Bab 53

237 10 1
                                    

Permintaan

"M-mas Wisnu?" lirih bunda melihat sosok pria yang sudah lama hilang dari hidupnya kini datang kembali dihadapan nya. Pria itu tersenyum sinis melihat bunda dan Lisa.

"Wah-wah, kalian sudah hidup enak sekarang yah? Berapa harga yang kamu berikan untuk menjual Lisa pada pria itu," ucap Wisnu menatap remeh putrinya.

"Mau apa ayah kesini?" tanya Lisa.

"Apa kamu sudah melupakan ayah? Saat kalian sudah mendapatkan kehidupan yang dipenuhi kekayaan seperti ini?"

"Apa yang anda mau? Tidak usah bertele-tele," ujar Anita.

"Saya hanya mau meminta mahar yang kamu berikan pada putri saya, saya juga memiliki hak disana. Karena saya yang membesar kan nya," ucap Wisnu dengan angkuh.

"Ayah tidak punya hak dalam hal pernikahan Lisa! Karena ayah hanya meninggalkan kami hanya untuk selingkuhan ayah!" ucap Lisa.

"Berani kamu melawan saya?!" ucap Wisnu.

"Lisa gak takut sama ayah! Ayah sendiri yang campakan Lisa dan Aldi saat bunda sakit. Dan sekarang? Ayah menuntut hak!" ucap Lisa mulai menitikkan air mata, dad4nya sesak mengingat kembali perbuatan wisnu pada nya.

"Bukan kah sekarang kalian sudah hidup senang? Uang akan saya minta tidak akan membuat suami mu itu bangkrut kan?" ucap Wisnu.

"Cukup, Mas. Kita sudah tidak ada hubungan lagi, jadi jangan pernah ganggu keluarga ku dan rumah tangga Lisa!" ucap bunda.

Ken memperhatikan Wisnu dengan seksama, rupanya tidak salah jika Lisa sangat membenci ayahnya, jika ayahnya saja hanya memikirkan materi dan kepentingan nya sendiri. Dan kemana ia selama ini? Tak pernah sekalipun Ken melihat wajah lelaki itu saat keluarga Lisa sedang dalam kesulitan.

"Katakan berapa nominal yang anda mau, dan setelah itu pergi dari sini," ucap Ken.

Lisa, bunda dan Anita menoleh padanya. "Wah-wah, apa kamu bisa memberikan apa yang saya minta?" tanya Wisnu dengan menatap remeh Ken.

"Ya, asalkan jangan pernah menganggu keluarga saya dan istri saya!" tegas Ken.

Wisnu tersenyum miring. "Berikan saya lima ratus juta!" ucap Wisnu.

"Ayah!"

"Baik, saya akan siapkan untuk anda. Dan dengan begitu urusan anda terhadap istri dan mertua saya sudah tidak ada lagi," ucap Ken mengulurkan tangannya pada Wisnu.

Tentu saja mendengar kalau Ken akan memberikan nya uang sebanyak itu Wisnu tanpa pikir panjang menerima juluran tangan Ken.

Deal!

Lisa menoleh melihat suaminya yang tampak biasa saja, Lisa jadi merasa malu akibat ulah ayah nya, Ken menoleh menatap Lisa yang menatap nya sedu. Pria itu tersenyum dan mengangguk pelan.

***

Setelah menyelesaikan urusan dengan ayah Lisa, Ken pun kembali ke kantor. Lisa duduk termenung di balkon kamarnya. Air matanya turun membasahi pipi nya, kenapa ayahnya harus datang disaat Lisa mulai merasakan kehangatan keluarga barunya.

Lisa merasa jika Ken itu bagai malaikat penyelamat nya, pria yang selalu ada untuk nya. Ken bahkan tidak pernah meminta untuk mengembalikan apa yang ia berikan pada gadis itu.

Sore hari tiba, Ken pun sudah pulang. Pekerjaan nya tidak terlalu banyak jadi cepat pulang, Ken terlebih dahulu mengantar bunda dan Aldi pulang, Lisa tak ikut karena masih harus istirahat.

"Lis, kamu kenapa bengong sayang?" tanya Anita.

"Eh, enggak Mah, Lisa gak bengong," ucap Lisa.

Anita duduk disebelah menantu nya itu, Anita merangkul lembut pundak Lisa. "Kamu jangan mikirin soal yang tadi, kan semuanya udah beres?" ucap Anita, Lisa menoleh melihat wajah cantik ibu suaminya itu.

Lisa mengangguk. "Iya Mah, Maaf kalau Lisa banyak ngerepotin Ken sama Mama," ucap Lisa.

"Gak sayang, kamu sudah Mama anggap putri Mama sendiri, jadi apa pun masalah kamu jangan senggan untuk cerita yah?"

"Iya Mah," ucap Lisa tersenyum.

Tin! Suara klakson mobil Ken terdengar dari luar, pria itu sudah kembali.

"Assalamualaikum, bidadari ku semua," ucap Ken masuk kedalam rumah.

"Waalaikumsalam," ucap Lisa dan Anita kompak.

"Pada meluk kok gak ajah Ken sih," ucap Ken.

"Gak muat, badan kamu kegedean,' ucap Anita membuat Lisa terkekeh.

"Dih, bukan gede Ma, tapi gagah." ucap Ken.

"Bener Lis? Gagah apa kerempeng?"

Lisa jadi kikuk ia yang pernah melihat tubuh Ken lantas menjadi malu saat mengingat kembali waktu itu. "Hahaha, gak tau Ma,"

"Kok gak tau sih, kan kamu istrinya," ucap Anita.

"Tau tuh Ma, padahal kalau tidur minta pegang-pegang perut dulu baru tidur," ucap Ken.

Lisa melebarkan matanya, mana ada seperti itu. Gadis itu mengeleng cepat. "Gak Ma! Boong!" ucap Lisa malu.

"Gak usah malu sayang, manja sama suami kan wajar," goda Anita.

"Enggak," cicit Lisa rasanya sangat memalukan.

Ken malah terkekeh melihat wajah malu-malu itu.

***

Di kamar, setelah selesai makan malam. Kedua pasutri itu kini bersiap untuk tidur. Lisa sudah menggunakan baju tidur nya, dan duduk di tepi ranjang.

Sementara Ken, pria itu masih duduk didepan laptop nya. Entah apa yang lelaki itu buat.

Lisa melirik bunga mawar yang ada di atas meja Ken, ia baru melihat bunga itu. "Ken," panggil Lisa.

"Em,"

"Itu bunga siapa?" tanya Lisa.

Ken melirik bunga yang ada disamping tangan nya, astaga ia sampai lupa dengan bunga itu. "Ohiya, gue lupa," Ken lalu berdiri dan mengambil bunga itu, ia berdiri melangkah kan kakinya mendekat kearah Lisa.

Ken duduk disebelah Lisa, jarak yang sangat dekat, Lisa menatap suaminya. "Buat Lo," ucap Ken.

"Ha?"

"Ha ho, ha ho. Ini buat Lo," ucap Ken.

"Buat gue?" tanya Lisa.

"Iya, tadi dijalan ada anak kecil yang nawarin. Kasian kalau gak kebeli," ucap Ken, Lisa lalu menerima bunga itu. Perasaan nya jadi tak menentu, ini rasanya seperti mendapat bunga dari pacar.

"M-makasih," ucap Lisa.

"Sama-sama," ucap Ken tersenyum manis.

"Ohiya, gue mau ngomong sesuatu," ucap Lisa tiba-tiba.

"Apa tuh?"

"Gue minta maaf soal ayah, gue janji bakal kebaliin uang yang Lo kasih ke ayah," ucap Lisa.

"Hahaha, emang Lo punya uang sebanyak itu? Hem?"

"Gue bakal nyicil, gue gak mau merasa berutang lagi sama Lo,"

"Gimana kalau gue minta sesuatu buat Nebus uang itu," ucap Ken dengan serius.

"A-apa?" jantung Lisa tiba-tiba berdetak lebih kencang melihat wajah serius Ken.

"Jadi istri gue selamanya!" ucap Ken tegas.

"Gue mau pernikahan ini selamanya, gue gak mau penikahan ini hanya sekedar kontrak. G-gue, gue sayang sama Lo, Lis." ucap Ken menatap lekat Lisa.

***

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang