Bab 93

124 10 0
                                    

Lisa masuk kedalam kamar, karena udara semakin dingin ia memutuskan untuk masuk dan segera tidur. Lisa mencari keberadaan suaminya dimana, rupanya Ken sudah berbaring diatas kasur.

Lisa menyalakan lampu tidurnya lalu pergi ke kamar mandi terlebih dahulu untuk membersihkan diri nya, tak lupa mencuci muka dan menggosok gigi.

Ceklek

Ken tertidur dengan pulas, Lisa pun ikut naik keatas ranjang. Wajah Ken yang kelelahan membuat Lisa tersenyum hangat, pria itu pasti sangat lelah setelah seharian bekerja.
Lisa menaikan selimut hingga menutupi seluruh tubvh suaminya. Bukannya langsung tidur Lisa malah salah fokus melihat wajah tampan Ken yang sedang tertidur, tangan nya terulur untuk mengelus rambut panjang Ken.

"Gue udah bener-bener sayang sama Lo Ken, gue rasa Lo emang orang yang dikirim tuhan buat jagain gue dan si kecil. Gue bersyukur bisa dapet suami kaya Lo, semoga kita sama-sama terus, sampai maut memisahkan,"batin Lisa tersenyum menatap Ken.

"Ngapain?" Lisa tersentak kaget saat tangan nya dipegang oleh Ken yang tiba-tiba terbangun.

"K-kamu belum tidur?"

"Udah, tapi tiba-tiba ada orang yang ganggu aku tidur," ucap Ken dengan nada datar, seperti bukan yang Ken manis.

"Hehehe, maaf yah. Yaudah bobo deh, kamu pasti capek banget," ucap Lisa namun tangannya belum juga dilepaskan.

"Lepasin tanganku yah? Jangan di pegangin terus," ujar Lisa.

"Emang kenapa kalau aku pegang? Kamu gak suka?"

"Ng-ngak gitu Ken, kan kamu mau tidur yaudah lepasin dulu tangan kau yah?" Lisa sudah meminta dengan sangat lembut.

"Kamu gak ada inisiatif buat bujuk aku gitu? Aku lagi marah sama kamu tau!"

"Hah?"

"Hah hoh hah hoh, kamu tuh kayak Kelvin gak peka banget jadi orang." omel Ken lalu melepaskan genggamannya dan berbalik memunggungi Lisa.

Lisa malah bengong melihat sikap kekanak-kanakan suaminya. Lisa melihat ke arah Ken yang memunggungi nya.

"Ken?" Lisa menyentuh punggung Ken.

"Kamu marah? Jangan gitu dong, sini bilang sama aku, kamu marah kenapa?" tanya Lisa dengan pelan.

"Pikir aja sendiri."

Lisa menghela nafas berat. "Sayang, aku mana tau salah aku dimana kalua kamu gak ngomong? Kamu lagi cosplay jadi cewek yah?"

Ken berbalik lalu duduk, menatap lekat Lisa dengan wajah datarnya. "Ayo bilang, kenapa? Kamu marah gara-gara tebak-tebakan aku tadi, Hem?" tanya Lisa dengan senyuman manisnya.

"Ya, kenapa coba tebak-tebakan nya harus gitu? Aku mana tau kamu bilang nya beneran atau bohongan." ketus Ken.

Lisa tertawa mendengar ucapan suaminya. "Kenapa ketawa? Kamu pikir ada yang lucu?"

"Lucu tau kamu ngambek kayak gitu, yang tebak-tebakan tadi kan cuma becanda Ken,"

"Beneran bercanda doang?"

"Iyalah, kalau emang aku tertekan dan buang-buang waktu ngapain bertahan sampai sejauh ini? Sama ajah buang-buang waktu kan?"

"Hemm, tapi tetep ajah kamu tuh gak peka!"

"Peka kayak gimana sih yang kamu mau? Udah aku bujuk juga kan?"

"Iya tapi bujuk nya gak serius, panggil aku juga masih pake nama."

Lisa rasanya sangat gemas untuk mengacak-ngacak rambut Ken, banyak sekali permintaan Pakmil ini. "Yaudah maaf," Lisa memilih untuk mengalah saja saat ini.

Ken memalingkan wajahnya kearah lain. "Maaf yah?"

"Hem,"

"Sini peluk?" Lisa merentangkan kedua tangannya dan tersenyum manis, seperti yang Ken suka katakan jika senyuman Lisa itu membuatnya semangat.

Ken menoleh, seperti anak kecil yang langsung masuk kedalam pelukan ibunya.

"Aku tuh maunya dibujuk tau, kamu gak peka. Aku dari tadi nungguin kamu malah diem ajah," Ken memeluk erat tubuh istrinya.

Lisa terkekeh geli, ia baru melihat sisi manja Ken yang seperti ini apa ini pengaruh dari kehamilan nya?

"Aku gak tau cara bujuk cowok, kamu juga aneh kenapa tiba-tiba ngambek kaya gini coba?"

"Gak tau,"

"Hem, yaudah sekarang bobo yuk? Udahan ngambek nya yah?" ucap Lisa mencoba membujuk bayi besar nya.

"He'em, tapi sambil pelukan yah?"

"Iya,"

"Kiss juga."

"Iya."

"Kiss yang lama!"

"Gak mau, nanti bisa panjang urusannya, kamu mana mau kalau cuma kiss doang,"

"Ngak mau, mau yang lama, Sa!"

"Yaudah iya-iya! Ihh heran deh manjanya kayak bayi." ucap Lisa kesal.

"Nada nya marah gitu,"

Lisa menutup matanya menarik nafas lalu membuang secara perlahan. "Enggak marah, cuma gemes ajah sama tingkah kamu tuh, ayo tidur yang bener, gak ada penawaran lagi. Kalau gak nurut aku tidur ajah dikamar tamu." ancam Lisa.

"Galak banget sih, yaudah ayo tidur, tapi pelukan yah? Jangan ditinggal akunya " ucap Ken.

"Iya, dari tadi juga kan aku ngajak tidur,"

Akhirnya Ken menurut lalu merebahkan dirinya disebelah istrinya, Ken segera memeluk tubuh Lisa dengan erat, Ken merasa nyaman di pelukan istrinya.

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang