Bab 96

165 11 1
                                    

Lisa tertawa kecil melihat wajah Ken yang terus ditekuk, eskrim yang ia duduki tadi membuat celananya menjadi basah dan lengket. Jadi mau tidak mau mereka harus pulang dulu untuk mengganti celana Ken yang kotor karena pria itu harus kembali ke kantor.

"Ketawa ajah terus, seneng banget yah liat aku kena musibah gini," ketus Ken melirik istrinya.

Lisa menghentikan tawanya perlahan. "Bukan gitu Ken, muka kamu itu loh lucu banget." ucap Lisa terkekeh geli.

"Ya kamu sih gak bilang kalau ada eskrim disitu, kan jadi aku yang kena," ucap Ken memanyunkan bibirnya beberapa senti.

"Utututuu marah yah? Lagian tadi aku tuh mau ngasih tau kamu eh kamunya keburu duduk,"

"Lagian nih yah, aku heran kenapa kamu bisa tiba-tiba ada disana." ucap Lisa.

"Aku tadi pulang terus gak liat kamu dirumah jadi aku nyariin kamu ketaman ternyata bener kamu ada disana." jawab Ken.

"Ohya? Ngapain pulang?"

"Emang kenapa kalau aku pulang? Gak boleh gitu?" tanya Ken sewot.

"Ish, bukan gitu Ken. Kamu tuh ngegas mulu, kayak emak-emak,"

"Biarin!"

"Aku heran ajah, kenapa kamu pulang cepet. Jam makan siang kan masih lama kok udah pulang ajah?" Ken memasukkan mobilnya terlebih dahulu kedalam pekarangan rumah.

"Aku tuh mau ajak kamu ke tempat Rina sama Kelvin sekarang. Mereka lagi fitting baju pengantin, Rina bilang dia mau kamu bantuin dia pilih gaun yang cocok untuk dia pakai nanti,"

"Iyakah? Sekarang?" tanya Lisa dengan sangat semangat.

"Iya tapi aku mau ganti baju dulu, ayo turun," ajak Ken lalu membuka pintu mobilnya.

Lisa langsung turun mengekori suaminya masuk kedalam rumah. "Pelan-pelan Sayang, kamu tuh jangan cepet-cepet jalannya," tegur Ken pada istrinya yang sangat bersemangat mondar-mandir bersiap-siap.

"Hehehe, iya. Kamu udah selesai?" tanya Lisa.

"Udah, kamu udah siap semua kan?" Lisa mengangguk cepat.

Ken sudah selesai mengganti celana plus sekalian dengan bajunya, Lisa memakai dress putih selutut yang ia padukan dengan kardigan coklat Milo agar sedikit menutupi perut buncitnya.

"Nanti disana kamu jangan terlalu banyak gerak yah? Aku soalnya langsung kekantor lagi habis nganterin kamu," ucap Ken khawatir dengan kondisi Lisa yang tengah hamil, padahal kan Lisa itu akan berhati-hati dan menjaga dirinya, Ken sangat posesif sekarang.

"Iya, siap Baginda raja. Emang kamu pikir aku bakal lari maraton disana? Aku kan cuma nemenin Rina doang," ucap Lisa tersenyum menatap Ken.

"Hem, yang penting inget pesan aku ajah, kamu tuh kan suka bandel kalau dibilangin,"

"Iya-iya, bawel."

"Apa!?"

"Eh enggak-enggak, maksud aku iya Suamiku," ucap Lisa tersenyum manis memperlihatkan deretan giginya yang putih.

Ken menghela nafas berat, Lisa tidak tau saja kalau Ken itu sangat menyayangi dan menghawatirkannya dan calon bayi mereka.

***

"Ya ampun Rin, lo cantik banget!"

Rina tersipu saat mendapat pujian dan temannya itu. Kelvin tersenyum tipis melihat wajah tersipu calon istrinya.

"Makasih Lis," ujar Rina.

"Menurut kamu ini udah cocok belum? Atau gak cocok yah sama aku?" ucap Rina bertanya bagaimana pendapat Lisa tentang gaun pengantin yang ia pilih.

"Lo udah coba semua belum?"

"Em, belum."

"Ohh.. yaudah kita coba dulu yang lain, nanti kita liat mana yang cocok. Menurutku sih ini terlalu banyak pernak-perniknya tapi tetap cantik sih kalau Lo yang pake," ucap Lisa mengutarakan pendapatnya.

Rina mengangguk paham, ia yang tidak biasa menggunakan barang-barang mahal merasa jika semua itu indah dan elegan.

Sementara Ken dan Kelvin hanya duduk menunggu kedua wanita itu. "Lo cuma pake jas item ini doang?" tanya Ken melirik Kelvin yang duduk disebelahnya.

"Iya,"

"Kurang cocok sama Lo, coba Lo pake gaun juga kaya si Rina, kalian pasti bakal cocok banget itu diatas pelaminan nanti," ucap Ken tidak masuk akal.

Kelvin sudah terbiasa dengan omong kosong dan kata-kata diluar nalar yang keluar dari mulut seorang Kendra.

"Kenapa gak sekalian ajah nanti semua yang tamu pake gaun juga? Termasuk Lo juga," balas Kelvin.

Ucapan Kelvin membuat Ken tertawa, bukannya kembali ke kantornya Ken malah masih stay menunggu istrinya disana. Padahal Lisa sudah menyuruhnya pergi namun pria itu tetap kekeuh untuk ikut menemani istrinya.

Lisa melirik kearah Ken dan Kelvin yang tertawa bercanda bersama. Rina juga senang bisa melihat Kelvin yang lebih banyak senyum dan tertawa sekarang. Mereka tidak tau saja kalau yang membuat Kelvin itu tertawa karena ada badut Ancol eh maksudnya Kendra disana.

***

Maaf yah kemarin ada kesalahan penulisan bab dari aku, harunya bab 95 malah 98 wkwkw. Pengaruh banyak pikiran mereun nyak? Ohiya sampe lupa tanya kabar kalian, kalian sehatkan? Jangan sampe sakit loh, ditempat aku lagi musim sakit makanya aku jarang up dan sekali up cuman dikit hehehe maafkan faktor lupa ku ini yakkk

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang