Tidak Ingin Beranjak

3.1K 411 48
                                        

"Ugh...Archie aku lelah"

"Eli, malam masih panjang, kau sungguh ingin aku berhenti?"

"Archie masih ada lain waktu bukan?"

"Kapan? Lain waktu kau mungkin saja mendorongku"

Dia terus melakukan gerakan yang sama sambil menekan Elizabeth cukup kuat. Setiap kalimat yang keluar dari bibirnya diikuti dengan desahan.

"Archie...aku tidak akan pernah memberimu keturunan, jadi berhentilah melakukan hal yang sia-sia"

"Dari mana kau tahu tidak bisa? Aku belum pernah mengeluarkan di dalam dirimu"

"..." Elizabeth sama sekali tidak paham alasan kenapa Archie begitu keras kepala terhadapnya.

Dia kembali menjamahnya ke atas, namun ketika tangannya menyentuh bagian perut Elizabeth, dia berhenti sejenak. Tampak dalam menatap tubuh Elizabeth tanpa balutan sehelai kain pun.

Elizabeth masih belum menyadari jika gerakan Archie melambat, ada sesuatu yang tiba-tiba mengganjal pikiran Archie.

Dia meraba tulang rusuknya yang sangat kurus hingga terlihat menonjol. Archie berhenti. Dia menarik dirinya dari Elizabeth, kemudian berbaring di sampingnya.

"Kau lelah?"

"..." Elizabeth menatapnya bingung.

"Meri beristirahat sejenak"

"Archie? Ada apa denganmu" Elizabeth semakin bingung, padahal sebelumnya dia sangat menggebu-gebu mungkin tidak akan berhenti sebelum matahari terbit, namun tiba-tiba suasana hatinya berubah secepat kilat.

"Eli, apa belakangan ini kau sering menemui tabib?"

"..." Elizabeth bungkam, dia tidak langsung menjawab pertanyaan Archie, karena bukan keinginannya untuk memberitahukan semuanya pada Archie.

"Hanya pemeriksaan biasa, tidak ada yang serius"

Dia pernah membuat kemungkinan bagaimana jadinya jika Archie tahu mengenai penyakitnya. Namun yang Elizabeth adalah cinta, bukan rasa kasihan. Jika berharap pada rasa kasihan bahkan sejahat-jahatnya hati seseorang dia pasti akan memberikan itu. Tapi dengan cinta, tidak semua orang memilikinya.

"Lalu, apa kau juga sering mengunjungi kuil suci?"

"Tidak, hanya saat aku ingin berdoa saja"

"Tataplah mataku Eli" suara Archie terdengar berat, dia menarik dagu Elizabeth memaksanya untuk melihat ke arahnya.

Elizabeth merasa berat, namun dia tidak bisa menolak ketika tangan Archie kembali merayapi bagian vitalnya.

"Archie, apa kau tidak lelah? Kenapa kita tidak beristirahat saja"

"Tidak, selama beberapa waktu ini setiap membuka mataku, yang kulihat hanya mayat yang bergelimpangan. Aku takut, saat terbangun nanti, semuanya akan kembali ke satu hari yang lalu"

"Seorang Archie memiliki rasa takut?" Elizabeth bicara dengan sarkasme, memang kenyataannya dia tidak pernah melihat ketakutan di matanya, kecuali saat kematian Ayahnya hari itu.

"Kau berpikir apa Eli? Aku monster yang tidak memiliki rasa takut?"

"Lalu apa ada lagi yang membuatmu takut?" Elizabeth membalasnya dengan pertanyaan lain.

Archie tidak langsung menjawabnya, dia tidak sedang berpikir, tatapannya mengarah lurus pada bola mata berwarna amethyst itu.

"Ya, ada"

"Apa itu?"

'Kehilanganmu' jawabnya, hanya di dalam pikirannya sendiri.

Elizabeth masih tampak menunggu. "Rahasia Eli"

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang