Bab 43

171 4 1
                                    

Dengan kepala yang pusing, Lisa membuka perlahan matanya. Manik matanya menyelusuri sekeliling nya, ia duduk dengan tangan dan kaki nya terikat dengan tali. Lisa melihat ruangan yang gelap dengan satu lampu untuk penerangan, itupun lampu nya terkadang redup.

"Gue dimana?" monolog Lisa.

Lisa mencoba menggoyang kan tangan dan kaki nya berharap ikatan itu terlepas. Namun ia sangat lemah akibat bius tadi. Samar-samar ia mendengar suara langkah kaki yang masuk kedalam.

Mata nya menyipit memperhatikan siapa orang itu, terdapat dua orang disana, mata Lisa melebar kala melihat orang itu adalah, Bara dan Niki.

"Bangun juga Lo," ujar Niki tersenyum sinis.

"Lepasin gue! Apa mau kalian!" ucap Lisa.

"Kasian, udah ketangkep masih ajah belagu," ucap Niki.

Lisa sangat j1jik melihat tampang Niki yang sok kecantikan itu. Pandangan nya beralih pada bara yang terdiam sedari tadi. "Apa mau Lo nyulik gue?" tanya Lisa pada Bara dengan tatapan tajam.

"Maafin Kakak, Sa. Kakak cuma mau kamu kembali sama kakak lagi," lirih Bara sebenarnya ia tak tega melihat  gadis kecil nya dulu seperti saat ini.

"Lepasin gue, gue udah punya kehidupan baru dan Lo juga udah punya tunangan! Kenapa masih mau balik sama gue lagi?" tanya Lisa tak tau apa yang dipikirkan oleh lelaki yang ada dihadapannya ini.

Bara menatap nanar Lisa yang menatap nya dengan datar. "Kakak cuma mau nya kamu, Sa. Kakak masih cinta sama kamu," ucap Bara.

"Tapi gue benci sama Lo!" sentak Lisa, sudah sangat lama ia mencoba melupakan pria itu, tapi kenapa mereka harus bertemu kembali.

"Udah! Gue gak ada waktu buat dengerin masa lalu kalian yang kelam itu. Sekarang nikmati saja keadaan Lo saat ini, kita liat apa Kendra bakal dateng nyelamatin Lo apa enggak?" ujar Niki tersenyum miring.

"Lepas! Ken gak akan lepasin kalian kalau dia tau kalian berdua dalang nya!"

"Apa tidak sebaiknya kita jangan lakukan ini, Nik. Aku tidak tega melihat Lisa seperti itu," lirih Bara.

"Jadi? Kamu mau lepaskan dia, dan kita masuk penjara?" cecar Niki.

"Lo emang ada masalah apa sama gue, Ha! Gue gak ada buat apa-apa sama Lo," ucap Lisa pada Niki.

Niki mendekat kearah Lisa menatap datar gadis itu, tatapan mereka beradu, ada kebencian yang terdapat pada Niki. Wanita itu mencengkeram dagu Lisa hingga wajah nya terangkat keatas. "Lo mau tau karena apa gue benci sama Lo?" ucap Niki.

"Nik, jangan seperti itu, dia bisa terluka!" sentak Bara tak suka dengan yang Niki lakukan.

Niki tak peduli. "Semua yang gue punya kenapa malah berpaling sama Lo! Kendra Lo udah ambil dari gue. Sekarang Bara juga?" Niki menghempas wajah Lisa dengan kasar.

Lisa tertawa remeh. "Lo sirik sama gue? Gue gak pernah ambil mereka dari Lo, mereka sendiri yang ngejar gue! Makanya jadi cewek jangan murah4n!" sentak Lisa.

Plak

"Niki!" Wanita itu menampar pipi Lisa dengan kuat hingga wajah gadis itu menoleh kesamping dan mengeluarkan dar4h segar dari sudut b1birnya.

Bara mendekati Lisa mencoba menyentuh Gadis itu, namun dengan cepat Lisa berkata. "Jangan mendekat! Lo sama ajah kaya dia," ujar Lisa.

Perlahan langkah Bara mundur saat mendapat penolakan dari Lisa.

"Ayo kita keluar, biarkan saja dia disini sampai besok!" ujar Niki lalu keluar duluan.

Bara menatap iba gadis itu, Lisa sangat berantakan. "Kakak gak akan nyakitin kamu, asal kamu mau kembali sama kakak,"

"Sampai kapan pun gue gak akan balik sama Lo, gue udah punya Ken! Dia lebih baik dan sayang sama gue. Gak kaya Lo!"

"Terserah! Kakak tidak akan melepaskan kamu untuk siapa pun," setelah itu Bara juga ikut meninggalkan nya.

Lisa menangis meratapi nasibnya yang entah bagaimana bisa lari dari tempat itu. Ia merasa bersalah telah membohongi Ken dan tidak langsung pulang saja tadi.

"Maafin gue, Ken. Gue mau pulang," lirih Lisa disela-sela tangis nya.

***
Ken pulang saat sudah selesai mengerjakan pekerjaan, ia tampak buru-buru masuk kedalam rumah untuk mencari keberadaan Lisa, sebab sejak tadi ponsel nya tidak juga aktif.

"Assalamualaikum, Mah. Lisa mana?" tanya Ken pada Anita yang baru muncul dari arah dapur.

"Waalaikumsalam, Lisa belum pulang. Kamu gak bareng sama dia?" tanya Anita.

"Gak Mah, Ken tadi ada kerjaan jadi suruh Lisa balik duluan," ucap Ken dengan wajah khawatir.

"Ya Tuhan, udah malem gini kemana dia?" tanya Anita mulai khawatir

"Ken juga gak tau, Ken udah tanya sama temen nya tapi katanya Lisa udah pulang dari tadi,"

"Kamu sudah telpon bunda atau adik nya?" Ohiya Ken sampai lupa bertanya pada bunda, ia baru teringat kalau Lisa itu sempat bilang semalam kalau ia merindukan bunda nya.

"Ken akan coba telpon bunda dulu," Ken lalu mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, mencari kontak bunda lalu dengan cepat menelpon bunda.

"Halo, assalamualaikum bunda. Lisa ada dirumah bunda gak?"

"..."

"Oh, gitu yah bund,"

"..."

"Gak apa-apa kok bunda, semua baik-baik ajah, kalau gitu Ken matikan yah Bun,"

"..."

"Iya bunda, assalamualaikum," Ken lalu mematikan sambungan telepon nya, Ken mengeleng pelan, Anita jadi tambah khawatir dengan keadaan gadis itu sekarang.

"Yaampun, kemana anak itu," ujar Anita.

"Apa kita laporkan ke polisi saja, Mah?" tanya Ken ia sangat cemas.

"Tapi ini belum dua kali dua puluh empat jam, Ken. Polisi pasti menyuruh kita untuk menunggu," ucap Anita

"Kalau gitu Ken akan cari Lisa sekarang," Ken melangkahkan kakinya keluar rumah, memasuki mobil nya untuk mencari istrinya.

"Lo kemana sih? Jangan buat gue khawatir," lirih Ken, ia terus menyusuri jalan.

***

"Gimana Ken? Lisa ketemu?" tanya Anita saat Ken baru pulang, kini pukul dua belas malam. Anita juga tak bisa tidur menuggu menantu nya itu pulang.

"Gak Mah, Ken takut terjadi apa-apa sama Lisa," lirih Ken.

Anita menghela napas panjang ia kemudian mengelus lembut lengan putranya. "Kita tunggu besok saja yah? Lisa pasti baik-baik saja, Mungkin dia sedang menginap dirumah teman nya tapi tidak memberitahu kamu," ucap Anita menenangkan Ken

"Tapi pasti izin dulu kan sama Ken?"

"Sudah, tidur lah, Mama liat kamu kecapean banget tuh,"

"Hem," Ken menurut dan melangkah menuju ke atas kamar nya dengan guntai, pikiran nya masih penuh dengan Lisa.

Ia membuka pintu kamar, Ken duduk ditepi ranjang dengan lesu. Ia sudah mencari kemana-mana, sampai kerumah Keyla pun sudah. Lisa tak biasa seperti ini gadis itu juga tak begitu banyak teman.

Ken perlahan merebahkan tubuhnya di kasur king size nya, ia memikirkan Lisa tapi ia juga lelah karena pekerjaan yang menumpuk dari sore. Mata sayu nya kini mulai tertutup, membawa nya masuk kedalam mimpi yang indah.

**

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang