Bab 79 || Kita mulai dari awal lagi yah? ||

339 14 1
                                    


Ken pulang dan langsung mencari keberadaan istrinya, ia ingin melihat dan memeluk erat istrinya. Rasa bersalah telah membentak Lisa membuatnya tak tenang.

Tap! Tap!

"Sa! Sayang!" panggil Ken menaiki tangga.

Ken sudah sampai di depan pintu kamar nya. Ia membuka pintu itu perlahan. Kamar nya gelap gulita, tidak ada penerangan sama sekali. "Sa? Kamu di dimana Sayang?" ucap Ken bertanya, pria itu meraba saklar lampu dan...

"Sa? K-kamu ngapain?" tanya Ken gugup, istrinya itu rupanya sedang duduk diatas kasur sembari menyelimuti seluruh tvbuh nya dengan selimut tebal.

Ken berjalan perlahan mendekati Lisa, wajah Lisa tidak sedatar terakhir kali Ken melihat nya. "Kamu kedinginan?" Lisa mengelengkan kepalanya.

Ken naik keatas tempat tidur, menatap bingung istrinya.

"Terus kenapa selimutan gitu? Lampu juga di matiin, mau ditemenin sama hantu?"

"Emm... Ken.. jangan nakutin," rengek Lisa.

Ken tertawa kecil, Lisa sudah mau sedikit berbicara padanya. Ken lebih lega rasanya. "Makanya kenapa kaya gini? Ohiya udah makan belum?" tanya Ken dengan penuh perhatian.

"Udah, eum.. g-gue mau minta maaf soal yang tadi," ucap Lisa pelan.

"Apa? Suara nya kerasin dikit. Aku gak denger," ucap Ken.

"Ma-maaf soal yang tadi," ucap Lisa.

Ken melihat wajah lesu istrinya, Lisa rupanya sudah mulai kembali seperti semula. "Iya, dimaafin kok. Aku juga minta maaf yah? Tadi ngebentak kamu kaya gitu. Aku kebawa emosi," ucap Ken tersenyum hangat.

"Gue nyebelin yah tadi?"

"Haha.. enggak, malah bikin gemes," ucap Ken menoel hidung mancung istrinya. Wajah Lisa memerah, pipi nya merona akibat ulah Ken.

"Dih, baper yah? Merah gitu pipi nya," goda Ken tersenyum mengejek.

"Gak kok! Orang gue kepanasan." ucap Lisa cepat.

"Hahahaha... Makanya selimutnya dilepas gih, mau temenin aku makan gak?" ucap Ken.

"Eum.."

"Gak mau?"

"Gak gitu,"

"Terus kenapa? Mau ngomong apa sih, Hem? Ngomong ajah, cerita sama aku," ucap Ken, sisi Ken yang hangat dan manis hanya lisa yang bisa melihat nya.

"Gue gak mau larut dalam kesedihan lagi, maaf udah bikin Lo kesel dari kemaren," ujar Lisa.

Ken tersenyum melihat Lisa. "Wajar kalau sedih, tapi jangan berkepanjangan. Gak baik, memang susah, tapi kan bisa dicoba. Apa lagi disini banyak yang sayang sama kamu," ucap Ken.

"Bantu gue yah?" ucap Lisa malu-malu.

"Haha, iya. Pasti aku bantu. Kita mulai lagi dari awal yah?" Lisa mengangguk senang, Ken memang selalu bisa membuat nya tenang.

"Hem.. yaudah kalau gitu sekarang buka selimut nya, gerah tau," ucap Ken.

Lisa menganggukkan kepalanya dengan ragu-ragu.

Perlahan Lisa membuka selimut itu, Ken melihat Lisa yang tertunduk sembari membuka selimut itu dari tvbuh nya.

Sret..

Bola mata Ken melebar, tvbuh kurus istrinya yang putih bersih itu hanya tertutup kain yang kurang bahan. Ya, Lisa hanya menggunakan lingerie!

Argh! Ken bisa gila dibuat nya. "S-sa, ngapain pake baju kaya gini?" Ken jadi gugup, ia sampai susah menelan ludah nya sendiri.

Lisa jadi malu, ide Keyla memang gil4. Keyla lah yang mengusulkan untuk memakai pakaian itu agar bisa membujuk Ken untuk memaafkan nya, sebab jika Keyla ingin membujuk Alvian itulah yang akan ia lakukan.

"Eum.. g-gue, gue cuma minta maaf ajah." ujar Lisa.

"I-iya aku udah maafin kok. Tapi kan gak usah gini juga Sayang, aku takut gak bisa nahan diri lagi," tidak tau saja jika tvbuh nya itu membuat Ken candu.

"Gapapa kok, g-gue gapapa. Ini buat nebus kesalahan gue sebelum nya, gue merasa bersalah sama si kecil." ujar Lisa.

Ken meneguk ludah kasar. Ia lelaki normal, pandangan nya sangat susah untuk dialihkan dari kedua aset berharga milik istrinya, Ken menutup matanya mengatur nafas. "Enggak papa, si kecil ngerti kok kalau Mama nya lagi sedih," ucap Ken tersenyum.

"L-lo gak mau sapa si kecil?" ucap Lisa ragu-ragu.

"Boleh?" Lisa mengangguk.

Ken mengatur nafas nya, ia mengarahkan tangan nya perlahan. Lisa gemas sebab Ken itu lama sekali gerakan nya, tangan Lisa menarik tangan Ken untuk segera menyentuh perut nya. Entah ada angin apa Lisa saat ini sangat ingin bermanja-manja dengan suaminya, bukan suami tetangga yah.

Degh

"Ya tuhan. Tahan Ken tahan!" batin Ken berteriak.

"H-halo adek," Ken meraba perut rata Lisa. "Gimana kabar nya? Udah makan belom?" Saking gugup nya Ken sampai menanyakan hal yang tidak masuk akal.

"Dia kan belom bisa makan Ken,"

"Eh, iya yah," Ken cengengesan.

"Udah yah, takut kamu gak nyaman. Baju nya juga ganti gih, nanti masuk angin," ucap Ken setelah menarik tangan nya kembali.

"ihh, nih anak gak peka banget sih!" batin Lisa.

"Mau aku cariin kaos? Bentar yah," Ken hendak turun dari kasur namun Lisa mencegahnya.

Lisa memutar badan Ken hingga berhadapan dengan nya lalu Lisa duduk diatas paha suaminya. Ken tercekat, ia gugup setengah mati. "Sa-sa? N-gapain?"

"Lo mau kemana sih? Katanya mau nemenin gue." ucap Lisa menatap kedua mata Ken.

"Eum, itu kan tadi aku mau ambilin kamu baju, Sayang." ujar Ken.

"Gue kan udah pake baju, ngapain di ambilin lagi?"

"Ahiya, yaudah kalau gitu turun yah?"

"Kenapa? Gak suka gue duduk di paha Lo?" ketus Lisa dengan bibir cemberutnya.

Argh! Bisa-bisa Lisa diterkam oleh Ken, Lisa sangat menggoda iman. Tak tau saja jika Ken itu sedang menahan sesuatu yang amat berat bagi nya.

"Bukan gitu Sayang, kamu bisa buat Pikachu aku bangun," lirih Ken memohon.

Wajah Lisa kembali memerah. Ia merasakan ada yang mengganjal dibawah nya. Aduh, ada yang tegak tapi bukan keadilan!

"Plis, turun yah?" Ken sudah sangat memohon.

"Gak mau! Biarin ajah dia bangun."

"Sa, jangan mancing. Jangan sampe kamu aku makan yah," ucap Ken tak main-main, susah payah ia menahan hasrat nya ini.

Lisa mengalungkan tangannya dileher Ken, lalu mendekatkan wajah nya kearah suaminya. Lisa membisikan sesuatu di telinga suaminya. "Gak mau jenguk adek apa?" bisik Lisa dengan suara rendah.

Ken sudah tidak tahan, Ken sudah tidak peduli apa pun yang akan terjadi nanti. Lisa sudah membuat Pikachu nya bangun, makan ia juga yang harus menidurkan nya kembali.

****

Double up nih

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang