Bab 78 || Sesakit itu kah kehilangan ||

252 14 0
                                    

Lisa membuka matanya perlahan, tvbuh nya sangat lemah. Di sekeliling nya ada Keyla dan yang lain nya.

"Lis? Lo udah sadar?" tanya Keyla, ibu muda itu yang sedari tadi memangku kepala Lisa saat gadis itu pingsan.

Keyla turut berduka cita saat mendengar kabar duka yang berasal dari sahabat terbaik nya itu. "Key, Bu-bunda.." lirih Lisa.

Keyla melipat b1bir nya kedalam. "Bunda udah tenang Lisa," ucap Keyla.

"Kenapa. Kenapa Bunda ninggalin gue key?" tanya Lisa dengan pelan.

"Bunda gak ninggalin Lo, bunda selalu ada dihati kita," ucap Keyla.

"Yang sabar yah kak, Kheitya turut berdukacita," ucap Kheitya menatap Lisa yang lemah.

Lisa bahkan masih memeluk erat foto bunda nya. Air matanya kembali turun, mengapa Tuhan begitu cepat mengambil orang yang amat berharga bagi nya. Sampai mengantarkan ke peristirahatan terakhirnya pun Lisa tak sanggup, ia terlalu lemah untuk menyaksikan Bunda nya dibalik gundukan tanah.

"Lisa gak nyangka Bunda pergi kaya gini, Bun. Lisa takut gak bisa jalanin ini semua.." batin Lisa memeluk erat foto Bunda.

Foto yang menunjukan senyuman manis sang ibu, yang hanya bisa ia lihat saat ini, ia tak bisa lagi merasakan sentuhan bunda nya.

Tak lama kemudian, rombongan Ken pulang. Seluruh tetangga pun sudah pulang.

"Assalamualaikum," ucap Ken dan Anita.

"Waalaikumsalam,"

Ken berjalan Masuk merangkul pundak Aldi bersama Anita. Aldi tak kuasa menahan rasa sedih nya saat kembali masuk kedalam rumah, rumah yang banyak menyimpan kenangan baik tentang bunda.

Ken berjalan mendekati Lisa, Lisa tertunduk sambil menangis. Keyla menyingkir, ibu muda itu berdiri mendekati Alvian dengan yang lain nya. Ken pun duduk di sebelah Lisa.

"Sa." panggil Ken menyentuh pundak Lisa.

Lisa mengangkat kepalanya lalu menatap sendu sang suami. "Ken.. Bunda udah pergi," lirih Lisa.

"Bunda udah tenang Sa, jangan sedih terus. Nanti Bunda juga sedih ngeliat kamu kayak gini," ujar Ken dengan lembut.

"Jangan terlalu larut dalam kesedihan kamu, masih banyak orang yang sayang dan peduli sama kamu. Ikhlas kan Bunda, Bunda gak sepenuhnya pergi, Bunda akan selalu ada dihati kita," ucap Ken tersenyum menatap istrinya, ibu jarinya membantu menghapus air mata Lisa.

"Udah yah? Jangan sedih-sedih Mulu," ucap Ken. Lisa hanya terdiam, Ken menarik pelan tvbuh kurus istrinya dalam pelukan nya. Memberikan rasa nyaman dan aman agar gadis itu tenang.

***

Dua hari setelah kepergian Bunda, Lisa lebih banyak diam dari biasanya. Ia lebih sering mengurung diri dan tidak memperdulikan dirinya sendiri.

Aldi, bocah SMP itu kini tinggal bersama dengan Ken dan Lisa. Untuk sementara waktu Aldi mengikuti perintah Ken untuk tinggal bersama, awal nya ia menolak sebab rumah Ken jauh dari rumah Bunda nya.

Di kantor Ken terus memikirkan bagaimana cara untuk bisa membuat istrinya kembali tersenyum, berbagai macam cara ia lakukan, namun Lisa tak menanggapi. Ia masih terpuruk dalam kesedihan.

"Apa anda sedang banyak pikiran?" tanya Kelvin saat mereka berdua telah menyelesaikan meeting diluar kantor.

"Yah, gue emang selalu banyak pikiran. Tapi kali ini masalah gue tuh lebih besar," ucap Ken sembari menyeruput kopi susu nya.

Kelvin terkekeh. "Menurut saya, agar istri anda tidak terlalu larut dalam kesedihan nya, bawa lah dia keluar atau luangkan waktu untuk nya," ucap Kelvin.

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang