Malam Pertama

9.6K 1.2K 53
                                        

Kupikir, aku tidak akan pernah bersua lagi dengan wanita satu ini. Aku baru ingat kalau dia dijuluki hantu sosialita, dia memiliki akses mudah di mana-mana.

Kali ini aku tidak bisa menghindar, karena ini sudah pasti direncanakan olehnya, tidak ada istilah pertemuan yang tidak disengaja.

Pasangan count seperti duri yang mengganggu, sulit untuk mencabutnya, tapi bukan berarti tidak bisa, hanya saja butuh perjuangan lebih. Siasat apalagi yang kali ini dia rencanakan.

Countess bahkan berani menarikku keluar dari aula pernikahan, dia tahu sudah tidak ada siapa pun di sana kecuali para pengawal yang berjaga di area pintu.

Dia membawaku menuju ruang ganti, kini hanya tersisa kami berdua saja. Bukannya aku tidak bisa melawan, tapi aku malas memancing keributan. Bagaimana pun aku harus pandai membaca situasi, keluarga Morpheus masih tergolong keluarga terpandang di sini.

"Apa setelah menikah Anda kamu jadi melupakan Ibumu sendiri?"

Ibu? Rasanya aku ingin memaki wanita ini dengan kata-kata kasar yang sering kuucapkan saat marah dulu, "Dasar b*j*n*n, wanita murah, *njing rabies, b*tch, manusia tidak punya otak, b*b* jelek"

Tahan...tahan, aku sekarang adalah Elizabeth bukan Aneesa. Jangan sampai aku di penjara karena mengumpat keluarga bangsawan. Bagaimana pun dia masih menduduki posisi yang tinggi di tanah Deimos.

"Apa kamu juga lupa etika menyapa orang yang lebih dewasa? Ah...setelah tinggal di kediaman Grand Duke kamu menjadi semakin arogan rupanya, Elizabeth."

"Ibu? Sejak kapan Anda menjadi Ibu saya? Bukankah selama ini Anda selalu menyuruh saya memanggil Anda Nyonya, bukan Ibu?" Aku mengangkat kepalaku, siluet amarah terlihat jelas di matanya.

"Kamu! Apa perlu kamu bicara tidak sopan padaku? Kamu lupa siapa yang telah membesarkanmu?"

Tentu, aku tidak akan pernah lupa. Kau yang membesarkanku seperti sapi perah yang bisa dimanfaatkan kapan pun, jika saja aku tidak punya mata ini, kau pasti sudah lama membuangku.

Dia mendorongku. "Jangan menatapku dengan tatapan angkuhmu itu. Aku adalah orang yang telah berjasa dalam hidupmu, tanpa keluarga Morpheus kamu tidak akan pernah mencapai posisimu yang sekarang, jadi ingatlah baik-baik itu."

"Apa Anda ingin saya membalas budi?"

"Apa hal itu masih perlu dipertanyakan?"

"Kalau begitu saya akan langsung saja bicara dengan Ayah mertua dan suami saya, jika Countess Morpheus menginginkan sesuatu, katakan, apa yang Anda inginkan? Kekayaan? Jabatan baru?"

"Kamu! Lancang!"

Countess sangat marah. Apa dia berpikir aku benar-benar akan bertanya pada grand duke dan Archie. Aku hanya ingin membuatnya berpikir jika aku dekat dengan mereka, dengan begitu dia tidak bisa bertindak sesuka hatinya.

Wanita ini, hanya berani mengancam anak yang dia pikir lemah. Aku tahu dia adalah satu dari sekian banyak manusia p*ngecut di dunia ini.

"Saya tidak memiliki uang saat ini. Jika Anda meminta uang dari saya, maka Anda harus menunggu sampai saya bisa menghasilkan uang sendiri."

"Kurang ajar. Siapa yang menginginkan uangmu? Apa kamu pikir keluarga Morpheus semiskin itu?"

Lalu apa yang Anda inginkan? aku tidak akan menanyakan hal yang sudah jelas. Aku tahu dia ingin memanfaatkan posisi Elizabeth untuk mempertahankan pamornya di pergaulan kelas atas, kemudian menjadikan Elizabeth sebagai boneka keluarga Morpheus, mereka akan semakin bersikap sewenang-wenang.

Bahkan racun itu, ya, racun bunga peony itu dia dapatkan dari Count, dengan syarat Elizabeth membantunya meloloskan barang ilegal yang dia pasok dari negara lain.

Don't Worry, We'll Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang