Mengumpulkan Hipotesis

2.3K 356 59
                                        

***Kenapa aku terus memimpikan tentang Dewi Acatia. Aku sangat yakin ini bukan hanya bunga tidur biasa, mimpi-mimpi itu yang awalnya samar, perlahan mulai diperlihatkan dengan jelas.

Sama seperti mimpiku sebelumnya, aku tidak berpikir jika Acatia adalah tokoh yang cukup berpengaruh di sini. Morpheus adalah keluarga yang diberkahi oleh kekuatan Dewi Acatia, hanya sebatas itu saja.

Acatia seperti sosok figuran yang bahkan namanya hanya disebut beberapa kali saja di dalam legenda tentang Dewa Bulan, bahkan dia hanya disebut sebagai pengikut Dewa, bukan sebagai tokoh penting yang ikut andil di dalam kisah mereka.

Sehingga mereka menganggap 'wajar' bagi seorang Acatia mengorbankan hidupnya demi penguasa malam. Kisah itu hampir mirip seperti kisah mitologi Yunani yang pernah kubaca.

Mereka hanya mengambil dari sudut pandang Helios dan Perseis, mereka melupakan keberadaan Heliotrop, yang rela menjadi bunga demi bisa membuktikan pada Helios jika keberadaannya selalu ada. Namun cerita cinta Helios dan Perseis lah yang lebih mendominasi, karena Heliotrop bukanlah karakter penting di dalam mitologi itu.

Apa-apaan semua ini, apakah aku pun sekarang harus ikut memikirkan nasib dari seorang Dewi? Nasibku saja sudah tidak benar, sekarang aku pun terlibat dalam kisah tersembunyi Acatia. Apakah mungkin ruhnya sedang mencoba untuk memberitahuku jika dia masih sangat mencintai Arche.

Tunggu.

"Nyonya?" Abel memanggil Elizabeth beberapa kali.

"Abel, bukankah kalian menyembah Acatia?"

"Benar Nyonya"

"Lalu mengapa kalian lebih tertarik pada kisah Dewa Bulan dan Cahaya dibandingkan Dewi yang kalian sembah sendiri?"

"Nyonya, sebenarnya Dewi Acatia dianggap sebagai simbol pengorbanan—"

"Tidak, aku mengerti sekarang. Kisah Acatia tidak dituliskan dalam legenda karena akan muncul kebencian pada Arche jika sampai itu terjadi. Arche tidak pernah sekali pun melihat pengorbanan yang dilakukan oleh Acatia, dan kalian akhirnya mulai menganggap hal itu sebagai sesuatu yang 'wajar', bukan begitu?"

"Nyonya kenapa Anda berpikir seperti itu, dalam kitab tidak diperbolehkan mempertanyakan alasan kenapa kita menyembah Dewa"

"Tentu, wanita di dunia ini percaya akan pengorbanan Acatia, namun perlahan eksistensinya mulai memudar, karena berkah yang turun hanya pada keluarga Morpheus saja. Hingga akhirnya sosok Acatia dianggap sebagai 'pengikut' Dewa, bukan sebagai Dewi yang juga memiliki keberadaannya sendiri"

Acatia selalu berada di balik bayang-bayang Arche dan Alina, tanpa dua sosok itu kalian bahkan tidak akan pernah mengingat nama Acatia, karena Acatia ada karena pengorbanannya. Jika seandainya dia tidak mati demi melindungi Arche, apakah mereka akan menyadari keberadaan Dewi itu? Tentu saja tidak.

Sama seperti aku yang ketika memasuki dunia ini, aku pun tidak begitu peduli pada kisah Acatia, aku hanya menggaris bawahi kisah Arche dan Alina saja. Menganggap Acatia sebagai karakter tidak penting yang memang sudah diharuskan mati demi kebahagiaan dua tokoh penting di dalam legenda itu sendiri.***

❀❀❀

*Satu minggu telah berlalu, Elizabeth tidak pernah sekali pun meninggalkan tugasnya sebagai penerus Grand Duchess.

"Apa masih belum ada surat balasan dari medan perang?" Elizabeth memastikan sekali lagi, dia menaruh sedikit harapan setelah malam itu, berharap masih ada peluang untuknya mendekat sekali lagi pada Archie sebelum dia pergi.

"Sepertinya Grand Duke kita masih fokus di medan peperangan Nyonya" Abel mencoba memilih kata-kata agar tidak menyakiti hati Elizabeth, dia bisa melihat dari raut wajahnya jika Elizabeth mengharapkan surat balasan dari Archie.

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang