Bab 6

279 16 0
                                    

#GADIS_BAR_BAR_MILIK_CEO_NYEBELIN
#Bab6

"Lis, balik bareng yuk," ajak Rina di depan ruangan Lisa.

"Boleh deh, tunggu gue beresin ini dulu," ujar Lisa membereskan mejanya dan mengambil tasnya.

"Yuk!" Mereka pun berjalan bersama keluar kantor dan menuju parkiran untuk mengambil motor Lisa.

"Rina!" panggil Kelvin dari belakang mereka.

Rina dan Lisa menoleh. "Ada apa, Pak?" tanya Rina.

"Kamu pulang sama saya," ucap Kelvin.

"Hah? Saya udah nebeng sama Lisa pak,"

"Rumah kamu sama Lisa beda arah, lagi pula ada yang mau saya bicarakan sama kamu," ujar Kelvin menarik tangan Rina.

"Ih.. pak jangan tarik-tarik! Mau bicarakan apa sih?"

"Udah Rin, ikut ajah sana. Daripada jadi ribet," ujar Lisa.

"Ish.. oke! Saya ikut sama bapak," ucap Rina kesal.

"Kami duluan," ucap Kelvin singkat Lisa hanya membalas dengan senyuman.

"Kenapa sih, bapak akhir-akhir ini sering gangguin saya?"

"Nanti juga kamu tau,"

Rina menatap sebal pria yang disamping nya itu, ingin sekali ia mengacak-acak wajah nya yang menyebalkan itu.

***

Di parkiran Lisa pun mengeluarkan motornya, saat menarik motornya ada tangan besar yang menahan nya dari belakang. Lisa menoleh disana ada Ken yang menahan motornya.

"Lo lagi? Lepasin gue mau balik," ucap Lisa.

"Gak bakal, kenapa tadi Lo gak anggap gue teman Lo," sewot Ken.

Lisa turun dari motornya dan berdiri di depan Ken.

"Karena gue kesel sama Lo! Kalau gue tau ini perusahaan milik keluarga Lo, gue gak bakal kerja disini," ucap Lisa kesal.

"Kesel kenapa coba? Emang Lo gak kangen sama gue? Udah lama loh kita gak ketemu," ucap Ken.

"Lo tuh ngeselin, gak capek gangguin gue Mulu?"

"Enggak!"

Tring! ponsel Lisa berdering dari dalam tasnya, Lisa mengambil ponselnya lalu melihat siapa yang menelpon. Tertera nama Aldi disana.

"Halo Al, kenapa?"

"Kak, pulang cepet! Bunda pingsan!"

"Apa? Yaudah tunggu kakak! Kakak pulang sekarang!" Lisa langsung mematikan ponselnya dan menarik motornya lagi dan menyalakan nya.

"Ada apa? Ada masalah?" tanya Ken.

"Ih.. kenapa sih nih motor," motor Lisa tiba-tiba mati tak mau menyala.

"Motor Lo mogok lagi?"

"Ken, bantuin gue! Bunda pingsan!" ucap Lisa panik.

"Bunda? Yaudah ayo, gue anter Lo pake mobil gue," Lisa mengangguk mengikuti Ken menuju mobilnya.

***

Lisa langsung turun dan masuk kedalam rumah, Ken mengikuti nya dari belakang ikut masuk kedalam, dan langsung masuk kedalam kamar bundanya. disana Aldi sedang duduk ditepi ranjang.

"Bunda!" Lisa menghampiri bunda nya lalu memeluk nya erat.

"Bunda tadi pingsan di dapur kak," ucap Aldi.

"Kok bisa?"

"Kayanya kecapean, Aldi udah ngelarang, tapi bunda mau masak banyak buat kak Lisa," ucap Aldi.

"Yaampun Bun,"

"Gak mau dibawa kerumah sakit ajah, Lis?" ucap Ken di ambang pintu.

Aldi baru menyadari keberadaan Ken disana. "Kakak siapa?" tanya Aldi.

"Gue.."

"Dia temen kakak,"

"Oh... Kirain pacarnya,"

"Paan sih Al, mending kamu ke kamar sana,"

"Gak! Nanti kalian berduaan lagi disini," sewot Aldi.

"Kan disini ada bunda, mana bisa berduaan,"

"Gue pulang ajah, adek Lo sensi banget gue disini," ujar Ken.

"Bukan sensi! Tapi antisipasi," ucap Aldi.

"Iya deh, bocil,"

"Gue gak bocil," sewot Aldi.

"Terus apa? Kurcaci?"

"Dasar Kakak jelek!"

"Heh!" Ken melototkan matanya, berani sekali bocah itu mengatai nya jelek.

"Udah! Malah berantem sih? Aldi gak boleh gitu. Ken tadi bantuin kakak kesini saat motor kakak mogok," ucap Lisa.

"Maaf kak,"

"Minta maaf sama kak Ken," suruh Lisa.

Ken merasa di bela pun memasang wajah tengilnya.

"Maaf," ucap Aldi singkat.

"Dih, gak ikhlas banget,"

"Lo juga, udah lah. Sama anak kecil kok baperan," ucap Lisa.

Aldi tertawa kecil melihat Ken di ejek oleh kakaknya. "Awas lo bocil," ujar Ken menatap sinis Aldi.

***

"Makasih udah anterin gue," ucap Lisa saat mengantar Ken keluar rumahnya.

"Santai, gue seneng bisa bantu,"

"Gue balik dulu," ucap Ken.

"Iyah,"

"Inget besok jangan telat," ucap Ken.

"Iya pak Bos," Ken pun menjalan kan mobil nya meninggalkan rumah Lisa.

***

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang