***
Plak!"Sayang, kok digeplak sih?" Ken menyentuh pipinya yang baru saja di tampar pelan oleh Lisa.
"Refleks," jawab Lisa dengan santainya.
Kelvin dan Rina geleng-geleng kepala melihat kelakukan pasutri itu.
Sudah waktunya untuk pulang, Kelvin mengantar Rina untuk pulang, setelah itu Kelvin akan kembali ke kantor lagi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Begitu juga dengan Lisa dan Ken.
Lisa sudah lelah berkeliling hari ini, bumil itu mau pulang dan beristirahat. Ken mengantar Lisa dengan mobilnya, awalnya Lisa mau naik taksi saja agar suaminya itu tidak dua kali pulang baliknya.
Ken tetaplah Ken, ia selalu berusaha agar Lisa sampai kerumah dengan selamat.
"Nanti dirumah kamu langsung istirahat yah? Jangan nonton TV dulu," ucap Ken.
"Iya, aku juga capek," balas Lisa.
"Hem, jangan lupa juga vitaminnya diminum. Kalau ada apa-apa kabarin aku,"
"Iya,"
"Kamu jangan angkat yang berat-berat loh kalau aku nggak ada. Ngak usah beres-beres rumah dulu, nanti ajah tunggu aku pulang," crecos Ken membuat telinga Lisa capek mendengar nya, seperti emak-emak komplek saja.
"Iya-iya, Ken. Aku inget kok," ujar Lisa.
"Awas kalau lupa,"
"Siap Pak Bos," ucap Lisa tersenyum mengelus lembut pipi Ken.
Ditempat yang berbeda, Kelvin menyetir mobil dengan kecepatan sedang, tidak ada percakapan disana.
Rina melirik kearah Kelvin, pria itu tampak fokus menyetir. "Duh, kok jadi jangkrik gini sih? Kan aku bingung kalau senyap gini," batin Rina.
"Mau ngomong apa?" ucap Kelvin mengagetkan Rina.
"Ah? E-enggak," ucap Rina gugup.
Kelvin memelankan laju mobilnya. "Bicaralah, ceritakan apa saja yang mau kamu ceritakan," ucap Kelvin.
"Tidak kok,"
"Cerita saja, kita berdua akan sering bertemu nanti. Tidak mungkin hanya berdiam seperti ini ka?"
Rina mengangguk pelan, ia bingung harus bicara apa, sementara tidak ada topik diantara mereka. "Bagaimana sekolah adik kamu?" ucap Kelvin membuka pembicaraan.
"Baik, semua berkat Pak Kelvin," ujar Rina.
"Jangan panggil saya dengan sebutan 'Pak' lagi," tegur Kelvin.
"Ah iya, Maaf,"
Kelvin tersenyum tipis. "Rin?" panggil Kelvin.
"Ya?"
"Saya memang orang yang tidak pandai berkata manis, tapi saya benar-benar sudah jatuh hati dengan kamu, saya mau jadi tempat kamu bersedih dan senang. Jadi jangan sungkan untuk menceritakan masalah kamu dengan saya," ucap Kelvin membuat Rina terdiam.
"Emm," Rina mengangguk pelan.
Kelvin mengerti, tidak mudah membuat Rina akrab dengannya begitu saja butuh effort yang besar. Seperti kata Ken, hubungan yang baik akan tercipta dari komunikasi yang terjalin antara kedua belah pihak.
Cinta itu tidak harus diungkapkan, bisa juga dari perlakuan pada pasangan. Ungkapan cinta dari mulut pun bisa terdengar membosankan tapi jika cinta itu di perlakukan dengan cara yang benar tanpa mengatakannya hubungan akan tetap damai.
Rina merasakan itu, Kelvin selalu mengutarakan cintanya dari perlakuan manis dan bertanggungjawab nya. Mantan ketua geng motor yang cuek dan dingin itu tidak akan mudah mengatakan Cinta dari mulutnya.
Maka dari itu Kelvin lebih banyak menggangu dan mengusili Rina sebagai bentuk rasa sukanya, seperti drama anak SMA saja.
"Saya akan persiapkan semuanya, tugas kamu hanya mempersiapkan diri saja," ucap Kelvin tersenyum manis melirik Rina.
Senyuman yang mempunyai membuat Rina menunduk malu. "Duh, jantung ku bisa copot kalau liat senyum Pak Kelvin setiap hari kayak gini," batin Rina.
Kelvin tau jika Rina itu sedang salting dibuatnya. Kelvin mengusap kepala Rina dengan gemas.
****
"Sayang, Vitaminnya udah diminum belum?"
"Udah."
"Kamu dikamarkan? Jangan kemana-mana yah? Kalau mau keluar tunggu Aldi pulang dulu biar dia temenin kamu," ucap Ken dari sambungan teleponnya.
"Iya," Lisa sudah malas menjawab pertanyaan-pertanyaan yang Ken berikan padanya, padahal sudah jelas kalau istrinya itu sudah dirumah sejak tadi, dan dia juga yang mengantarkan nya.
"Oke, nanti kalau aku pulang telat langsung bobo ajah, nggak usah nungguin aku. Jangan lupa makan, Sayang,"
"Iya Sayangku, udah yah aku ngantuk denger ocehan kamu yang ngak ada hentinya. Bay!" Lisa mematikan sambungannya.
Ken sudah sedikit tenang mendengarnya, Kelvin mengelengkan kepalanya heran. "Jangan terlalu posesif, nanti istri Lo tertekan," ucap Kelvin.
"Siapa yang posesif? Gue cuma khawatir doang," ucap Ken.
"Apa bedanya? Gue rasa Lisa juga tau jaga dirinya sendiri,"
"Berisik! Lo mana tau rasanya jadi gue, Lisa tuh suka banyak tingkahnya,"
"Apa coba? Gue liat-liat dia dirumah mulu,"
"Eitsss, jangan salah sangka. Bulan lalu pas gue pulang cepet tuh anak ngangkat galon sendiri, eh besoknya dia kepengen makan mangga muda kebetulan banget tetangga gue punya pohon mangga dia minta izin sih tapi malah dipanjat sendiri, apa nggak khawatir gue liatnya?" ucap Ken.
Kelvin tertawa kecil mendengar cerita Ken. "Kayaknya anak Lo cowok deh, aktif banget gitu. Apa lagi kalau lahir nanti," ucap Kelvin.
"Tau deh, pusing gue..."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kesayangan Kendra
Romance"Aku tidak peduli latar belakang keluarga mu, bersama ku kita bersama menciptakan keluarga yang bahagia. Seperti impian mu, Sayang." Tak menyangka bahwa teman SMA nya yang sangat tidak akur bahkan justru menjadi suami nya dimasa depan, karena nikah...