Bab 87 Cerita Rina

228 12 1
                                    


Ken sangat menikmati makan siang nya, makanan yang enak dan plus nya di suapi istri tercinta nya. Di sela-sela makan nya Ken banyak bercerita tentang apa yang ia lakukan hari ini, tapi ia belum memberitahu Lisa perkara Wisnu dan Niki.

Lisa baru saja berduka dan sangat terpukul saat kehilangan Bunda, Ken tak mau jika Lisa nanti akan bertambah sedih jika mengetahui keadaan Wisnu sekarang.

"Sa, rambut aku udah boleh dibuka gak?" tanya Ken dengan manja.

"Kenapa gitu?" tanya Lisa.

"Pengen buka, semua orang pada liat aku tau," ucap Ken.

"Jangan dulu, aku masih mau liat kamu kayak gitu."

"Okey. Hari ini ajah kan?"

"Aku enggak tau, kalau si kecil minta nya sampe dia lahir gimana?" ucap Lisa menakut-nakuti Ken.

"Jangan dong, Sa. Nanti kalau aku meeting terus ketemu klien aku gimana?"

"Ya bodo amat, pokok nya gak boleh dilepas!"

"Jahat banget, jangan-jangan ini akal-akalan kamu lagi?"

"Dih, kok malah aku sih? Kalau aku mau ngerjain kamu mah ngapain nanggung-nanggung gitu, sekalian ajah suruh kamu pake baju princess ke kantor," ucap Lisa.

"Ya jangan dong, kalau gitu mendingan aku gak usah ke kantor." ujar Ken.

"Katanya sayang anak, sayang istri. Masa gitu ajah ngeluh,"

"Bukan gitu Sayang. Aku tuh cuma.."

"Apa?"

"Ah, udah lah. Aku mah ngalah ajah, susah mau debat sama penguasa bumi."

"Utututuu. Ngambek?"

"Gak." Ken memalingkan wajahnya ke arah lain.

Lisa malah tertawa melihat tingkah Ken, puas juga mengerjai suaminya. "Liat aku dong Ken. Kok malah liat kesana," ucap Lisa.

Bukannya berbalik Ken malah melipat kedua tangannya. Rambutnya yang menjuntai ikut bergoyang, terlihat sangat menggemaskan.

"Yaudah kalau ngambek, aku pulang yah?" ancam Lisa, ia berpura-pura mengambil tas nya.

Secepatnya Ken berbalik pada istrinya. "Sayang.."

Lisa kembali tertawa, Ken memasang wajah cemberut seperti bayi. "Sini." Lisa merentangkan kedua tangannya.

Tak berpikir panjang Ken langsung berdiri dan memeluk istrinya. "Kamu jangan pulang dulu yah? Temenin aku disini." ucap Ken.

"Gak mau. Aku mau pulang ajah, males urusin bayi gede disini."

"Sa... Kok gitu sih?"

"Hahaha, becanda."

"Disini dulu yah? Temenin aku."

"Iya bawel. Udah ah peluk nya, gerah tau."

"Bentar lagi, masih kangen."

"Alay banget sih Ken, lepas ah. Kerjaan kamu tuh numpuk."

"Dikit lagi." ucap Ken mengeratkan pelukannya.

"Nanti makin numpuk kerjaan nya, Sayang." ucap Lisa dengan lembut sembari mengelus rambut sang suami.

Ken seketika melepaskan pelukannya, ia menatap wajah Lisa yang tersenyum padanya. "Apa tadi? Coba ulang?"

"Apanya?" pura-pura tidak mengerti.

"Itu tadi yang barusan kamu bilang."

"Kerjaan kamu tuh numpuk."

"Selanjutnya? Tadi kamu panggil aku Sayang. Coba panggil aku kayak gitu lagi,"

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang