Bab 66 Takut H4mil

235 10 0
                                    

Setelah selesai berjalan-jalan menghabiskan waktu berdua, Lisa dan Ken memutuskan untuk pulang. Berhubung hari sudah mulai gelap.

Mobil Ken sudah terparkir didepan villa, mereka berjalan masuk bersama. Ken menggenggam erat tangan Lisa lalu masuk ke dalam villa itu.

Di dalam nya mereka berdua di sambut dengan Bu Minah dan Marni yang keluar dari arah dapur. "Nak Lisa, saya ingin meminta maaf atas kelancangan anak saya terhadap kalian berdua," ucap Bu Minah menunduk.

Marni yang berdiri di samping ibu nya hanya terdiam, pipi nya yang mulus terlihat merah akibat tamparan yang ia berikan siang tadi, namun Lisa mengamati pipi Marni yang ia tampar. Seingat nya tamparan yang ia berikan hanya pada pipi sebelah kanan, namun kenapa kedua pipi nya malah merah?

"Saya sangat menyayangkan sikap anak Bu Minah terhadap suami saya, apa dia tidak menghargai saya sebagai istrinya?" ucap Lisa pelan namun penuh penekanan.

Ken mengusap punggung tangan Lisa dengan ibu jarinya, ia takut jika Lisa akan meledak lagi didepan Bu Minah, wanita paruh baya itu tidak seharusnya menanggung perbuatan anak nya. "Kami sudah memaafkan nya Bu, hanya saja saya sangat berharap agar Marni tidak melakukan hal seperti itu lagi, bukan hanya terhadap saya tapi pada orang lain yang sudah beristri," ucap Ken.

"Iya Nak, saya akan mengingatkan nya. Maaf jika kalian tidak nyaman sebab kehadiran Marni," ujar Bu Minah.

"Tidak perlu terus meminta maaf, besok kami akan pulang. Dan saya senang bisa bertemu dengan Bu Minah dan pak Tejo," ucap Ken tersenyum.

"Saya sudah maafkan anak Bu Minah, saya juga tidak mau memperpanjang masalah ini," ucap Lisa.

"Terima kasih nak," ucap Bu Minah menunduk, ia menyenggol lengan anak nya untuk melakukan hal yang sama.

"Eum.. s-saya juga menyesal telah bersikap kurang sopan pada kakak. Maaf kan saya," ucap Marni sungguh-sungguh, karena sudah di beri pelajaran oleh ibu nya ia jadi sadar dan jera.

"Baiklah, anggap saja masalah ini selesai. Kami mau naik dulu, ingin beristirahat sebentar," ucap Ken.

"Baik, saya sudah siapkan makan malam untuk kalian. Dan kami juga akan pulang, besok pagi-pagi sekali kami akan datang untuk membantu kalian berberes," ucap Bu Minah.

"Terima kasih," Ken lalu mengajak Lisa berjalan bersama menuju kamar mereka.

***
Setelah makan malam bersama, Ken mengajak Lisa untuk duduk di taman kecil yang ada didepan villa. Wajah Lisa sedari tadi cemberut, entah apa yang dipikirkan gadis itu.

"Mukanya gak usah cemberut gitu, nanti tambah jelek," ucap Ken.

"Paan sih Lo,"

"Dih, dibilangin. Lo kenapa sih? Masih kesel sama si Marni?" tanya Ken.

"Dikit, tapi gue tuh takut Ken. Lo gak mikir apa, kita nikah karena kontrak yang udah kita sepakati berdua Lo inget kan?" Ken mengangguk kecil.

"Inget, terus kenapa?"

"Ck, dari awal gue udah bilang jangan suka sama gue, apa lagi Lo nyentuh-nyentuh gue. Tapi kita malah kelewatan sampe ngelakuin itu kemarin," ujar Lisa frustasi.

Entah apa yang ia takutkan, padahal mereka juga sudah sah. "Ya mau gimana lagi, toh yang maksa buat ngelakuin dan godain gue kan Lo sendiri," ucap Ken dengan santai.

"Tapi kan gue gak sadar!"

"Iya sih, tapi mau gimana lagi? Gak salah juga dong, kita juga gak bakal dosa kalau ngelakuin itu,"

"Lo tau gak sih masalahnya nanti gimana, Ken Arok!"

"Apa?"

"Kalau gue hamil gimana?"

"Ya gapapa, gue bakal tanggung jawab," ucap Ken seraya tersenyum bangga. "Itu tanda nya, gue tokcer. Sekali buat langsung jadi," ucap nya.

Lisa yang sedang serius di buat kesal lantas melayangkan cubitan m4ut nya ke arah pinggang Ken. "Arghhh, sakit!"

"Makanya jangan bercanda, gue lagi serius,"

"Lagian idup Lo serius amat, jangan terlalu dipikirin, lagian yah kita baru lakuin sekali, gak mungkin jadi," ucap Ken.

"Kalau jadi gimana?" Lisa mulai takut jika benar dirinya nanti nya akan hamil.

"Ya bagus, Mama sama bunda pasti seneng bakal dapet cucu dari kita," ujar Ken.

"Tap--"

"Udah gue gak mau denger apa-apa lagi. Sekarang mendingan kita masuk terus istirahat, gak usah mikir yang aneh-aneh lagi," Ken berdiri mengulurkan tangannya pada Lisa.

Lisa mengembuskan nafas kasar, ia lalu menerima uluran tangan Ken lalu bangkit.

'Semoga hal yang gue takutkan gak terjadi, gue takut gak bisa jalanin ini semua,' batin Lisa.

Ken melirik istrinya yang berjalan pelan sambil melamun. Ia merotasi kan kedua bola matanya. Ken mengangkat tvbuh Lisa lalu mengendong nya, Lisa yang terkejut dengan tindakan suaminya itu.

"Ken! Lo ngapain? Turunin gue," pinta Lisa.

"Gak, diem ajah. Lo jalan kaya siput, gue gendong biar cepet," ucap Ken tanpa menunggu lama pria itu melangkahkan kaki nya.

Lisa mengalungkan tangannya dileher Ken. Ia malah salah fokus dengan wajah Ken yang menatap kedepan. Jika sedang tidak menyebalkan Ken terlihat lebih tampan Dimata Lisa.

Hah! Sudah lah memang sih kalau melihat wajah tampan cowok tiap hari itu bisa bikin bahagia, sekalian cuci mata. Yang bisa nikmatin ketampanan Ken itu cuma Lisa doang, kalian bisa apa? Bisa halu doang wkwkwk.

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang