Bab 65 || Salah Paham||

231 12 0
                                    

Hari ke empat kedua pasutri ini berada di villa, tak terasa besok sore mereka sudah akan pulang. Ken pun sudah menelpon Anita dan mengabarkan kepulangan mereka besok.

Kini kedua pasutri itu sedang duduk berdua di balkon villa. Ken tidak bisa duduk berdekatan dengan istrinya, sebab Lisa sedang asyik-asyiknya bermain dengan hewan berbulu yang ia pungut malam itu.

"Sa, kucing nya lepasin napa. Dari tadi kucing Mulu diurusin," ujar Ken.

Lisa menoleh. "Emang kenapa? Gue suka sama nih kucing, Lo mau main juga?" ucap Lisa menyodorkan kucing itu pada Ken.

Ken refleks menolak. "Enggak-enggak, jangan dong."

Lisa terkekeh kecil. "Yaudah, salah Lo juga malah alergi sama kucing, mereka kan lucu," ucap Lisa sembari mengelus bulu kucing putih itu.

Ken mengerucutkan bib1rnya, Lisa itu suka sekali mengerjainya dengan kelemahan yang ia punya. Tidak tau saja kalau Lisa itu sedang balas dendam pada nya, siapa suruh sering mengerjainya dan juga ini untuk membalas rasa kesal nya pada pria itu sebab meladeni anak Bu Minah.

"Gue mau turun ajah, Lo puas-puasin deh main sama tuh kucing. Karena kucing itu gak akan kita bawa pulang," ucap Ken.

"Kenapa gitu? Gue mau bawa pulang nih kucing. Lagian kucing nya gak ada yang punya," ucap Lisa.

"Lo tau dari mana? Siapa tau yang punya lagi nyariin, Lo ajah yang gak tau," ucap Ken, ia juga sebenarnya berharap kucing itu ada pemiliknya agar Lisa tidak bisa membawa kucing itu pulang.

"Tapi kan.."

"Lo gak kasian sama yang punya? Gimana kalau orang nya sakit gara-gara mikirin tuh kucing ilang kemana?" ujar Ken menakut-nakuti.

Wajah Lisa memelas, ia juga tidak mau kucing itu pergi tapi ia juga tidak boleh egois bukan?

"Eum, nanti kita cari pemiliknya yah, Ken?"

Senyum Ken mengembang. Yes! Ia bersorak kegirangan dalam hatinya.

***

Lisa mengajak kucing putih nya bermain di teras di temani dengan Ken. Yang berada agak jauh dari nya, karena sudah di beri makan, kucing itu aktif di ajak bermain oleh Lisa.

"Gemes banget sih," Lisa terlihat sangat senang bermain dengan kucing itu.

Tak lama Marni datang bersama dengan Bu Minah dari pasar. Gadis itu membawa keranjang belanja nya yang berisi sayuran.

"Kalian sedang apa?" tanya Bu Minah basa-basi.

"Kami sedang bermain dengan kucing, Bu," jawab Ken.

Marni melirik kucing yang di pegang Lisa. "Loh, itukan kucing nya pak Harto, Bu. Anak nya nyariin dari kemarin," ucap Marni.

Lisa berdiri menggendong kucing itu. "Jadi kamu yang ngambil kucing nya," ucap Marni menuduh.

"Bukan begitu, istri saya  mengambil nya bukan tanpa alasan. Kucing itu ada di halaman villa semalam dan dia kedinginan, jadi kami membawa nya masuk," ucap Ken menjelaskan.

"Oh gitu yah, kak. Saya kira istri kakak mencuri nya," ucap Marni.

"Kamu nuduh saya mencuri kucing ini?" tanya lisa kesal, bisa-bisa nya ia di sebut pencuri.

"Eh, bukan gitu maksud aku kak. Kakak gak usah marah dong, saya kan cuma ngomong doang, bukan nuduh," ujar Marni tanpa bersalah.

"Sudah Marni, jaga perilaku kamu," tegur Bu Minah.

"Maafkan anak saya, nak Ken," ucap Bu Minah dengan sopan.

"Tidak apa-apa Bu, saya mengerti. Kamu akan mengembalikan kucing ini. Dan untuk kamu," Ken beralih menatap Marni.  "Istri saya tidak perlu mencuri kucing orang lain, kalau dia mau saya bisa membelikan nya kucing yang lebih bagus dan cantik," ujar Ken menatap datar gadis yang ada dihadapan nya itu.

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang