Bab 76 || Kabar duka||

230 12 0
                                    

Ken masih menenangkan Lisa yang justru kini malah terdiam. Ken mengerti jika Lisa pasti belum siap jika mereka mempunyai anak secepatnya ini.

Lisa duduk melamun menatap langit malam, Anita juga sudah beberapa kali mengajak bicara, namun Lisa hanya diam.

"Sa, makan yuk? Mama udah masakin masakan spesial buat kamu," ucap Ken.

Lisa menoleh ke arah Ken. Kening nya mengerut. "Gue gak nafsv makan," ujar nya.

"Lo eh, maksudnya. Kamu nanti sakit kalau gak makan, Sa." ucap Ken lagi, lidah nya masih belibet menggunakan kata kamu-aku pada Lisa.

"Lo kenapa ngomong nya diubah gitu? Kaya biasa ajah kali," ucap Lisa datar.

"Gue gak mau panggil Lo-gue Mulu, gak enak juga kan denger nya kalau depan Mama sama bunda?" Lisa tertunduk lesu, ia jadi ingat bunda nya.

"Ohiya, Mamah udah kasih tau Bunda kalah kamu hamil,"

"Kenapa di kasih tau?"

"Mamah kesenangan sampe nelpon Bunda buat kasih tau kabar bahagia ini," ucap Ken tersenyum.

"Terus respon Bunda gimana?" tanya Lisa penasaran.

"Bunda ikut seneng, Aldi juga. Mereka bakal datang kesini besok," ucap Ken.

"Besok?"

Ken mengangguk kecil. "Makanya kan besok Bunda sama Aldi dateng, kamu jangan sedih Mulu dong. Makan yah?" ucap Ken, jujur ia sangat sulit menggunakan kata itu pada istrinya.

Lisa terkekeh. "Kalau belum nyaman gak usah di paksa," ucap Lisa.

"Nyaman kok, nanti juga terbiasa. K-kamu juga harus terbiasa,"

"Dih, ogah. Lo ajah," ujar Lisa.

"Harus yah,"

"Enggak,"

***

"Kalau Lo mau utang Lo lunas, Lo harus ngikutin apa yang gue mau," ucap Niki.

Seorang pria bersimpuh dihadapan nya. "Saya akan lakukan apapun, asal jangan bvnuh saya," pria itu meminta mohon.

"Bagus, Lo tau kan. Anak Lo udah rebut tunangan gue, dan gue gak sudi liat mereka hidup bahagia," ucap Niki menatap pria dihadapannya.

"Lantas, apa yang harus saya lakukan,"

"Gue mau orang tersayang dia terluka. Biar dia tau rasa udah main-main sama gue," ucap Niki.

"B-baik," ucap Wisnu. Ia sudah dibutakan oleh ketamakan nya sendiri. Selama berpisah dengan Bunda, pria itu selalu menghamburkan uang dan berutang dimana mana.

Bahkan uang yang Ken berikan pun sudah habis ia pakai foya-foya.

***

Pagi-pagi sekali dirumah Bunda, wanita itu dan Aldi sudah bersiap-siap kepasar. Bunda sangat senang saat mendengar Lisa tengah hamil, Aldi pun sama.

Mereka berdua hendak keluar rumah, namun Aldi merasakan perasaan tidak enak, seperti ada yang mengganjal.

"Bun," panggil Aldi

"Iya? Kenapa Nak?"

"Apa kita gak usah ke pasar ajah yah?" ucap Aldi.

"Kenapa? Bukan nya kita udah rencanakan ini semalam," ucap bunda heran, padahal Aldi sangat semangat semalam.

"Iya sih, tapi apa kita beli yang lain ajah yah. Biar cepet ketemu kak Sasa," ucap Aldi.

"Kita buat ajah, Al. Lagian kan mana suka Kakak kamu kalau dibeliin,"

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang