Bab 37

165 5 1
                                    

Pagi itu Lisa sudah bangun duluan setelah menunaikan ibadah sholat subuh, sedangkan Ken, pria itu masih tidur dengan nyenyak disofa.

Lisa jongkok didepan wajah Ken, wajah tampan nya sangat teduh jika sedang tidur. Hidung mancung dan alis tebal menambah ketampanan nya. Lisa jadi tidak tega mau membangunkan nya, tapi mereka harus ke kantor.

Dengan terpaksa Lisa menggoyangkan pelan lengan Ken. "Ken, oy, bangun," ucap Lisa pelan.

Pria itu tetap menutup matanya. Lisa terus berusaha membangunkan pria itu. "Ken bangun, Lo gak masuk apa? Kita ngantor tau," ujar Lisa.

"Ken!" Lisa menepuk-nepuk pelan pipi pria itu. Ken menangkap tangan Lisa yang ada dipipinya. "Eh,"

"Lepas Ken, bangun gak Lo," ancam Lisa, namun tangan nya masih digenggam oleh Ken.

"Bentar dulu sayang, aku masih ngantuk," ucap Ken dengan suara serak khas orang baru bangun.

Lisa menatap pria itu dengan ekspresi merinding. "Sayang pala Lo, bangun gak!"

Ken mengerjap-ngerjapkan matanya, yang pertama ia lihat adalah wanita yang baru menjadi istrinya kemarin. "Lepasin tangan gue," ucap Lisa.

Ken menatap tangan nya, lalu menatap sayu gadis itu. "Tangan Lo kok dingin? Abis mandi yah?" tanya Ken.

"Gue abis wudhu tadi, Lo bangun dan mandi cepetan,"

Ken lalu duduk dengan wajah muka bantal nya. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Jam berapa sih?" tanya Ken.

"Setengah enam,"

"Oh, masih bisa kali tidur bentar lagi," ucap Ken.

"Heh, enak ajah. Bangun cepet,"

Ken melirik Lisa. "Kiss morning nya mana?" Pria itu memajukan b1bir nya beberapa senti

Lisa spontan menyentil b1bir Ken. "Duh, kok disentil sih?"

"Lo jangan bikin gue kesel pagi-pagi dengan tingkah konyol Lo deh, mandi cepet atau gue tinggal," ucap Lisa lalu berdiri dan berjalan kearah dapur.

Ken menatap punggung gadis itu. "Galak banget, awas ajah nanti bucin sama gue," gumam Ken.

Pria itu menguap sesekali lalu berjalan masuk kedalam kamar mandi.

***

Saat sarapan dimeja sudah tersedia makanan yang disiapkan dari hotel.

"Kita berangkat bareng?" tanya Lisa.

"Iyalah, emang kenapa?"

"Gue takut ajah kalau semua karyawan tau," ucap Lisa pelan.

"Ck, udah berapa kali gue bilang? Gak usah dengerin kata orang. Lo terlalu overtingking, heran gue," ucap Ken.

"Lo Mah enak, bos besar pasti gak ada yang berani omongin, sedangkan gue?"

"Terus? Apa Lo mau kalau gue umumkan pernikahan kita dipublik?"

"Eh, jangan, kita udah sepakat gak akan ada yang tau pernikahan kontrak ini,"

Ken teringat dengan surat kontrak itu. "Apa Lo masih mau lanjutin kontrak itu?" tanya Ken.

"Iyalah, gue bantuin Lo karena Lo udah banyak bantuin keluarga gue."

Lisa memasukan roti berselai nanas itu kedalam mulutnya. "Tapi kalau misalnya gue cinta beneran sama Lo, gimana?" ucapan Ken lantas membuat Lisa tersedak.

Uhuk!

Ken menyodorkan gelas berisi susu putih pada istrinya. "Gak usah kaget gitu juga kali," ucap Ken.

"Inget, Lo gak boleh jatuh cinta sama gue," ucap Lisa.

"Dih, emang Lo yang ngatur perasaan gue?"

"Pokoknya, Don't let you fall in love with me,"

"There's no need to control my feelings, we'll see,"

***

"Setelah ini kita bakal tinggal dimana?" tanya Lisa pada Ken yang sedang menyetir.

Ken menoleh sejenak lalu kembali fokus menyetir. "Sementara dirumah Mama dulu, rumah kita masih direnovasi,"

"Rumah kita?"

"Iyalah, Lo mau tinggal sama Mama terus?"

"Iya juga sih, tapi rumahnya gak jauh kan dari sini. Gue masih sering-sering jengukin bunda,"

"Deket kok,"

"Oke, jangan lupa janji Lo, uang bulanan gue sepuluh Jeti," ucap Lisa mengingat.

"Yaelah, cepet banget kalau soal duit," Ken memberhentikan mobilnya, karena lampu lalulintas berubah menjadi merah.

Pria itu mengeluarkan handphone. "Tuh, gue udah transfer, buat bulan ini. Jangan boros," ucap Ken.

Lisa melihat handphone, benar Ken sudah mentransfer uang yang ia minta Namun yang Ken berikan diluar ekspektasi nya. "Lo gak salah? Banyak banget ini, gue cuma minta sepuluh juta. Kenapa malah lima puluh," ucap Lisa.

"Kenapa? Kurang?"

"Eh, enggak. Ini kebanyakan Ken, gue transfer balik," ucap Lisa. Namun Ken menghentikan nya.

"Jangan, itu buat Lo gak usah dibalikin. Gue dulu pernah janji Kediri gue sendiri, kalau udah punya istri nanti gue gak akan pelit," ucap Ken. Lampu sudah berganti hijau Ken lalu menginjak pedal gas.

"Tapi gue kan cuma istri-"

"Kontrak? Gapapa kali, selagi Lo jadi istri gue semua kebutuhan Lo gue yang penuhi,"

"Makasih,"

"Dan, kita kan gak tau kedepan gimana? Mungkin hubungan kita bakal lama?" ucap Ken menoleh pada Lisa dan tersenyum manis.

***

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang