Bab 94

157 14 1
                                    


Pagi itu Ken masih tertidur pulas didalam pelukan sang istri, keduanya masih tertidur lelap sampai alarm yang berada diatas nakas berbunyi.

Tring!
Tring!

"Hemm," tidur Lisa terganggu mendengar suara nyaring dari alarm itu.

Lisa menyingkirkan tangan Ken yang melingkar diperut nya, tangannya meraih alarm yang terus berbunyi.

Lisa mengucek matanya dengan pelan, samar-samar ia melihat kearah alarm. "Udah jam setengah tujuh?" gumam si cantik.

Ken meraba bagian tempat tidur istrinya, merasa ada yang hilang pria itu bersahut. "Sayang? Kamu dimana?" panggil Ken dengan suara seraknya.

Lisa menoleh. "Disini."

"Sini, jangan jauh-jauh bobonya. Masih gelap juga tuh ayo bobo lagi," ujar Ken seraya menepuk pelan kasur meminta Lisa untuk kembali berbaring didekat nya.

"Udah pagi, Ken. Gelap karena mata kamu belum kebuka," ucap Lisa kembali mendekat.

"Hemm, sini, peluk?" Ken merentangkan satu tangan nya.

"Gak mau, nanti kamu malah tambah lama molor nya," tolak Lisa.

"Yaudah kalau gak mau peluk, kiss dikit dong?" Ken memanyunkan bibirnya beberapa senti.

Lisa menyentil bibir suaminya dengan pelan. "Aduh! Kok disentil sih, Sa?" protes Ken menyentuh bibirnya.

"Siapa suruh monyong-monyong kaya gitu, kayak lalat ajah." ucap Lisa.

"Jahat ihh," Ken memasang wajah cemberut, Ken mengambil guling lalu memeluknya ia juga kembali menutup matanya.

"Udah pagi ih, ayo bangun. Aldi pasti udah buat sarapan tuh buat kita," ajak Lisa, setiap pagi Aldi pasti sudah berada di dapur untuk membuat sarapan.

Ken membuka sedikit matanya, wajah bantal nya terlihat lucu, menggemaskan.

"Lima menit lagi yah?"

"Kelamaan itu,"

"Yaudah sejam lagi." Ken kembali menutup matanya.

"Ken bangun ah, ayo nanti kamu juga telat loh."

"Gapapa Sayang, kan aku bos nya," Ken melirik kearah Lisa seraya tersenyum.

"Mulai,"

"Hehehe, becanda doang Sayang,"

"Yaudah bangun yuk, kamu mandi terus sarapan," ajak Lisa lagi.

"Gak ah, aku gak mau sarapan,"

"Yaudah kan nanti bisa minum susu ajah,"

"Aku mau susu yang lain,"

"Susu apa? Susu kambing?"

"Bukan dong, masa susu kambing! Orang susunya ada di kamu," ujar Ken.

"Enak ajah, gak boleh!"

"Kenapa gak boleh, itu juga punyaku kok!"

"Isshh, kamu tuh yah? Awas kalau sampe aku keluar dari kamar mandi kamu belum bangun,"

Ken menatap lekat wajah istrinya, Lisa sedang mengikat rambutnya yang terurai.

"Emang kenapa kalau aku gak mau bangun, Hem?"

Lisa melirik Ken sekilas. "Nanti aku kasih hukuman, gak ada lagi tidur sambil peluk-pelukan!" ucap Lisa lalu langsung turun dari ranj4nya mereka.

"Hah, Sa. Kok gitu sih Sayang?" protes Ken.

"Bodo amat! Liat ajah kalau kamu belum bangun juga!" teriak Lisa dari dalam kamar mandi.

Ken tersenyum tipis setelahnya, ia melirik jam dinding lalu bangkit dari duduknya.

***

"Tuhkan, Aldi udah berangkat duluan," ucap Lisa saat menemukan selembar kertas yang bertuliskan.

~Kak aku berangkat sekolah duluan yah, soalnya udah dijemput temenku aku takut ganggu tidur kak Sasa sama bang Ken. Kayak nya pules banget hehe, jadi abis buat sarapan aku langsung pergi, jangan lupa dimakan yah Kak~ tulis Aldi diatas kertas putih.

"Yaudah gapapa, toh dia juga perginya sama temennya kan?" ucap Ken.

Pria itu duduk dikursi yang kosong, Ken mengambil roti yang sudah diolesi dengan selai kacang kesukaan nya.

Lisa juga ikut duduk di kursi yang ada didepan Ken. "Kayaknya nanti aku bakal pulang telat dikit deh, jadi kamu gak usah nunggu aku yah? Kalau udah ngantuk langsung tidur ajah, oke?" ucap Ken tiba-tiba.

"Kok gitu? Ada urusan penting kah?" tanya Lisa.

"Dibilang penting juga enggak sih, aku ada mau ketemu sama beberapa klien sama bantuin Kelvin buat persiapin lamaran dia." jawab Ken seadanya.

"Ohh, aku boleh ikut gak?"

"Jangan Sayang, kamu dirumah ajah."

"Padahal aku pengen liat persiapan nya juga," ucap Lisa dengan lesu.

Ken menghela nafas pelan. "Kan nanti pas lamaran nya kamu ikut, Sayang. Sabar yah?"

Lisa mengangguk patuh, Ken meneguk susu putih yang ada diatas mejanya hingga habis tak tersisa.

***

Dobel up nih mwehe siapa yg udh kangen?

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang