Bab 32

171 5 2
                                    

Setelah kenyang dengan makanan hasil malak dari Ken, mereka semua pulang kerumah masing-masing. Nata dan kheitya pun sudah berbaikan, Keyla dan suaminya pun pulang juga. Tersisa Lisa dan Ken disana.

"Makasih yah atas traktiran nya, Pak bos," ucap Lisa terkekeh kecil.

Ken melirik sinis Lisa, jika saja kalau bukan Lisa yang meminta mana mau ia mengeluarkan duitnya sebanyak itu huh.

"Rese banget Lo! Gue jadi tekor nih," ketus Ken.

"Yaelah, gitu doang. Kan harta Lo banyak bahkan bisa sampe tujuh turunan," ujar Lisa.

Lisa berjalan mendekati motornya pria itu mengikuti nya dari belakang dengan wajah cemberut kaya baju belum di setrika.

Lisa duduk diatas motornya berbalik menghadap Ken. "Udah sih, muka kok ditekuk gitu. Tambah jelek tau," ejek Lisa.

"Enak ajah ngatain gue jelek, ganteng gini coba," mulai deh jiwa kepedean Ken mulai keluar.

"Narsis, muka Lo kaya kanebo," ujar Lisa.

"Enak ajah, muka gue tuh ibarat Gabriel prince, you now?" ucap Ken.

"Terserah deh, asalkan Lo bahagia," ucap Lisa mengambil helm dan memakai nya.

"Lo abis ini mau kemana?"

"Pulang lah, kemana lagi?"

"Jalan-jalan yuk, ke mall. Bosen gue dirumah sekalian cuci mata, siapa tau Disana ada yang bening-bening," ucap Ken mengangkat kedua alisnya.

"Dih, dasar. Pasti Lo mau liat cewek-cewek cantik di sana kan?" ketus Lisa.

"Boleh sih, hahah,"

Lisa merotasi kan bola matanya. "Becanda, gue mau ajak Lo makan. Sekalian belanja apa ajah deh asal Lo temenin gue," ucap Ken.

"Males, gue mau rebahan ajah dirumah,"

"Penyakit remaja, healing bro. Dirumah bosen tau,"

"Gak minat!"

"Gue traktir es krim deh,"

"Oke gas,"

Jika sudah menyangkut jajanan favorit nya Lisa tak akan bisa menolak, apa pun akan dia lakukan. Dan yah, mereka berdua jalan-jalan ke mall, berdua ajah Lo semua gak diajak wkwk.

***

Sesampainya di mall Lisa dan Ken pertama-tama mencari tempat penjual es krim agar Lisa tidak merasa dibohongi. Bisa saja kan Ken itu hanya membohongi nya saja.

Setelah puas memakan es krim, Ken mengajak Lisa untuk membeli baju. Lisa awalnya menolak karena toko baju yang dipilih Ken itu isinya mehong semua. Dompet Lisa rasanya ingin menangis melihat harga baju-baju itu.

"Apaan nih, baju gini harga nya lima ratus ribu?" Lisa protes pada Ken karena melihat sebuah baju kekurangan bahan itu memiliki harga yang fantastis.

"Iya, Lo mau?"

"Kagak, mendingan duit nya gue pake buat borong es krim," ujar Lisa.

Ken terkekeh renyah, ada-ada saja gadis ini membuatnya gemas. "Yaudah pilih ajah yang mana Lo mau, nanti gue yang bayarin," ucap Ken.

"Jangan disini deh, ditanah Abang kaya gini lima puluh ribu dapet dua ege," gerutu Lisa.

"Disini sama disana beda sayang,"

Lisa seketika melirik Ken yang tersenyum begitu manis padanya. "Apa sih Lo? Kesambet yah?"

"Kenapa sih? Kalau gue usilin Lo salah juga, heran kenapa gue selalu salah Dimata Lo?"

"Bukan gitu, merinding gue liat Lo senyum gitu. Biasa-biasa ajah yah? Jadi Ken yang gue kenal jangan bertingkah aneh," ujar Lisa.

Ken bukannya tersinggung malah tertawa. "Iya deh, yuk lanjut," ajak Ken menarik tangan Lisa menuju toko selanjutnya.

Lisa tertarik dengan satu toko yang menurut nya cocok dengan kemauannya. Ken menurut saja dengan gadis itu.

Disana tidak ramai cuma ada beberapa pelanggan saja, tapi Lisa malah tertuju pada satu orang disana seperti tidak asing baginya. Lisa menarik pelan ujung baju Ken, pria itu menoleh menaikan satu alisnya seperti bertanya kenapa.

"Liat deh, kok cewek itu mirip sama mantan calon istri Lo?" Lisa menunjuk kearah wanita yang sedang memilih baju disana.

"Niki maksud Lo?" Lisa mengangguk.

"Lo gak mau samperin?" tanya Lisa.

"Dih, ngapain? Gak ada kepentingan samperin cewek modelan ondel-ondel itu," ucapan Ken sontak membuat Lisa terkekeh.

"Apa? Ondel-ondel? Emang boleh se-ondel-ondel itu?" ucap Lisa menahan tawanya.

"Bowlehh," keduanya cekikikan sendiri disana.

Tak lama Niki yang berdiri sendirian dihampiri seorang pria dengan jas hitam, bertubuh atletis dan tampan, tapi tetep gantengan Ken.

Lisa memperlihatkan pria itu dengan seksama wajah yang tak asing baginya. "K-kak Bara?" ucap Lisa saat pria bernama bara itu menoleh kearahnya.

"Sasa?"

***

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang