"Cemen Lo, sama kucing ajah takut," ejek Lisa.
Hacim
"Bawel!" ketus Ken sembari mengambil tisu yang Lisa belikan untuknya.
"Cepetan deh, gue capek mau balik," ucap Lisa.
"Iya," Ken berdiri dan berjalan bersama Lisa menuju motor gadis itu.
"Mana kuncinya," ucap Lisa menadah tangan nya.
"Buat?" tanya Ken.
"Gue yang bawa,"
"Gak! Gue sebagai cowok harusnya yang goncengin Lo," ujar Ken.
"Ngeyel Lo,"
"Lo bawel!"
"Udah sini,"
Ken mengangkat kunci itu tinggi-tinggi sampai Lisa tidak bisa menggapai nya. Lisa terus meloncat untuk mencapai kunci itu.
"Dasar pendek," ejek Ken terus meninggikan tangannya.
"Balikin Ken Arok,"
"Gak akan,"
Lisa menatap Ken kesal lalu menginjak kaki Ken dengan kuat sampai pria itu meringis memegangi kakinya. Lisa berhasil mencapai kunci dari tangan Ken.
"Dapet," saat mengambil kunci itu tubuh Lisa tidak stabil sehingga ia malah terhuyung ke depan. Ken dengan sigap menangkap tvbuh ramping Lisa.
Kedua manik mata mereka bertemu, Lisa menatap mata Ken cukup lama.
"Kok nih anak ganteng juga yah kalau Deket gini?" batin Lisa.
"Lisa tambah cantik ajah," batin Ken.
Lisa memalingkan wajahnya dan berdiri kembali. "Em.. sorry," ujar Lisa kaku.
"Emm.." kenapa jadi canggung begini, ayolah itu tidak sengaja.
"Makasih," ucap Lisa saat mereka berdua sudah sampai di depan rumah gadis itu.
"Santai," ucap Ken tersenyum.
"Lo pulang nya gimana?" tanya Lisa, setelah perdebatan yang panjang dan banyak drama pada akhirnya Ken juga yang membawa motor.
Ken tersenyum lalu turun dari motor, memasang standar motor dan membuka helm nya.
"Lo gak mau ngajak gue dulu masuk?" tanya Ken.
"Buat apa? Gue gak ada sesajen buat Lo," ujar Lisa.
"Hah? Sesajen? Lo pikir gue demit," ketus Ken.
Lisa terkekeh. "Maksudnya gue gak ada makanan buat nyambut Lo didalem," ucap Lisa.
"Santai ajah kali, kan tadi abis jajan. Gue sampe lupa beliin bunda martabak," ucap Ken.
"Mending pulang ajah deh, gak capek apa seharian ini jalan?" ucap Lisa.
"Lo ngusir gue secara halus?" tanya Ken. "Gue ada urusan sama bunda," ujar pria itu.
"Gak bisa besok ajah?"
"Lo kenapa sih? Gue cuma mau ketemu bunda sebentar ajah loh," ucap Ken.
"Iya iya, ayo masuk. Bawel banget," ucap Lisa.
"Gitu dong," kedua anak manusia itu pun masuk kedalam rumah, disana ada Aldi dan bunda yang sedang duduk menonton TV bersama.
"Assalamualaikum bunda," ucap keduannya.
"Eh, waalaikumsalam. Ada nak Ken?" ucap bunda berdiri menghampiri Ken, tanpa memperdulikan Lisa disamping pria itu.
"Bunda aku anak bunda loh," ujar Lisa.
"Udah kamu masuk kamar sana, mandi yah," ucap bunda pada Lisa.
"Udah kak, anak sendiri emang sering dilupain," ucap Aldi.
"Sudah, ayo Ken duduk," ucap bunda mempersilahkan Ken untuk duduk disebelah nya.
Ken tersenyum manis dan dengan senang hati duduk disana. Lisa menatap tajam pria itu, bisa-bisa nya bunda lebih dulu menyambut nya dari pada putrinya sendiri.
"Aldi, buatin Ken minum yah sayang," pinta bunda.
"Iya bunda," ucap Aldi, mood-nya sedang bagus jadi dia iya-iya saja disuruh bunda.
Bocah itu berjalan menuju dapur untuk membuatkan minum Ken. Lisa juga masuk kedalam kamar nya, namun gadis itu tak benar-benar masuk, Lisa mengintip dibalik pintu untuk mendengarkan percakapan Ken dan bunda.
"Gimana kamu? Udah sehat?" tanya bunda dengan lembut.
"Baik bunda, Alhamdulillah. Ken juga udah bisa bawa motor tadi," ujar Ken dengan sopan.
"Alhamdulillah, jangan capek-capek dulu. Takutnya nanti tambah sakit," ucap bunda begitu perhatian.
Lisa dari balik pintu malah mencibir. "Manis banget kalau sama Ken Arok, gue jarang banget di perhatiin," batin Lisa.
"Kak Sasa,"
"Astaghfirullah, ish.. Aldi," Lisa mengelus dad4nya terkejut saat Aldi memanggil nya.
"Kakak ngapain?" tanya bocah itu dengan nampan berisi air dingin untuk Ken.
"Udah diem kamu, sana kasih minum nya. Nanti keburu kehabisan oksigen tuh anak,"
"Kakak pikir ikan?"
"Udah terserah, sana-sana," usir Lisa, Aldi pun berjalan untuk membawakan air untuk pria itu.
"Ini kak, minumannya." ucap Aldi menaruh gelas diatas meja.
"Makasih,"
Aldi mengangguk dan kembali masuk kedalam dapur. "Ohiya, diminum nak," ucap bunda.
"Ah, iya," Ken pun meminum nya.
"Tadi mau ngomong apa?"
Ken menarik nafas panjang lalu menatap bunda. "Saya kesini mau bicara serius sama bunda," ucap Ken.
Bunda mengangguk pelan. "Iya? Apa?"
Ken jadi gugup, aduh. Ayolah Ken, kemana Ken yang cerewet itu?
"S-saya, kesini mau.."
"Iya apa?"
"Dia mau minjem duit bund," ujar Lisa keluar dari kamar.
"Bener?" Ken mengeleng cepat, Lisa merusak suasana saja.
"Bukan bunda, Lis jangan ganggu deh," ujar Ken kesal.
"Dih, makanya jangan sok serius,"
"Lisa, yang sopan sama Ken. Kamu juga kok belum mandi?" tanya bunda melihat putri sulungnya yang masih memakai baju yang ia pakai saat pulang tadi.
"Bentar deh Bun,"
"Terserah, kamu itu anak peraw4n kok males mandi,"
"Gak mandi juga tetap cantik," ucap Lisa mengibaskan rambutnya.
Ken tertawa kecil melihat tingkah Lisa. "Kenapa Lo ketawa? Ada yang lucu?" tanya Lisa.
"Lo lucu," ucap Ken dengan senyuman manisnya, membuat wajah Lisa memerah.
"Paan sih," Lisa memalingkan wajahnya agar ken tak melihat wajahnya yang memerah.
"Udah Lis, mandi sana," printah bunda lagi.
"Iya," Lisa pun memilih untuk masuk kamar.
"Oke lanjut tadi sampe mana?"
"Eh, iya. Saya kesini mau minta restu bunda," ujar Ken sedikit gugup.
"Restu apa?" tanya bunda.
"S-saya," Ken menutup matanya dan menarik nafas dalam. "Saya mau meminta restu bunda untuk menikahi Lisa," ucap pria itu mantap tanpa kesalahan sedikit pun.
Bunda tercengang, Ken melamar putrinya? Lisa yang dibalik pintu kamarnya pun ikut terkejut. Gadis itu masih kepo dengan pembicaraan Ken dan bunda. Ken tidak mengatakan akan membahas tentang pernikahan itu pada bunda.
Penasaran dengan kelanjutannya? Cus ikuti terus ceritanya bareng tari. Maaf kalau tari up nya terlalu lama, Tari juga maunya up tiap hari tapi Tari udah dapet kerja sekarang, jadi mau fokus kerja juga, doain yah biar semua lancar dan ceritanya tetap lanjut dan Tari bisa buat yang lebih panjang...
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kesayangan Kendra
Romance"Aku tidak peduli latar belakang keluarga mu, bersama ku kita bersama menciptakan keluarga yang bahagia. Seperti impian mu, Sayang." Tak menyangka bahwa teman SMA nya yang sangat tidak akur bahkan justru menjadi suami nya dimasa depan, karena nikah...