Huek!
Huek!Pagi-pagi Lisa sudah berada di kamar mandi, perut nya terasa mual, Ken mengusap punggung istrinya dengan pelan. "Masih mual?" tanya Ken dengan lembut.
Lisa mengangguk lemah. "Mau gue panggilin Mama? Lo lemes banget gini," ucap Ken khawatir.
"Gak kok, gue masuk angin doang." ucap Lisa lemah.
Huek!
"Beneran gapapa?"
"Iya,"
Lisa melirik kearah Ken melalui kaca. "Mendingan Lo pake baju deh sana, gak risih apa?" Ken memang sedang tidak memakai baju, sebab semalam kan abis... Yah you know lah.
Itu saja hanya menggunakan boxer, karena terburu-buru mendengar istrinya yang mual-mual. "Iya bentar, gue bikinin teh anget mau?"
"Gak mau,"
"Mau istirahat ajah?"
Lisa mengangguk lemah. "Yaudah, sini gue bantu," Ken membantu istrinya kembali kekasur untuk beristirahat.
"Lo masuk angin gara-gara apa coba, kita kan semalem dikamar doang," ucap Ken.
"Gue kan lupa pake baju semalem," ujar Lisa.
"Lo sih pake ogah-ogahan meluk gue,"
"Iya lah, Lo tukang modus. Jadi takut gue deket-deket sama Lo!"
Tak mau Lisa terus mengoceh dan menyalahkan Ken pun diam.
"Lo istirahat ajah, gue kebawah dulu," ucap Ken.
"Mau ngapain?"
"Ambilin Lo air anget, bentar," Ken hendak keluar namun Lisa mencegah nya.
"Lo mau keluar pake gituan doang?" tanya Lisa terkekeh.
Ah iya, Ken sampai lupa kalau ia masih bertelanj4ng dad4. "Hehe, lupa," Ken pun mengambil kaos dan celana pendek nya. Setelah itu berjalan keluar kamar.
***
"Yakin masih udah mendingan?" tanya Ken memastikan, Ken sudah melarang nya untuk masuk hari ini. Namun Lisa tetap bersikeras untuk masuk, mual-mual nya juga sudah mereda.
"Yakin kok, udah siap juga," ucap Lisa sudah siap.
"Gue takut Lo tepar nanti di kantor," ucap Ken.
"Lo pikir gue ikan kekurangan air, hah?"
"Bukan gitu, Lo mah gak ngerti di perhatiin," ucap Ken.
"Ya Lo bawel!"
"Bukan bawel, tapi pengertian,"
"Terserah, gue mau kebawah," Lisa pun keluar, Ken geleng-geleng kepala melihat Lisa yang keras kepala.
***
Sesampainya dikantor, seperti biasa Lisa selalu meminta turun agak jauh dari pekarangan kantor, agar tidak ada yang mengetahui jika ia bersama dengan Ken.
Lisa mengecek terlebih dahulu tas milik nya, memeriksa apa bila ada yang tertinggal atau tidak. "Udah semua?" tanya Ken.
"Udah, gue keluar duluan," Lisa pun melepaskan seat belt nya lalu hendak membuka pintu.
"Bentar," cegah Ken. "Buru-buru amat sih?" ucap Ken.
"Kenapa lagi?"
"Sini deketan," ucap Ken menyuruh Lisa untuk lebih mendekat ke arah nya.
Lisa patuh, ia mencondongkan badannya kearah Ken. Jantung Lisa sudah berdebar kencang kala terlalu dekat dengan pria itu. Tangan Ken terulur kewajah Lisa, Ken menggeser posisi poni Lisa yang terlihat berantakan. "Lo nyisirnya gimana sih? Ini cocok nya ke kiri, jangan ke kanan semua," ucap Ken sembari mengatur poni milik istrinya.
"Ya gue liat bagus-bagus ajah kok," ucap Lisa lalu mundur kembali.
"Hem.. yaudah sana masuk, udah bagus itu," ucap Ken.
"Beneran udah bagus?"
"Iya, udah cantik,"
Degh Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang beterbangan dihati nya. Pagi-pagi sudah dapat pujian dari suaminya.
"Poninya, poni nya udah cantik," ucap Ken.
"Haha, iya poni gue emang cantik," ujar Lisa.
"Dahlah, mau masuk gue," ketus Lisa lalu keluar dari mobil, ia menutup pintu mobil dengan cukup keras. Didalam mobil Ken malah tertawa kecil melihat tingkah Lisa.
Lisa pun masuk dengan tepat waktu, mood nya cukup baik hari ini.
Lisa tersenyum saat bertemu dengan karyawan lain nya, ia tampak ceria hari ini. Namun.. disaat suasana hati Lisa yang sedang senang ia malah bertemu dengan Indri.
"Eh, kesayangan bos baru Dateng nih?" sindir Indri melirik tak suka pada Lisa.
Lisa acuh saja, dan terus berjalan melewati Indri. "Kok bisa samaan yah, libur nya sama Pak Kendra? Apa kalian ada main di luar kantor?" ucap Indri membuat langkah Lisa terhenti.
"Kasian banget sih pak Kendra selera nya serendah itu," Lisa mengepalkan kedua tangannya. Indri sangat berani mengatakan itu pada Lisa, apa lagi disana hanya ada mereka berdua.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kesayangan Kendra
Romance"Aku tidak peduli latar belakang keluarga mu, bersama ku kita bersama menciptakan keluarga yang bahagia. Seperti impian mu, Sayang." Tak menyangka bahwa teman SMA nya yang sangat tidak akur bahkan justru menjadi suami nya dimasa depan, karena nikah...