harus berakhir di penjara berkat kebencianmu? Tidak akan kubiarkan hidupku berakhir mengenaskan, aku akan melarikan diri dan mati dengan tenang setelah menceraikanmu. ©Original story by...