Bab 52

242 8 0
                                    

Di kantor Ken keluar dari ruangan nya setelah selesai meeting dengan beberapa rekan bisnis nya, kini Ken akan pergi untuk makan siang dirumah. Jika ada Lisa mungkin ia akan mengajak gadis itu untuk makan bersama, sebenarnya dengan Kelvin pun bisa, tapi menurut Ken Kelvin itu seperti batu yang diberi nyawa, terus saja diam dan berbicara seperlunya.

Berbanding terbalik dengan Ken yang sangat banyak bicara dan pecicilan. Jadi masih ada waktu ia meluangkan nya untuk makan siang dirumah saja, sekalian melepaskan rindu pada Lisa, jiakk kangen niee.

Ken berjalan untuk keluar melewati beberapa karyawan nya, Ken dengan suasana hati yang cukup baik eh tidak! Bahkan sangat baik. Lelaki berparas tampan itu menebarkan senyum pada siapa pun yang ia lihat, bukan karena tebar-tebar pesona tapi senyum itu ibadah kan?

"Pagi, Pak Kendra." sapa beberapa karyawan wanita disana.

"Pagi," balas Ken dengan senyum manis nya. Lalu melanjutkan langkah nya.

"Omaygat, Pak Kendra senyum ke gue," ucap wanita itu histeris.

"Iya, astaga ganteng banget. Deketin apa yah?"

"Gas lah, mumpung Pak Kendra belum ada yang punya," ucap yang lainnya.

Ken sudah sampai didalam mobil nya, ia langsung saja menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan kantor nya.

Diperjalanan yang tidak terlalu padat Ken berhenti karena lampu lalulintas berubah menjadi merah. Ken memperhatikan jalanan sekitar sembari menunggu lampu berubah menjadi hijau.

Tok
Tok

Ada seorang anak kecil yang mengetuk kaca mobil Ken, lelaki itu menurunkan kaca mobil nya, gadis kecil yang memegang beberapa bunga mawar.

"Om mau beli bunga aku gak?" ucap anak perempuan itu.

"Memang nya berapa harga nya?" tanya Ken, ia merasa iba melihat gadis kecil itu berjualan di lampu merah seperti ini.

"Dua puluh ribu ajah kok, Om. Pasti nanti istri Om suka sama bunga nya," ucap gadis itu dengan senyum manis.

"Kok kamu tau kalau saya sudah menikah?" tanya Ken penasaran, apa jiwa-jiwa suami idaman nya sudah terpancar?

"Masa Om ganteng belum punya istri, pasti udah dong. Pasti istrinya juga cantik,"

"Haha kamu bisa ajah, istri saya memang cantik. Tapi dia galak tau," balas Ken.

"Itu tandanya dia sayang sama om, ibu aku juga galak tapi dia sayang sama aku,"

"Iya deh, yaudah saya beli satu yah?"

"Boleh Om," gadis kecil itu memberikan Ken satu mawar merah. Ken mengambil selembar uang merah dari dalam saku nya. Lalu memberikan pada gadis itu.

"Uang nya gede banget Om, aku gak punya uang kecil,"

Ken tersenyum. "Gapapa, itu buat kamu. Makasih yah," Ken menaruh Bunga itu di atas dasbor mobil nya. "Wah, makasih Om ganteng. Dadah," gadis kecil itu lalu berlari kepinggir jalan menghampiri teman-temannya.

Bersamaan dengan itu lampu merah berganti hijau, Ken pun kembali menjalan kan mobil nya. Tak lama ia sudah sampai didepan gerbang rumah nya, memasukan mobil nya dan kemudian turun dari mobil.

Tak lupa juga Ken mengambil mawar itu, tentu saja mawar itu untuk istrinya tercinta, bukan untuk klean yah!

"Assalamualaikum, semua!" teriak Ken saat sampai dalam rumah.

Anita keluar dari arah dapur. "Waalaikumsalam, kamu itu teriak kaya dihutan ajah! Yang sopan Ken!" tegur Anita.

"Yaelah, Mah. Kalau gak teriak nanti pada gak denger kalau pangeran kerajaan petir ini pulang," ucap Ken.

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang