Bab 44

178 7 0
                                    

Pagi-pagi sekali Ken terbangun dari tidurnya, tangan nya meraba ke samping, tidak ada apa-apa. Ken membuka perlahan matanya.

"Dia belum pulang juga?" batin Ken.

Pria itu lantas bangun dan duduk di atas kasur, ia melihat sekeliling tidak juga mendapati istrinya itu. Ken menggeser tubuhnya untuk turun dari ranjang.

Dengan guntai Ken berjalan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, karena semalam ia tak sempat membersihkan dirinya. Pertama Ken membasuh wajahnya dengan air ia melihat pantulan dirinya dari kaca besar yang ada di hadapannya. Di pinggir mata nya sudah mulai ada lingkaran hitam, ia kurang tidur dan banyak beban pikiran. Tapi di depan semua orang ia selalu terlihat ceria dan biasa-biasa saja.

"Jelek banget gue," gumam Ken memegang wajahnya.

"Tapi, kalau di perhatiin gue ganteng juga sih," ujar nya lagi.

Ken tersenyum tipis, tanpa membuang waktu lama Ken langsung mandi dan Menganti baju, ia keluar dengan pakaian seperti biasa kemeja putih yang di balut dengan jadi coklat nya. Namun dasi yang masih menggantung di lehernya, belum terpasang dengan rapi.

Di meja makan, Anita tengah menata piring untuk sarapan, ia tak memakai jasa pembantu Karena merasa dirinya bisa mengurus nya sendiri. Ken melihat ke seluruh sudut rumah, ia berharap akan menemukan Lisa dirumah ini.

"Mah, Lisa belum pulang?" tanya Ken saat sudah sampai di akhir tangga. Berjalan menuju meja makan.

"Belum, Ken. Lisa kok belum ada kabar yah? Mama jadi cemas dia belum pulang juga," ujar Anita.

"Hari ini Ken bakal cari lagi, takut nya Lisa kenapa-napa," ucap Ken.

"Hem," Anita berjalan dan berdiri di depan Ken, bermaksud untuk memasangkan dasi putranya. "Kamu kenapa sih gak mau belajar pasang dasi sendiri?" Anita mulai mengaitkan dasi itu ke leher Ken.

"Ngapain belajar, kan ada Mama. Lisa juga nanti bisa pasangin Ken," ucap Ken.

"Dasar, Manja."

Setelah sarapan Ken berpamitan untuk ke kantor sekalian mencari Lisa lagi, setelah pulang nanti ia akan melapor ke kantor polisi.

Sesampainya di kantor, Ken mencari Kelvin. Ia mau meminta tolong pada pria itu untuk membantu mencari dimana keberadaan Lisa. Ken langsung saja masuk kedalam ruangan Kelvin, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Saat masuk, ia disambut dengan Kelvin yang sedang duduk di depan laptop nya. "Ada apa Pak Kendra?" tanya Kelvin menutup laptopnya.

"Saya mau meminta tolong sama kamu," ucap Ken lalu duduk di kursi yang ada di depan meja Kelvin.

"Apa itu? Apa sesuatu yang penting?" tanya Kelvin, melihat wajah Ken yang terlihat serius.

"Lisa belum pulang sedari malam, saya cemas jika terjadi apa-apa dengan dia,"  ujar Ken.

"Apa bapak mau saya lacak keberadaan nya?"

"Ya, apa kamu bisa?"

"Tentu, apa Lisa membawa handphone nya?"

"Iya, Lisa selalu membawa handphone nya,"

"Baik, saya akan melacak dimana keberadaan nya," ucap Kelvin lalu membuka kembali laptopnya.

Ken menunggu berharap Kelvin bisa membantu nya. "Handphone nya tidak aktif, Pak. Seperti nya handphone nya mat1,"

Pupus sudah harapan Ken, hal itu membuat nya bertambah cemas saja. "Baik, terima kasih. Saya akan coba melaporkan ini ke kantor polisi saja," ucap Ken.

"Sebaiknya seperti itu, saya akan menanyakan Lisa pada Rina nanti," Ken mengangguk lalu keluar dari ruangan Kelvin.

Sesampainya di ruangan nya Ken terkejut saat melihat ada seseorang yang sedang duduk di tempat duduk milik nya, seorang wanita yang menggunakan dress berwarna merah duduk membelakangi Ken dengan kaki menyilang memperlihatkan betis mulusnya.

"Anda siapa?" ucap Ken.

Wanita itu berbalik, Ken terkejut melihat wanita itu adalah Niki, mau apa wanita itu datang ke ruangan nya. Niki tersenyum manis pada Ken, ia beranjak dari tempat duduk nya. Berjalan mendekati Ken.

"Lo? Ngapain kesini? Mau maling?" ucap Ken menuduh.

Senyum Niki langsung pudar setelah di katai seperti itu oleh Ken. "Kenapa sih kamu gak pernah ramah sama aku," ucap Niki dengan manja menyentuh d4da Ken.

Ken dengan kasar menipis tangan Niki dari tvbuh nya, bisa gatel-gatel nanti nya badan Ken. "Gue ramah sama manusia bukan sama ulet bulu kaya Lo," ujar Ken.

"Kamu ngatain aku ulet bulu?"

"Iya kenapa? Gak seneng?"

"Jahat banget sih,"

"Dih, pergi sana. Gue gak mau seluruh kantor gue nanti pada gatel-gatel," ketus Ken berjalan menuju meja nya.

"Apa kamu gak mau tau istri kesayangan kamu itu sekarang dimana?" Langkah Ken terhenti ia menoleh cepat ke arah wanita itu.

***

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang