Bab 91 Kembali Berduka

217 17 3
                                    

Eyow balik lagi dengan cerita Ken dan Lisa disini...

Suasana duka yang kembali menyelimuti keluarga Lisa, setelah kepergian Bunda yang begitu mendadak membuat Lisa dan Aldi begitu terpukul. Dan kini, mereka kembali merasakan kehilangan sosok ayah, keluarga satu-satunya yang mereka miliki.

Aldi berdiri menatap gundukan tanah yang sudah ditaburi bunga, matanya memerah. Anak laki-laki itu sekuat tenaga menahan tangis nya, menahan sesak di dadanya yang teramat sangat pedih.

Bohong jika Aldi tidak merasa sedih, namun ia masih mengingat kalau Wisnu juga yang telah membuat Bunda tiada.

Mengapa Tuhan memberi takdir sesakit ini?

Ken menepuk pundak Aldi dengan pelan. Aldi menoleh kearah Ken, pria itu tersenyum. "Ikhlaskan, maafkan semua kesalahan ayah, Al." ucap Ken.

Aldi berusaha tersenyum, senyuman yang teduh itu menyimpan rasa sakit yang dalam. Aldi mengangguk pelan, rasanya ia tak sanggup untuk berbicara banyak.

Usai menabur bunga diatas rumah abadi sang ayah, Lisa menatap batu nisan yang bertuliskan nama WISNU PRAYANTA.

Anita turut berduka atas kehilangan yang dirasakan oleh menantu satu-satunya itu. "Yang kuat yah, Sayang?" ujar Anita mengelus rambut Lisa yang tertutupi kain hitam.

"Iya, Mah." Lisa tak tau harus mengatakan apa.

Meskipun Wisnu banyak memberikan luka pada dirinya namun Lisa tak bisa melupakan kasih sayang yang pernah pria itu berikan pada nya sebelum Wisnu menjadi jahat dan suka membuat onar, Wisnu pernah menjadi sosok ayah yang bertanggung jawab bagi keluarganya.

Seluruh teman-teman juga ikut hadir pada saat pemakaman Wisnu, teman-teman mereka mencoba untuk menguatkan Lisa dan juga Aldi.

Makam Bunda dan Wisnu bersebelahan, Lisa yang memintanya. Supaya jika ia dan Aldi nanti ingin berkunjung tak harus jauh-jauh perginya.

"Sa, kita pulang yuk? Langit udah gelap, kayaknya mau hujan." ucap Ken mengajak istrinya untuk segera pulang.

"Ayo, Sayang."

Lisa berdiri dibantu oleh Ken, Lisa melirik kearah Aldi yang menatap nanar gundukan tanah itu.

Lisa merangkul pundak adiknya. "Kita pulang."

"Iya, Kak."

Mereka pun berjalan pergi, sebelum benar-benar meninggalkan tempat itu, Aldi menoleh.

"Aldi sama kak Sasa pulang dulu, Bunda, Ayah. Semoga kita semua bisa bertemu lagi." batin Aldi.

***

Seminggu berlalu dengan cepat, Lisa dan Aldi sudah mulai bisa menerima kenyataan bahwa kini kedua orang tua mereka sudah tiada.

Tiga hari yang lalu, Lisa dan Ken sudah mengunjungi dokter kandungan untuk memeriksa usia kandungan Lisa.

Usia kandungan Lisa baru memasuki enam Minggu, masih sangat rentan. Lisa harus benar-benar menjaga kehamilan nya, dokter juga menyarankan agar wanita itu tidak banyak pikiran hingga stres.

Kedua nya pun sudah tak tinggal lagi bersama dengan Anita, rumah yang Ken siapkan untuk nya dan Lisa sudah selesai. Kini keduanya tinggal dirumah mewah yang Ken berikan sebagai bentuk cinta nya untuk istrinya.

Tak hanya berdua, seperti janji Ken dulu, Aldi ikut tinggal bersama dengan mereka.

Sore itu, Lisa duduk sendirian di ruang tengah menunggu Ken pulang. Aldi, bocah itu sedang pergi bersama teman-teman nya.

Tin!

Yang ditunggu-tunggu pun tiba, suara klakson mobil Ken berbunyi. Pria itu sudah pulang, Lisa bangkit dari duduk nya. Semenjak hamil Lisa tak mau jauh-jauh dari Ken, ia begitu antusias jika sudah masuk jam pulang suaminya.

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang