Selamat berakhir pekan, teman²
Semoga kalian bersenang-senangAku kasih moodboster di pagi hari ini
***
Dengan degup jantung yang terlalu kencang, aku terpaku. Kakiku bahkan terasa lemas hingga rasanya tak sanggup menopang diriku sendiri.
Pak Gama tidak hanya menempelkan bibirnya, tetapi juga melumatnya secara perlahan. Dan bukannya menolak atau mendorongnya, aku malah membuka sedikit mulutku untuk memberikan akses yang lebih leluasa kepadanya. Anjir, kenapa ini bisa nikmat banget?
Sadar jika aku mulai melemas, kedua tangan Pak Gama yang tadi mengukungku kini beralih posisi. Tangan kanannya memegang pinggangku, sementara tangan kirinya kembali menarikku agar semakin dekat.
Aku hanya bisa menutup mata. Rasanya ingin menghentikan, tetapi di sisi diri yang lain aku juga ingin melanjutkan. Malah tubuhku berkata lain, sebab sebelum pikirannya memberikan instruksi menjauh, sekali lagi pagutan itu kembali terjadi. Namun untuk kali ini terasa berbeda, terasa tidak menuntut dan lembut. Pak Gama seolah menunjukkan sebuah pesan, bahwa dia memang mencintaiku seperti apa yang dia katakan.
Setelah kembali kekurangan napas, tautan di bibir kami akhirnya terlepas. Kemudian Pak Gama merebahkan kepalanya di ceruk leherku dan mendusel-duselkannya di sana. Membuat perasaanku sedikit tidak nyaman dengan jantung yang lagi-lagi berdetak tidak normal. "Jadi pacar saya ya?"
Adegan selanjutnya lanjut di karya karsa ya 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Minis(try)
ChickLit"Akhirnya gue keterima magang, Bang!" Teriaku pada Bang Jeno, kakakku yang sampai sekarang belum bisa dibanggakan. Bang Jeno yang sedang bermain ponsel mendengkus, "Magang modal orang dalam aja bangga," "Ngakunya anti nepotisme, tapi mau magang aja...