Bab 49

245 10 0
                                    

|| Ingin Sendiri ||

Ken langsung membawa Lisa pulang kerumah, lelaki itu juga tak lupa menelpon dokter untuk memeriksa keadaan Lisa nanti nya. Sebab kondisi Lisa yang sangat lemah, Lisa sedari tadi hanya menangis dan Ken terus memeluk istrinya itu dengan erat. Tak lama Ken merasa Lisa tak menangis lagi, ia menepuk pelan pipi gadis itu. "Lis?" panggil ken.

"Seperti nya dia pingsan, Pak," ujar Kelvin yang sedang menyetir.

"Cepat bawa mobil nya segera kerumah saya," perintah Ken

Kelvin mengangguk dan menambah kecepatan mobil nya agar cepat sampai kerumah ken.

Sesampainya dirumah Ken, pria itu langsung mengendong Lisa untuk masuk kedalam rumah. Bunda dan Anita yang sedang duduk diruang tamu di kaget kan dengan Ken yang masuk dengan mengendong Lisa melangkah tergesa-gesa naik ke atas tangga kamar nya.

"Ken!" panggil Anita berjalan mengikuti putra nya bersama dengan bunda.

Ken lalu membaringkan Lisa di atas kasur king size nya dengan perlahan.

"Astaghfirullah, Lisa!"  pekik bunda kala melihat kondisi putri nya yang terbaring lemah di atas kasur.

Wanita paruh baya itu langsung mendekat dan memeluk Lisa dengan erat.

"Ada apa sebenarnya Ken?" tanya Anita menatap wajah Ken.

"Lisa di culik Ma, dan orang itu hampir memperk*sa Lisa," lirih Ken menatap wajah Lisa yang dipeluk bunda.

Anita menutup mulut akibat terkejut mendengar penuturan Ken. "Ya Tuhan, terus gimana dengan orang itu? Apa tertangkap?" tanya Anita, ia juga ikut marah karena mendengar kejadian yang menimpa menantu satu-satunya itu.

"Sudah di amankan polisi, Ma. Dan Ken pastikan orang itu memb*suk dipenjara," ujar Ken.

"Syukurlah, Mama sangat khawatir dengan Lisa. Sekarang panggil lah dokter Vanya untuk memeriksa keadaan Lisa," ucap Anita, dokter Vanya adalah dokter muda anak teman arisan Anita.

"Udah Ma,"

Sekitar dua puluh menit, dokter Vanya akhirnya datang dan segera memeriksa kondisi Lisa, bunda dan Anita berada di sana untuk menemani nya. Ken, pria itu sedang pergi untuk menjemput Aldi.

"Bagaimana? Apa ada yang serius dengan kondisi fisik nya?" tanya Anita.

"Kondisi nya sangat lemah, sepertinya saat disandera ia tidak makan apa pun. Sebaiknya saat dia bangun nanti beri kan vitamin padanya," ucap dokter Vanya.

"Baik dok," ucap Anita.

"Dan... Saya khawatir jika Lisa akan trauma dengan kejadian itu," sambung dokter Vanya.

Bunda menutup mulutnya dengan tangan nya. Lisa yang malang, ia sangat kasihan dengan putri nya itu.

Setelah selesai dokter Vanya pamit untuk pergi, Ken pun juga sudah datang dan langsung menemani istrinya. Sementara Anita mengantar dokter Vanya keluar.

"Saya harap yang bertanya dulu tentang peristiwa itu pada Lisa, takutnya dia nanti malah teringat dengan kejadian yang menimpa nya." ucap dokter Vanya pada Anita.

Anita menghela nafas panjang. "Baik, kami akan menjaga nya dengan baik. Terima kasih Vanya," ucap Anita.

Dokter Vanya tersenyum dan mengangguk, lalu dokter muda itu berjalan menuju mobil nya dan berlalu dari rumah Ken.

Di dalam kamar Ken, pria itu terus memandang wajah teduh Lisa yang tertidur. Ia tak bisa membayangkan bagaimana Lisa selama disana tiga hari itu. Ken menggenggam tangan Lisa dan mencium nya.

"Maaf..." lirih Ken.

"Eugh.." lenguh Lisa menggeliat, Ken mengangkat kepalanya memandang wanita nya.

"Lis?" Ken mengelus pucuk kepala Lisa dengan lembut.

Lisa menoleh ke arah suaminya, merasakan tangan Ken di atas kepalanya Lisa menghindar. Ken mengerutkan keningnya, Lisa juga menarik tangan nya dari genggaman Ken.

"Lis, Lo udah sadar? Minum dulu yah?" Ken lalu mengambil segelas air dan menyodorkan nya pada Lisa.

Lisa mengeleng cepat gadis itu menarik selimut menutupi tubuhnya sampai ke d4da. "Kenapa? Ini gue Ken, semua orang jahat itu udah pergi kok," ucap Ken lembut.

"Pergi," ucap Lisa pelan.

"Ha?"

"Pergi!" sentak Lisa membuat Ken terkejut.

"Gue udah kotor Ken, g-gue gak pantes buat siapapun sekarang," ucap Lisa dengan nada getir.

"Gak, Lo gak kotor! Jangan ngomong kaya gitu," ucap Ken.

Lisa masih saja menangis, ia memeluk dirinya sendiri. Ken mencoba mendekat untuk memeluk gadis itu. "Jangan mendekat!" ujar Lisa membuat langkah Ken terhenti.

"Gue mau sendiri," lirih Lisa.

Ken menghembuskan nafas kasar. "Oke, gue gak akan maksa, tapi jangan nangis Lis. Gue gak tega liat Lo kaya gitu," pinta Ken.

Lisa menunduk dan masih terisak. "Gue bakal keluar, dan akan kembali lagi setelah Lo tenang, Lo istirahat yah?" Lisa tak menjawab Ken lalu berjalan pelan ke arah pintu menutup pintu itu dengan pelan.

Lisa menoleh ke arah pintu yang di tutup Ken. Lalu pandangannya mengarah pada semangkuk buah apel yang ada di meja dekat kasur nya, namun fokus nya bukan pada apel itu tapi pada pisau buah yang ada di atas apel itu.

***

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang