Melarikan Diri

1.7K 243 14
                                        

Perintah untuk maju telah menggema di tanah yang kering itu. Seperti sebuah dejavu, perang yang sama juga pernah terjadi di bawah matahari yang begitu terik, ketika nanti satu persatu dari mereka tumbang, warna merah yang segar terpapar dengan sangat jelas di atas lahan yang kosong itu.

Grand Duke mengerahkan seluruh pasukannya, pasukan Nyx dan Lance yang terkenal akan ketangkasannya di medan perang, pasukan Nyx yang sudah terlatih bertahun-tahun untuk melawan monster, dan pasukan Lance yang terkenal dengan strateginya di jalur belakang.

Archie berdiri gagah di garis depan, baju zirahnya berkilau di bawah sinar lentera yang bergoyang, suaranya lantang saat memberi aba-aba yang membakar semangat para prajuritnya.

Pasukan kekaisaran menyusun formasi, barisan perisai diangkat tinggi, tombak ditancapkan kuat di tanah penuh lumpur dan darah, siap untuk menggempur pasukan Grand Duke yang semakin mendekat.

"Kami sudah mencari hingga ke kediaman pribadi putra mahkota di wilayah lain, Nyonya tidak berada di sana" Alice bersama tim pasukan bayangannya kembali melapor. Tidak ada yang bisa meragukan kelebihan pasukan bayangan milik keluarga Grand Duke, mereka dapat menyusup ke suatu tempat dengan cepat tanpa terdeteksi oleh lingkaran segel sihir.

Terlalu naif bagi pangeran yang mengatakan Elizabeth disembunyikan di dalam istana putra mahkota. Archie tidak sebodoh itu percaya tanpa menyelidikinya terlebih dahulu. Di saat perang, dia telah memberi komando kepada pasukan bayangannya untuk bergerak ke setiap penjuru, perang adalah siasat pengalihan agar pasukannya bisa bergerak dengan leluasa.

"Kalian sudah memastikan tidak ada di dalam ruangan bawah tanah di setiap kediaman itu?"

"Sesuai arahan Tuanku, kami juga sudah memeriksa setiap ruang bawah tanah. Kami akan kembali dan memastikan di setiap celah yang ada"

"Pergilah. Jangan sampai lengah."

"Baik, Tuanku."

"Mereka sudah dekat, Tuan."

Rakyat yang berada di sekitar wilayah perbatasan telah mereka ungsikan, Archie bukanlah penguasa yang akan mengorbankan nyawa para penduduk sipil tak bersenjata. Berbeda dengan Putra Mahkota, rombongannya melewati wilayah penduduk tanpa memberikan imbauan sebelumnya, membuat berlari ketakutan begitu melihat pasukan yang begitu banyaknya turun.

"Cepat kalian bersembunyi! Kabarnya akan ada perang besar terjadi"

"Perang? Bukankah sudah sejak lama kerajaan sebelah menyerahkan pasukan mereka?"

"Ini jauh lebih mengerikan dibandingkan pasukan kerajaan sebelah. Grand Duke yang telah menyerang."

"Grand Duke? Kenapa Grand Duke menyerang kekaisaran? Bukankah selama ini mereka selalu diam dan netral"

"Kau tidak dengar rumornya? Katanya Putra Mahkota menculik Grand Duchess"

"Apa? Mana mungkin. Untuk apa putra mahkota melakukannya, apa itu masuk akal"

"Entahlah, mungkin ada seseorang yang memang sengaja memecah belah kita, atau rumor itu memang dibuat oleh Grand Duke sendiri"

Di tengah persiapan pertempuran itu, ada banyak rakyat yang mulai ketakutan, mereka hanya bisa berbagi informasi secara diam-diam.

Bendera kekaisaran berkibar semakin dekat. Terompet besar yang menjadi penanda dimulainya pertempuran juga telah bertengger di dekat mulut prajurit.

"KAU SUNGGUH BERANI ARCHIE. AKU MENGAGUMI KEBERANIANMU." Teriak seseorang dari barisan depan pasukan kekaisaran.

Setelah melewati mimpi yang cukup panjang itu, Archie mulai memahami perangai Aten dan manusia yang terlahir dari inkarnasinya. Hanya ada satu kehidupan ketika dia tidak bertemu dengan inkarnasi Aten, ya, itulah kehidupan saat dia menjalani kehampaan sebagai seorang Arsy, itu adalah kehidupan paling hampa dan kosong yang pernah ia jalani.

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang