Bab 84

377 21 6
                                    

Eyow!

**
Pagi-pagi sekali Lisa sudah turun ke dapur untuk menyiapkan sarapan, sementara Ken masih tertidur lelap. Lisa yang tidak pandai dalam hal memasak mencoba mencari resep simpel dari handphone nya.

Rencananya Lisa ingin membuatkan Ken makanan yang spesial sebagai ucapan terima kasih nya sebab pria itu sudah mau mengantar nya semalam.

"Masak apa yah?" gumam Lisa terus meng-scrol benda pipih nya itu.

"Ini kayanya enak, tapi bahan nya banyak banget mana sempet masak nya." Lisa masih bingung untuk memasak apa.

"Nah, ini kaya nya gampang deh." Lisa tertarik pada satu gambar makanan.

Gambar itu menunjukkan bubur putih polos dengan toping telur rebus dan kacang.

"Oke, mari kita buat," ucap Lisa dengan semangat, ia mengikat rambut nya terlebih dahulu.

Suara riuh di dapur membuat Aldi terbangun, kamar Aldi lumayan dekat dengan dapur mereka. Aldi pun keluar dari kamar untuk melihat siapa yang pagi-pagi seperti ini sudah bergelut didapur.

Aldi menyipitkan matanya. "Kak Sasa?" Lisa terkejut ada yang memanggil nya, ia menoleh.

"Eh, Al. Udah bangun?"

Aldi mengangguk pelan.

"Ngapain kak?" tanya bocah itu.

"Masak,"

"Masak?"

"Iya, kamu gak liat nih,"

Aldi yang tau jika kakak nya ini tidak bisa memasak sedikit kaget, ia berjalan mendekati Lisa. "Kakak masak apaan itu? Kok air nya banyak banget gitu?" tanya Aldi.

"Masak bubur," ucap Lisa seraya tersenyum ia terus mengaduk masakan nya dengan perlahan.

"Buat apa masak bubur kak?"

"Buat Ken, kalau kamu juga mau boleh kok,"

"Bukan nya bang Ken gak suka bubur yah?"

"Hah? Emang iya? Tau dari mana kamu," tanya Lisa mengehentikan aktivitas nya.

"Tante Anita yang bilang, kalau bang Ken gak suka sama bubur." ucap Aldi.

"Yah... Jadi gimana dong, kakak udah terlanjur masak ini."

"Kak Sasa masa gak tau makanan kesukaan suaminya sendiri," ucap Aldi geleng-geleng kepala.

"Lupa,"

Terlalu asyik mengobrol Lisa sampai lupa jika ia sedang memasak, alhasil air dalam panci nya itu meluap Lisa juga lupa mengecilkan api kompor nya.

"Kak air nya meluap!" ucap Aldi.

Lisa memutar badannya, ia panik melihat luapan air itu, akibat panik Lisa melah memegang panci panas itu.

"Aw! Panas!"

"Ya Allah, kenapa di pegang panci nya Kak," Aldi mematikan kompor itu lalu melihat tangan Lisa yang terluka.

"Sa!"

Rupanya Ken terbangun, ia mendengar suara Lisa lalu langsung menuju kedapur. Pria itu berjalan cepat menghampiri istrinya. "Kamu kenapa? Al kenapa bisa kaya gini?" tanya Ken dengan panik.

Lisa meringis kesakitan, jari nya melepuh akibat terkena panci panas itu. Ken menyentuh tangan Lisa dengan perlahan.

"Kak Sasa gak sengaja pegang panci panas itu Bang," jelas Aldi.

"Astaga, kamu kenapa ceroboh banget sih. Untung gak parah, sini aku obatin. Al minta tolong kamu beresin ini yah?" ucap Ken.

"Iya Bang, nanti aku beresin." ucap Aldi.

Ken mengajak Lisa untuk kembali ke kamar, ia segera menyuruh istrinya itu duduk ditepi kasur, Ken membuka laci kecil yang ada di dekat lemari nya. Ken lalu mengambil kotak P3K untuk mengobati tangan istrinya.

"Kan aku udah pernah bilang jangan ceroboh, kamu tuh apa-apa jangan panik, kalau udah kaya gini kan kamu juga yang kena," Ken terus mengomel, namun ia masih terus mengobati tangan Lisa.

"Kamu juga ngapain sih pagi-pagi gini ke dapur, aku kan gak pernah minta kamu buat masak."

"T-tapi, gue mau buatin Lo sarapan," ujar Lisa pelan.

"Kenapa gitu? Aku tau kamu gak bisa masak, Sa. Jadi jangan dipaksain,"

"Gue kan cuma mau bikinin Lo sarapan masa gak boleh," ucap Lisa cemberut menatap wajah Ken.

Ken mengangkat kepalanya, ia sudah selesai membaluti jari Lisa dengan hansaplast.

"Coba aku tanya kenapa kamu tiba-tiba mau buatin aku sarapan?" tanya Ken menatap lekat wajah istrinya.

Lisa mengigit b1bir bawahnya. "Ck, jangan suka gigit b1bir nya kaya gitu, nanti berdar4h." tegur Ken menyentuh b1bir Lisa.

"Gue cum--"

Ehem!

"Language nya, Sa."

"I-iya, a-aku cuma mau masakin Lo eh, kamu sarapan buat ucapan terimakasih doang," ujar Lisa.

Ken mengerutkan keningnya. "Terima kasih buat apa, Sa?"

"Kan tadi k-kamu udah mau nganterin aku nurutin permintaan nya Dede bayi," cicit Lisa.

Ken malah terkekeh geli, rupanya Lisa ingin membalas Budi padanya. "Ohh.. jadi gitu ceritanya." ucap Ken manggut-manggut.

"Gini Sayang, aku kan nganterin kamu karena permintaan Dede bayi kan? Terus Dede bayi kan anak aku juga jadi udah kewajiban aku buat ikut serta direpotkan sama dia," ucap Ken lalu tersenyum.

"Jadi gak usah mikir buat bales apapun yang udah aku kasih ke kamu, oke?" Lisa mengangguk paham.

Ken tersenyum lalu mengusap kepala Lisa. "Pinter,"

"Btw tadi kamu mau masakin aku apa sih?" tanya Ken.

"Bubur," jawab Lisa melirik suaminya. "Tapi Lo gak suka sama bubur yah?" tanya Lisa.

Ken menghela nafasnya, Lisa mungkin masih belum terbiasa menggunakan panggilan aku-kamu pada percakapan mereka.

Lisa yang sadar akhirnya berkata. "Sorry."

"Gapapa, di coba pelan-pelan ajah yah? Buat bubur nya... Aku suka sih sama rasanya tapi gak tekstur nya, hehehe." ujar Ken terkekeh.

"Gue emang gak becus jadi istri," ujar Lisa.

"Eh, enggak Sayang. Siapa yang bilang gitu? Hem?"

"Emang gitu kok, masak ajah gak bisa." lirih Lisa.

"Ngak gitu Sa. Udah jangan ngerasa gak berguna gitu, aku gak pernah minta kamu buat bisa dalam segala hal kan? Kan kalau kamu gak bisa masak kita bisa pesan diluar," ucap Ken.

"Tapi kan boros, Ken."

"Selama aku terus kerja dan masih sanggup menuhin kebutuhan kita, kamu gak usah mikirin soal ekonomi lagi. Warisan aku kan masih banyak," ucap Ken tersenyum bangga.

"Jangan sombong!"

Ken tertawa kecil. "Iya, bangga dikit gapapa lah."

Lisa terkekeh kecil melihat tingkah Ken. "Mandi gih, kata kamu kan ada urusan penting hari ini," ucap Lisa mengingatkan.

Ken lalu ingat dengan urusan nya pagi ini, ia harus pergi ke kantor polisi untuk mengurus Niki dan Wisnu.

**

Segini dulu yah, sumpah gaje bgt udh buntu nih otak...

Masukan nya dong!!!

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang