Bab 22

222 8 0
                                    

"Wah.. enak banget," ucap Ken setelah menghabiskan sup ayam buatan Aldi yang Lisa bawa.

"Si Aldi jago banget masak kaya gini," sambungnya.

"Iya dong, adek gue," ucap Lisa bangga.

Ken menaruh tempat bekal itu lalu mengambil air dan meminumnya sampai habis. Diruangan itu hanya ada mereka berdua, Anita pamit untuk menemui Nathan dan istrinya yang sedang cek kandungan.

"Mama bilang Lo yang jagain gue disini yah selama gue koma," tanya Ken.

"Hem.. siapa lagi yang mau jagain Lo selain gue?" ucap Lisa.

Ken terkekeh. "Ada kali, cuma Lo ajah yang gak bisa jauh dari gue kan?" ucap Ken tersenyum geli.

"Enak ajah, gak ada syukur-syukur nya Lo udah gue jagain. Bilang makasih kek," ketus Lisa.

Ken tertawa kecil. "Iya deh, Makasih Mak lampir," ujar Ken.

"Ya,"

Kedua nya saling mengobrol agak lama, membahas tentang peristiwa kecelakaan itu. Pelakunya belum tertangkap dan masih dalam pencarian polisi. Ken terus saja mengajak Lisa berbicara sampai Anita dan Nathan bersama istrinya datang untuk menjenguk Ken.

"Gimana keadaan kamu Ken?" tanya Nathan.

"Udah mendingan Om," jawab Ken. "Om ngapain disini?" tanya Ken.

"Lagi cek kandungan istri om," ujar Nathan.

"Wah.. selamat yah Om," ucap Ken, pandangannya beralih pada Lisa yang duduk terdiam sampingnya.

"Makasih, om gak bisa lama, kamu jangan lupa istirahat ajah," ucap Nathan.

"Ken itu banyak tingkahnya, susah kalau mau disuruh istirahat," sindir Anita.

"Gabut lah, Mah. Masa dirumah Mulu rebahan, pinggang juga mau encok," ucap Ken.

Lisa terkekeh geli melihat Anita dan Ken, ada-ada saja anak dan ibu itu. Tak lama Nathan dan istrinya pun pamit untuk pulang. Dan Lisa juga mau pamit untuk pulang.

"Lisa pamit yah Tante," ucap Lisa sopan.

"Buru-buru banget," ucap Ken.

"Dia juga punya urusan, bukan ngurusin kamu doang," ucap Anita.

Lisa tersenyum. "Kalau gitu saya pulang dulu," Lisa hendak berbalik badan namun Anita memangil nya.

"Tunggu Lis," cegat Anita.

"Iya? Kenapa Tan?"

"Tante cuma mau tanya, kapan tanggal pernikahan kalian?" tanya Anita.

Uhuk.. uhuk..

Ken yang sedang minum jadi tersedak mendengar penuturan ibunya.

Lisa menoleh pada Ken, begitu juga dengan Ken. Mereka saling pandang, Lisa jadi bingung harus menjawab apa.

"Minum tuh yang bener Kendra," peringat Anita.

"Hehe, iya mah,"

"Jadi gimana? Kalian udah nentuin? Mama gak sabar pengen menimang cucu," ucap Anita antusias.

"Ah, kami belum tentuin Mah," ucap Ken.

"Haha, iya Tante. Lagi pula kan, Ken juga masih sakit," ujar Lisa.

"Alah, pemulihannya itu gak lama kok, secepatnya yah? Nanti Mama bantu siapin pernikahan kalian yang megah," ucap Anita.

"Eh, jangan mah,"

"Loh, kenapa?"

"Aku sama Lisa mau nya pernikahan ini secara rahasia. Jangan sampe semua orang tau dulu," ucap Ken.

Lisa jadi lega, untung Ken mengerti keadaan. "Kenapa gitu? Gimana Mama mau pamer sama temen-temen Mama coba?" ucap Anita.

"Nanti ajah Mah, untuk pernikahan nya nanti orang terdekat ajah yang tau. Ken ajah gak bilang sama Alvian dan Iqbal,"

"Yaudah deh, kalau itu mau kalian," ucap Anita tersenyum pada Lisa.

"Makasih Tante, atas pengertiannya," ucap Lisa.

"Iya sama-sama,"

Lisa pun akhirnya pulang, ia juga tak bisa berlama-lama disana karena bunda juga harus ada yang menjaga, kasihan jika Aldi yang menjaganya sendirian.

***

"Gimana keadaan Ken? Dia sudah sadar kan?" tanya bunda.

Lisa duduk disamping bundanya. "Iya Bun, udah mendingan kok dia. Tinggal tunggu pemulihan nya ajah," jawab Lisa.

"Syukurlah,"

"Lisa mau tanya sesuatu sama bunda," ucap Lisa.

"Apa sayang?"

"Kalau Lisa nikah muda, bunda setuju gak?"

"Kamu mau nikah? Sama siapa?" tanya bunda menatap putri sulungnya itu.

"Lisa cuma nanya Bun," ujar Lisa.

"Oh.. kirain kamu mau nikah beneran, bunda udah seneng dengernya,"

"Seneng kenapa?"

Bunda tersenyum. "Bunda gak tau umur bunda panjang atau tidak, apakah bunda nanti bisa lihat kamu dan Aldi menikah dan mempunyai anak," ucap bunda.

"Bunda sangat ingin melihat pernikahan kalian dan mengendong anak-anak kalian nantinya," ujar bunda.

"Bunda pasti bisa liat aku sama Aldi nikah, dan Lisa bakal buat bunda bahagia," ujar Lisa.

"Kita gak tau takdir Allah sayang," Bunda mengelus lembut pipi Lisa. "Lihat kalian akur dan bahagia saya sudah membuat bunda senang," ujar bunda tersenyum hangat.

Netra Lisa mulai berkaca-kaca. "Lisa bakal jagain bunda dan kerja keras biar bunda bisa sembuh dan kumpul terus sama aku dan Aldi," ujar Lisa menggenggam tangan bundanya.

"Makasih sayang, bunda bangga memiliki anak-anak yang sayang sama bunda," ucap bunda.

"Lisa sayang sama bunda," Lisa bangkit lalu memeluk tvbuh bundanya.

Bunda membalas pelukan itu dengan lembut. "Udah, kok jadi melow gini sih?" ucap bunda mengusap air mata Lisa.

Lisa tersenyum. "Iya nih, siapa sih yang taruh bawang disini," ucapnya.

"Ada-ada ajah kamu Lis,"

Lisa terkekeh kecil. "Aldi mana Lis?" tanya bunda.

"Aldi lagi kerja kelompok sama temennya," balas Lisa.

Bunda manggut-manggut saja. "Ohiya, gimana sama pertanyaan Lisa tadi?" tanya Lisa.

"Bunda gak masalah kalau kamu mau nikah muda, asalkan laki-laki itu bertanggung jawab dan sayang sama kamu," ucap bunda. "Jangan sampai salah memilih, karena pernikahan itu sekali untuk selamanya Lisa," ucap bunda.

Lisa tampak termenung mendengar ucapan bunda. Bagaimana dengan pernikahan nya nanti dengan Kendra yang sebatas nikah kontrak saja? Sedangkan pernikahan itu untuk selamanya, Lisa harus membicarakan tentang ini pada Ken nanti.

Soal perjodohan itu juga Lisa belum tanyakan, apakah akan dilanjutkan atau tidak. Ah, mana Anita sudah merestui lagi, dan kedua orang tua mereka sangat mendambakan keturunan dari keduanya.

Lisa bingung, sangat. Semua jawaban itu akan dia dapat besok saat bertemu dengan Ken. Apakah nikah kontrak itu akan mereka lakukan atau tidak?

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang