Sosok gagah sebagian wajah dipenuhi sisik, dengan rambut merah panjang serta mata yang berkobar-kobar seperti api itu adalah entitas dari Azdraele. Pengikut setia Ezekiel yang rela meninggalkan klannya demi terus mengikuti tuannya hingga ke alam fana. Sama seperti Ezekiel, Azdraele tidak lagi diperbolehkan
"Kau bodoh Azdraele, kau sudah mengetahui kebenarannya, aku tidak mungkin bisa kembali ke alam Dewa. Alam matahari sudah dikuasai oleh Dewa Kebijaksanaan."
"Yang Mulia, saat ini hanya Dewi Acatia yang mampu membantu kita."
"Kau benar. Hanya dia yang bisa membangkitkan Dewa Kehancuran dengan darahnya. Jika dewa kehancuran dibangkitkan pada saat itu seluruh alam akan mengalami guncangan, aku bisa memanfaatkan itu untuk mengambil kembali apa yang sebelumnya menjadi milikku."
"Kita bisa kembali ke alam matahari melalui pintu neraka yang terbuka seratus tahun sekali, Dewa kehancuran terkurung di sebuah menara perbatasan antara alam iblis dengan alam Dewa"
"Bagus Azdraele, kau mengembalikan satu persatu ingatan yang sudah kulupakan ribuan tahun yang lalu. Hanya ini kesempatan terakhirku, karena setelah ini tidak akan ada lagi penebusan."
"Yang Mulia, saya bisa menceritakannya secara rinci, bahkan detail yang Anda lupakan"
Tangan Ezekiel terulur, mengusap puncak kepala Azdraele, itu adalah kebiasaan yang dulu sering dia lakukan. Naga itu tersenyum, dia selalu merasa senang setiap kali Ezekiel memperlakukannya seperti seorang Tuan yang menyayangi binatang kesayangannya.
"Keistimewaan yang dimiliki Elizabeth ini memang tidak bisa terlepas dari asal-usulnya. Dia adalah cucu dari salah satu nimfa pohon leluhur Deathrooth, setiap bagian dari pohon itu memiliki kegunaan yang berbeda, daunnya dapat dijadikan penawar segala jenis racun, akarnya adalah racun itu sendiri, namun yang paling penting dari semua bagian itu adalah bunganya yang hanya mekar setiap seribu tahun, mereka menyebutnya sebagai bunga keabadian."
"Putrinya menikah dengan Raja Kegelapan, lalu pada saat perang melawan pemberontakan Dewa Kehancuran, Deathrooth memecah kekuatan spiritualnya untuk melindungi putrinya dan bayi yang dia kandung ketika alam kegelapan berada di ambang kehancuran. Sisa-sisa dari kekuatan spirit milik Deathrooth ada di dalam aliran darah wanita itu."
"Anda mengingatnya Yang mulia"
"Aku mulai mengingat satu persatu peristiwa di alam immortal Az, semua berkat dirimu."
"Saya hanya menginginkan Anda untuk kembali memimpin alam matahari, tidak ada Dewa yang paling Agung selain Dewa Aten"
"Kau memang layak menjadi pengikutku yang paling setia. Kelak, aku akan membantumu untuk menumbangkan klan Naga Hitam yang sampai saat ini masih berkuasa di alam kegelapan"
"Saya sangat tidak sabar menanti hari itu, Yang Mulia"
❀❀❀
Wanita terbangun, ketika dia merasakan sesuatu bergerak merayapi wajahnya, Archie sudah berusaha tenang dan tidak bersuara, namun Elizabeth sangat sensitif terhadap gerakan sekecil apa pun.
Ketika membuka mata, dia tidak menyangka Archie akan berbaring di sampingnya, wajahnya begitu dekat hingga dia bisa merasakan embusan napasnya yang terasa hangat.
"Archie? Apa pekerjaanmu sudah selesai?"
Pria itu mengangguk, dia menyelipkan helaian rambut Elizabeth yang terjuntai ke belakang telinganya. "Tidurlah lagi kalau kau lelah"
"Ada apa Archie?" Elizabeth mencium sesuatu yang tidak nyaman, seakan ada yang ingin pria itu sampaikan padanya.
"Rombongan tamu penting dari istana baru kembali besok, pekerjaanmu pasti bertambah bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry, We'll Get Divorced
Historical FictionWaktuku terbatas. Hanya itu yang kutahu. Namun apa aku juga harus berakhir di penjara berkat kebencianmu? Tidak akan kubiarkan hidupku berakhir mengenaskan, aku akan melarikan diri dan mati dengan tenang setelah menceraikanmu. ©Original story by...
