Malam itu Lisa di antar pulang oleh Ken, pria itu sudah menyuruh Kelvin untuk membawa kedua bajing*an itu ke kantor polisi. Lisa sedari tadi diam seribu bahasa di dalam mobil saat Ken mengantar nya.
Lima belas menit kemudian mobil Ken berhenti di depan rumah Lisa, gadis itu langsung turun di susul dengan Ken.
"Makasih, gue gak tau harus apa buat bales kebaikan Lo," lirih Lisa menatap Ken.
Ken tersenyum kemudian memegang kedua pundak Lisa." Gak perlu bales pakai apapun, cukup jadi lisa yang ceria dan bar-bar. Itu udah buat gue senang, Mak lampir kok sedih sih," ucap Ken mencolek hidung mancung Lisa.
Lisa tertawa kecil, Ken memang selalu bisa membuatnya tertawa. "Apaan sih Lo, tetep ajah gue terima kasih sama Lo,"
"Iya, sama-sama," ucap Ken mengacak-acak rambut Lisa.
"Ish.. rambut gue bisa kusut Ken!"
"Biarin, tetep cantik kok," ceplos Ken.
"Cantik? Gue?"
"Ha? Enggak maksudnya bulan nya tuh cantik banget," ujar Ken kikuk sembari menunjuk kearah langit, memang bulan lagi cerah malam ini.
"Iya sih, indah,'
"Udah kalau gitu masuk sana, udah kemaleman banget ini," ucap Ken melirik arloji nya.
"Oke, gue masuk yah?" Ken mengangguk.
"Bye, hati-hati Lo, awas nanti dibegal mbak Kunti," ucap Lisa menakut nakuti.
"Gak takut gue sama yang begituan, gue lebih tau sama om-om bawa gol*ok,"
"Haha.. Bae-Bae Lo, gue masuk yah?" Lisa perlahan menutup pintunya, Ken sengaja menunggu gadis itu masuk terlebih dahulu baru ia pergi.
Setelah melihat Lisa sudah benar-benar masuk pria itu juga masuk kedalam mobilnya lalu pergi meninggalkan rumah Lisa.
Lisa dari balik gorden masih memperhatikan Ken sejak tadi. Saat mobil Ken sudah menjauh baru lah ia masuk kedalam kamar tapi tak lupa mengecek kamar bunda dan Aldi, kedua orang tersayang nya itu sudah tertidur pulas.
Lisa melangkah masuk kedalam kamar menaruh tasnya dan membuka sepatunya. Melonggarkan sedikit kancing bajunya lalu terlentang diatas kasur.
Ingatannya malah teringat soal Ken beberapa menit yang lalu. "Cantik?" Lisa tersenyum geli lalu menutup wajahnya dengan bantal.
Ada-ada saja, kenapa juga Ken tidak mau mengatakan langsung kalau Lisa itu cantik, malah membawa naman bulan lagi?
***
Dirumah Keyla dan Alvian, ibu kuda itu sedang duduk sambil memompa asinya untuk si kembar. Sementara Alvian masih sibuk dengan pekerjaan nya.
"Bub, belum selesai kah?" tanya Alvian yang melihat istrinya sudah mengerjap-ngerjapkan matanya, mengantuk.
"Dikit lagi, Mas," balas Keyla.
"Kalau udah ngantuk banget besok ajah lanjutin nya. Kan yang tadi siang masih ada.dikulkas buat stok mereka," ucap Alvian.
"Iya deh, mata aku gak kuat banget," ucap Keyla lalu menaruh alat pamping nya.
Tring.. Tring...
Bunyi suara dering ponsel Keyla, ia lalu mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelpon nya malam-malam begini.
Tertera nama Kheitya disana, Keyla mengerutkan keningnya. Kenapa gadis itu menelpon malam-malam begini? Tanpa menunggu lama Keyla mengangkat telepon itu.
"Halo, kenapa Khet?" tanya Keyla
"..."
"Loh, Khet? Kamu kenapa? Kamu nangis?" tanya Keyla.
Alvian yang mendengar itu langsung menoleh pada Keyla.
"Iya, ngomong yang tenang Khet, kamu kenapa nangis gitu?" tanya Keyla dengan lembut. Alvian menghampiri Keyla dan menyuruh wanita itu untuk menyalakan pengeras suara.
"Kak Nata kak,"
"Nata kenapa Khet? Dia apain kamu?" tanya Alvian.
"Kak Nata selingkuh kak," ucap kheitya dengan suara tangis yang masih sesugukan.
"Kurang ajar!" umpat Alvian.
Keyla melihat suaminya yang terlihat marah lalu mengusap pelan punggung pria itu. "Sabar Mas, kita tanya dulu sama Nata jangan pake emosi yah?"
Alvian menarik nafas untuk meredakan sedikit emosinya. "Besok kakak bakal urus laki-laki itu, kamu sekarang jangan nangis lagi oke?" ucap Alvian.
Kheitya pun menurut dan mematikan sambungan telepon nya.
"Sabar Mas, jangan emosi. Kita bicarakan ini besok secara baik-baik yah?"
Alvian mengangguk, Keyla lalu mengajak suaminya itu untuk tidur saja, ini sudah terlalu larut malam. Takutnya suaminya akan tambah stres dengan masalah Kheitya juga nantinya.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kesayangan Kendra
Romance"Aku tidak peduli latar belakang keluarga mu, bersama ku kita bersama menciptakan keluarga yang bahagia. Seperti impian mu, Sayang." Tak menyangka bahwa teman SMA nya yang sangat tidak akur bahkan justru menjadi suami nya dimasa depan, karena nikah...