Bulan Merah Pertama

4.2K 477 16
                                        

*Aku baru saja tiba di kamarku setelah upacara penyambutan itu, perasaanku untuk tidur sudah sangat menggebu-gebu, sebelum suara langkah kaki itu datang mengusikku.

Julie datang kemudian membangunkanku, kali ini terdengar suara napasnya yang memburu, dengan ekspresi wajah panik dan pucat, aku masih belum memikirkan apa yang sebenarnya terjadi karena pikiranku kosong hanya dipenuhi dengan rasa kantuk.

"Nona...tolong ikut saya sebentar"

"Hng? Ke mana kita akan pergi?" aku bertanya untuk berjaga-jaga aku harus tahu terlebih dulu tujuannya.

Ah...hari ini sepertinya bulan terlihat begitu terang, cahaya yang kupikir berasal dari pantulan lampu luar kastel rupanya berasal dari bulan itu. Aku mengedipkan mataku begitu menoleh ke arah jendela kaca yang tirainya sedikit terbuka.

Julie tampak ragu-ragu menjawab. Aku memiringkan sedikit kepalaku, sembari membenarkan posisi jubah bulu yang sudah tersampir.

"Apa kutukannya sudah bekerja?" aku bertanya terlebih dahulu karena tahu Julie tidak akan tega menjelaskan.

"Nona, Anda akan baik-baik saja, kan?" dia membalasnya dengan sebuah pertanyaan ambigu, seharusnya dia menanyakan itu pada tuan mudanya, apakah dia akan baik-baik saja tanpa darahku.

"Ayo cepat, Julie"

Aku tahu aku bahkan tidak boleh tidur dengan nyenyak malam ini. Seakan semua hal yang seharusnya belum terjadi dipercepat lebih awal sejak kedatanganku. Ketika aku berjalan melewati lorong tadi, bulan belum tampak semerah itu.

Kutukan itu mengikuti waktu kembalinya Archie dari hutan. Apa kematianku juga akan dipercepat? Padahal aku berpikir datang ke tempat ini lebih awal tidak akan berpengaruh apa pun untuk alurnya.

Aku dengan susah payah mengimbangi langkah pengawal yang menuntun jalan kami di depan, Julie menggenggam pergelangan tanganku, aku bisa merasakan getaran ringan dari sana.

"Hari ini mana yang akan disayat, kanan, atau kiri?"

Itu bukan tetesan hujan, tapi di balik cahaya lorong yang terang aku bisa melihat kilauan dari sudut mata Julie. Dia menangis?

Ini sudah menjadi tugasku, tidak ada yang perlu ditangisi, yang seharusnya menangis itu aku, tapi sepertinya kotak air mata milikku sudah rusak.

Tidak lama kemudian, Karl berlari menyusul kami.

"Nona, silakan ikut saya ke kamar tuan muda"

Aku mengangguk singkat. Seingatku, ada adegan di dalam novel yang menjelaskan ritual yang dilakukan cukup dengan membawa wadah itu saja. Cawan emas yang akan menampung darahku untuk diminum.

Ah benar, aku melupakan bagian itu, jadi yang dimaksud dengan bubuk opium yang lembut, tidak berbau dan tidak berasa, itu di oleskan di pergelangan tangan Elizabeth, bukan di mangkuknya.

Aku salah membayangkan, ritualnya dilakukan dengan mengambil darahku secara langsung tanpa perantara. Jadi selama ini percuma saja, mereka menguji darahku? Karena khasiatnya akan berbeda.

Tapi alasan cawan emas itu tidak salah, karena sebelumnya dijelaskan jika keturunan mata amethyst yang disembunyikan selalu memberikan darahnya dengan cawan emas yang sudah disiapkan.

Tapi perlu kugaris bawahi jika ada kalimat yang menjelaskan "Jika pemilik darah adalah pria, jumlah darah yang diambil harus lebih banyak. Sementara jika pemilik darah adalah wanita, maka gunakan darah itu secukupnya"

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang